Tata Cara Sholat Lengkap dari Takbir Hingga Salam & Dzikir Setelahnya

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Allah Subhanahu wa Ta'ala mewajibkan atas setiap Muslim dan Muslimah lima Sholat dalam sehari semalam, yaitu: Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya', dan Subuh.

Persiapan

Orang yang hendak Sholat harus berwudhu, kemudian berdiri menghadap kiblat, dekat dengan sutroh (penghalang) dengan jarak antara dirinya dan sutroh sekitar tiga hasta (± 2,25 meter), dan antara tempat sujudnya dengan sutroh sekitar jarak lewatnya seekor kambing (± 0,5 meter). Janganlah ia membiarkan sesuatu melewati antara dirinya dengan sutroh-nya. Siapa yang melewati antara orang yang Sholat dengan sutroh-nya maka ia berdosa. Abu Juhaim Rodhiyallahu 'Anhu berkata: Rosulullah bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ، لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِيْنَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ

“Seandainya orang yang lewat di depan orang yang Sholat mengetahui dosa yang ditanggungnya, niscaya berdiri empat puluh (tahun) lebih baik baginya daripada melewati di depannya.” (HR. Al-Bukhori no. 510 dan Muslim no. 507)

Niat

Orang yang hendak Sholat berniat dengan hatinya untuk melakukan Sholat, kemudian bertakbir dengan takbirotul ihrom, yaitu mengucapkan: “Allahu Akbar”. Ia mengangkat kedua tangannya: terkadang bersamaan dengan takbir, terkadang setelah takbir, dan terkadang sebelumnya. Ia mengangkat keduanya dalam keadaan jari-jari terbentang (rapat tidak menggenggam), telapak tangannya menghadap kiblat hingga sejajar dengan pundaknya, dan terkadang ia mengangkatnya hingga sejajar dengan cuping telinganya. Ia melakukan cara ini sekali, dan cara yang lain di waktu yang lain, untuk menghidupkan Sunnah dan mengamalkannya dengan berbagai cara yang disyariatkan.

Kemudian ia meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya, atau pergelangan tangan atau lengan bawah, dan meletakkan keduanya pada dadanya. Terkadang ia menggenggam tangan kiri dengan tangan kanan dan meletakkan keduanya pada dadanya, sambil memandang dengan khusyu' ke tempat sujudnya.

Istiftah

Kemudian ia memulai Sholatnya dengan doa-doa dan dzikir-dzikir yang diriwayatkan, di antaranya:

1 - Mengucapkan:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana dibersihkan kain putih dari kotoran. Ya Allah, basuhlah aku dari dosa-dosaku dengan salju, air, dan embun beku.” (HR. Al-Bukhori no. 744 dan Muslim no. 598)

2 - Atau mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu, Maha Berkah nama-Mu, Maha Tinggi keagungan-Mu, dan tidak ada Robb selain Engkau.” (HR. Abu Dawud no. 775 dan At-Tirmidzi no. 243)

3 - Atau mengucapkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Ya Allah, Robb Jibril, Mikail, dan Isrofil, Pencipta langit dan bumi, Yang Mengetahui yang ghoib dan yang nyata, Engkau yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam perkara yang mereka perselisihkan. Tunjukilah aku kepada kebenaran yang diperselisihkan mereka dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjuki siapa yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus.” (HR. Muslim no. 770)

4 - Atau mengucapkan:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Allah Maha Besar dengan kebesaran yang sempurna, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah di pagi dan petang hari.” (HR. Muslim no. 601)

5 - Atau mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, dan penuh berkah.” (HR. Muslim no. 600)

Ia mengucapkan secara bergantian ragam di atas pada Sholat-Sholat, untuk menghidupkan Sunnah dan mengamalkannya semuanya.

Ta’awudz

Kemudian ia mengucapkan secara pelan:

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

Atau mengucapkan:

أَعُوذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ، وَنَفْثِهِ

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari bisikannya, kesombongannya, dan godaannya.” (HR. Abu Dawud no. 775 dan At-Tirmidzi no. 242)

Basmalah

Kemudian ia mengucapkan secara pelan:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (HR. Al-Bukhori no. 743 dan Muslim no. 399)

Al-Fatihah

Kemudian ia membaca Al-Fatihah dan berhenti di akhir setiap ayat. Tidak sah Sholat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah di dalamnya. Wajib membaca Al-Fatihah secara pelan dalam setiap rokaat kecuali pada Sholat yang dijahrkan (dikeraskan) oleh imam, maka ia mendengarkan bacaan imam.

Apabila selesai dari membaca Al-Fatihah, ia mengucapkan “Aamiin” baik sebagai imam, makmum, maupun munfarid (Sholat sendirian). Ia memanjangkan suaranya dalam membacanya. Imam serta makmum menjahrkannya bersama-sama dalam Sholat-Sholat yang dijahrkan.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu 'Anhubahwa Nabi bersabda:

إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Apabila imam mengucapkan aamiin maka ucapkanlah aamiin, karena siapa yang aamiin-nya bersamaan dengan aamiin-nya para Malaikat, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Ibnu Syihab berkata: “Rosulullah mengucapkan 'Aamiin'.” (HR. Al-Bukhori no. 780 dan Muslim no. 410)

Kemudian ia membaca setelah Al-Fatihah satu surat, atau sebagian yang mudah dari Al-Qur'an dalam setiap dua rokaat yang pertama. Terkadang ia memanjangkan, dan terkadang memendekkan jika ada halangan seperti safar, batuk, sakit, atau tangisan anak kecil. Ia membaca surat yang lengkap dalam kebanyakan keadaannya, dan terkadang membaginya dalam dua rokaat, dan terkadang mengulanginya seluruhnya dalam rokaat kedua, dan kadang-kadang ia menggabungkan dalam satu rokaat antara dua surat atau lebih. Ia melagukan Al-Qur'an dengan tartil dan memperindah suaranya dengannya.

Ia menjahrkan bacaan dalam Sholat Shubuh, dan dalam dua rokaat pertama dari Maghrib dan Isya'. Ia mepelankan bacaan dalam Sholat Zhuhur dan Ashar, rokaat ketiga dari Maghrib, dan dua rokaat terakhir dari Isya'. Ia berhenti di akhir setiap ayat.

Menurut Sunnah, yang dibaca dalam Sholat lima waktu adalah sebagai berikut:

1 - Sholat Subuh:

Ia membaca di dalamnya setelah Al-Fatihah dalam rokaat pertama dengan surat-surat panjang dari mufashshol (Qof sampai An-Nas) seperti Qof dan semisalnya, dan terkadang ia membaca dengan surat-surat sedang dan pendek dari mufashshol seperti At-Takwir dan Al-Zalzalah dan semisalnya, dan terkadang ia membaca dengan yang lebih panjang dari itu. Ia memanjangkan rokaat pertama dan memendekkan yang kedua. Ia melakukan Sholat pada hari Jumat dengan As-Sajdah dalam rokaat pertama, dan dalam rokaat kedua dengan surat Al-Insan.

2 - Sholat Zhuhur:

Ia membaca dalam dua rokaat pertama setelah Al-Fatihah dengan satu surat dalam setiap rokaat. Ia memanjangkan rokaat pertama lebih dari yang kedua, dan terkadang ia memanjangkan bacaan, dan terkadang ia membaca dari surat-surat pendek. Ia membaca dalam dua rokaat terakhir setelah Al-Fatihah lebih pendek dari dua rokaat pertama, sekitar lima belas ayat, dan terkadang ia cukup dengan Al-Fatihah saja dalam dua rokaat terakhir. Imam terkadang memperdengarkan kepada mereka satu ayat.

3 - Sholat Ashar:

Ia membaca dalam dua rokaat pertama setelah Al-Fatihah dengan satu surat dalam setiap rokaat. Ia memanjangkan rokaat pertama lebih dari yang kedua. Dalam dua rokaat pertama Zhuhur sekitar 30 ayat dalam dua rokaat, dan dalam dua rokaat pertama Ashar sekitar 15 ayat dalam dua rokaat. Ia menjadikan dua rokaat terakhir dari Ashar setengah dari dua rokaat pertama, dan ia membaca di keduanya dengan Al-Fatihah. Imam terkadang memperdengarkan kepada mereka.

4 - Sholat Maghrib:

Ia membaca di dalamnya terkadang setelah Al-Fatihah dengan surat-surat pendek dari mufashshol , dan terkadang dengan surat-surat panjang dan sedang dari mufashshol , dan terkadang ia membaca dalam dua rokaat dengan Al-A'rof, dan terkadang dengan Al-Anfal dalam dua rokaat.

5 - Sholat Isya':

Ia membaca dalam dua rokaat pertama setelah Al-Fatihah dari surat-surat sedang mufashshol.

Mufashshol adalah Qof sampai An-Nas. Yang panjang darinya: Qof sampai An-Naba. Yang sedang darinya: An-Naba sampai Adh-Dhuha. Yang pendek darinya: Adh-Dhuha sampai An-Nas.

Rukuk

Kemudian apabila selesai dari bacaan, ia diam sejenak, kemudian mengangkat kedua tangannya sejajar dengan pundaknya atau telinganya, sambil mengucapkan: “Allahu Akbar” lalu rukuk. Ia meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya, seolah-olah menggenggamnya, dan merenggangkan jari-jarinya. Ia menjauhkan kedua sikunya dari kedua lambungnya, meluruskan punggungnya, menjadikan kepalanya sejajar dengan punggungnya, dan thuma’ninah dalam rukuknya, serta mengagungkan Robbnya di dalamnya.

Ia mengucapkan dalam rukuknya berbagai macam dzikir dan doa, di antaranya:

1 - Membaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ

“Maha Suci Robbku Yang Maha Agung” 1x atau 3x atau lebih. (HR. Muslim no. 772 dan Ibnu Majah no. 888)

2 - Atau mengucapkan:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

“Maha Suci Robbku Yang Maha Agung, dengan memuji-Nya” 1x atau 3x atau lebih. (HR. Abu Dawud no. 870 dan Ad-Daroquthni)

3 - Atau mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

“Maha Suci Engkau ya Allah Robb kami, dengan memuji-Mu. Ya Allah ampunilah aku” dan ia memperbanyaknya dalam rukuk dan sujudnya. (HR. Al-Bukhori no. 794 dan Muslim no. 484)

4 - Atau mengucapkan:

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

“Maha Suci, Maha Kudus, Robb para Malaikat dan Ar-Ruh.” (HR. Muslim no. 487)

5 - Atau mengucapkan:

اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، خَشَعَ لَكَ سَمْعِي، وَبَصَرِي، وَمُخِّي، وَعَظْمِي، وَعَصَبِي

“Ya Allah, kepada-Mu aku rukuk, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Khusyu' kepada-Mu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, dan uratku.” (HR. Muslim no. 771)

6 - Atau mengucapkan:

سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ، وَالْمَلَكُوتِ، وَالْكِبْرِيَاءِ، وَالْعَظَمَةِ

“Maha Suci Dzat Yang memiliki keperkasaan, kerajaan, kebesaran, dan keagungan”- ia mengucapkannya dalam rukuk dan sujudnya. (HR. Abu Dawud no. 873 dan An-Nasa'i no. 1049)

Ia mengucapkan yang ini sekali, dan yang lain di waktu yang lain, untuk menghidupkan Sunnah dan mengamalkannya dengan berbagai cara yang disyariatkan.

Bangkit dari Rukuk

Kemudian ia mengangkat kepalanya dari rukuk hingga berdiri tegak, dan menegakkan tulang punggungnya hingga setiap ruas tulang kembali ke tempatnya. Ia mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan pundaknya atau telinganya sebagaimana telah disebutkan, kemudian menurunkannya atau meletakkannya di atas dadanya sebagaimana telah disebutkan. Ia mengucapkan jika sebagai imam atau munfarid:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

“Allah mendengar orang yang memuji-Nya.” (HR. Al-Bukhori no. 732 dan Muslim no. 411)

I’tidal

Apabila telah berdiri tegak, ia mengucapkan --baik sebagai imam, makmum, maupun munfarid:

1 - Membaca:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

“Wahai Robb kami, dan bagi-Mu segala puji.” (HR. Al-Bukhori no. 732 dan Muslim no. 411)

2 - Atau mengucapkan:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

“Wahai Robb kami, bagi-Mu segala puji.” (HR. Al-Bukhori no. 789)

3 - Atau mengucapkan:

اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

“Ya Allah, Robb kami, bagi-Mu segala puji.” (HR. Al-Bukhori no. 796 dan Muslim no. 409)

4 - Atau mengucapkan:

اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

“Ya Allah, Robb kami, dan bagi-Mu segala puji.” (HR. Al-Bukhori no. 795)

Ia mengucapkan yang ini sekali, dan yang lain di waktu yang lain, untuk menghidupkan Sunnah dan mengamalkannya dengan berbagai cara yang beragam.

Terkadang ia menambahkan:

حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

“Pujian yang banyak, baik, dan penuh berkah.” (HR. Al-Bukhori no. 799)

Terkadang ia menambahkan bersama di atas:

مِلْءَ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءَ الْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي مِنَ الذُّنُوبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْوَسَخِ

“Memenuhi langit, memenuhi bumi, dan memenuhi apa yang Engkau kehendaki setelah itu. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan sebagaimana dibersihkan kain putih dari kotoran.” (HR. Muslim no. 476)

Terkadang ia memilih ini:

مِلْءَ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

“Memenuhi langit, memenuhi bumi dan apa yang ada di antara keduanya, dan memenuhi apa yang Engkau kehendaki setelah itu. Dzat yang berhak atas pujian dan kemuliaan, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah, dan tidak berguna kekayaan orang kaya di hadapan-Mu.” (HR. Muslim no. 478)

Terkadang ia menambahkan:

مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ، اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

“Memenuhi langit dan bumi, dan memenuhi apa yang Engkau kehendaki setelah itu. Dzat yang berhak atas pujian dan kemuliaan, paling benar apa yang dikatakan hamba, dan kami semua adalah hamba-Mu. Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah, dan tidak berguna kekayaan orang kaya di hadapan-Mu.” (HR. Muslim no. 477)

Sunnah untuk memanjangkan berdiri ini dan thuma’ninah di dalamnya.

Sujud

Kemudian ia bertakbir dan berlutut untuk sujud sambil mengucapkan “Allahu Akbar”. Ia bersujud dengan tujuh anggota badan: kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua ujung kaki, dahi, dan hidung. Ia meletakkan kedua tangannya di lantai sebelum kedua lututnya [atau sebaliknya], kemudian dahinya bersama hidungnya. Ia bertumpu pada kedua telapak tangannya dan membentangkannya, merapatkan jari-jarinya, mengarahkannya ke kiblat, dan meletakkannya sejajar dengan pundaknya, dan terkadang sejajar dengan telinganya.

Ia menempelkan hidung dan dahinya ke lantai, menjauhkan kedua lengan atasnya dari kedua lambungnya, dan perutnya dari kedua pahanya. Ia mengangkat kedua sikunya dan lengan bawahnya dari lantai.

Ia menempelkan kedua lututnya dan ujung-ujung kedua kakinya ke lantai, menjadikan ujung-ujung jari tangan dan kakinya menghadap kiblat, menegakkan kedua kakinya, merenggangkan antara kedua kakinya, demikian juga antara kedua pahanya. Ia thuma’ninah dalam sujudnya, memperbanyak doa , dan tidak membaca Al-Qur'an dalam rukuk ataupun sujud.

Bacaan Sujud

Kemudian, saat sujud, dianjurkan membaca dzikir dan doa yang telah diriwayatkan, di antaranya:

1. Membaca:

 سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

 “Subhaana Robbiyal A’laa” (Maha Suci Robbku Yang Maha Tinggi) – dibaca 1x atau 3x atau lebih. (HR. Muslim no. 772, Ibnu Majah no. 888).

2. Membaca

 سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

 “Subhaana Robbiyal A’laa wa bihamdih” (Maha Suci Robbku Yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya) – dibaca 1x atau 3x atau lebih. (HR. Abu Dawud no. 870, Ad-Daruquthni 1/341, dishohihkan Al-Albani).

3. Membaca

 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

 “Subhaanaka Allaahumma Robbanaa wa bihamdika, Allaahummaghfir lii” (Maha Suci Engkau ya Allah, Robb kami, dan segala puji bagi-Mu, ya Allah ampunilah aku). (HR. Al-Bukhori no. 794, Muslim no. 484).

4. Membaca:

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

 Subbuuhun Qudduusun Robbul malaa’ikati war ruuh” (Maha Suci dan Maha Qudus, Robb para Malaikat dan Jibril). (HR. Muslim no. 487).

5. Membaca:

 اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

 “Allaahumma laka sajadtu wa bika aamantu wa laka aslamtu, sajada wajhi lilladzii kholaqohu wa showwarohu wa syaqqo sam’ahu wa bashorohu, tabaarokallahu ahsanul kholiqiin” (Ya Allah, kepada-Mu aku sujud, kepada-Mu aku beriman, dan kepada-Mu aku berserah. Wajahku sujud kepada Yang menciptakan, membentuk, serta membuka pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah, Sebaik-baik Pencipta). (HR. Muslim no. 771).

6. Membaca:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

 “Allaahummaghfir lii dzambii kullahu, diqqohu wa jillahu, wa awwalahu wa aakhirohu, wa ‘alaaniyatahu wa sirrohu” (Ya Allah, ampunilah semua dosaku: yang kecil dan besar, yang awal dan akhir, yang terang dan tersembunyi). (HR. Muslim no. 483)

7. Membaca:

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

 “Allaahumma a’udzu bi ridhooka min sakhothik, wa bi mu’aafaatika min ‘uquubatik, wa a’udzu bika minka, laa uhshii tsanaa’an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik” (Ya Allah, aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu. Aku tak mampu menghitung pujian untuk-Mu, Engkau sebagaimana yang Engkau puji atas Diri-Mu). (HR. Muslim no. 486)

8. Membaca:

 سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

 “Subhaanaka wa bihamdika, laa ilaaha illaa anta” (Maha Suci Engkau dan segala puji bagi-Mu, tiada Robb selain Engkau). (HR. Muslim no. 485)

Catatan:

1.     Dianjurkan berganti-ganti doa untuk menghidupkan Sunnah.

2.     Perbanyak doa dan panjangkan sujud dengan thuma’ninah (tenang).

Bangun dari Sujud

Mengangkat kepala sambil mengucapkan “Allahu Akbar”.

Duduk iftirosy: Yaitu kaki kiri dibentang, kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari menghadap kiblat.

Tangan kanan diletakkan di paha/ lutut kanan, begitu pula tangan kiri.

Jari-jari direnggangkan di atas lutut.

Boleh juga duduk iq’a (duduk di atas tumit dengan jari-jari kaki menyentuh lantai) sesekali untuk thuma’ninah hingga tulang kembali ke posisinya.

Duduk Antara Dua Sujud

Setelah bangun dari sujud pertama, dianjurkan membaca:

1. Membaca:

 اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَارْزُقْنِي

 “Allaahummaghfir lii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii” (Ya Allah, ampunilah aku, rohmatilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah petunjuk, sehatkanlah aku, dan berilah rezeki). (HR. Abu Dawud no. 850, Ibnu Majah no. 898, shohih)

2. Membaca

رَبِّ اغْفِرْ لِي، رَبِّ اغْفِرْ لِي

 “Robbighfir lii, Robbighfir lii” (Wahai Robbku, ampunilah aku [2x]). (HR. Ibnu Majah no. 897, shohih)

Sujud Kedua

Bertakbir (Allahu Akbar), lalu sujud dengan tata cara sama seperti sujud pertama.

Duduk Istirahat

Bangun dari sujud dengan Allahu Akbar, lalu duduk iftirosy (duduk di atas kaki kiri) dengan thuma’ninah hingga tulang kembali ke posisinya. Duduk ini disebut jalsatul istirohah (tanpa dzikir/doa).

Berdiri ke Roka’at Kedua

Berdiri dengan bertumpu pada lantai [lutut atau tangan], lalu Sholat seperti roka’at pertama (lebih singkat), tanpa membaca doa iftitah.

Duduk Tasyahud Awal

Setelah roka’at kedua (pada Sholat 3 atau 4 roka’at):

Duduk iftirosy (kaki kiri dibentang, kanan ditegakkan).

Tangan kanan: Genggam semua jari, tunjuk jari telunjuk ke kiblat, mata memandangnya. Boleh digerakkan atau diam saat berdoa.

Tangan kiri: Terbuka di atas lutut kiri.

Variasi: Kadang ibu jari dari tangan kanan melingkar dengan jari tengah (halaqoh).

Bacaan Tasyahud Awal

Dibaca pelan, dengan salah satu versi:

1. Tasyahud Ibnu Mas’ud

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ، وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا، وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

“Attahiyyaatu lillaah, wash-sholawaatu wath-thoyyibaat, assalaamu ‘alaika ayyuhan-Nabiyyu wa rohmatullaahi wa barokaatuh, assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin, asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh” (Segala penghormatan, sholawat, dan kebaikan milik Allah. Salam sejahtera untukmu wahai Nabi, beserta rohmat dan berkah-Nya. Salam sejahtera untuk kami dan hamba-hamba Allah yang sholih. Aku bersaksi tiada yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya). (HR. Al-Bukhori no. 831, Muslim no. 402)

2. Tasyahud Ibnu Abbas

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

“Attahiyyaatul mubaarokaatush-sholawaatuth-thoyyibaat lillaah, assalaamu ‘alaika ayyuhan-Nabiyyu wa rohmatullaahi wa barokaatuh, assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin, asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan rosuulullaah” (Segala penghormatan yang diberkahi, sholawat, dan kebaikan milik Allah... [lanjutan sama]). (HR. Muslim no. 403)

Catatan:

Bergantian menggunakan kedua versi untuk menghidupkan Sunnah.

Boleh (عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ) diganti (عَلَى النَّبِيِّ).

Sholawat Setelah Tasyahud Awal

Dibaca pelan, dengan salah satu versi:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shollaita ‘alaa Ibroohim, wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka Hamiidum Majiid. Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarokta ‘alaa Ibroohim, wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka Hamiidum Majiid” (Ya Allah bersholawatlah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, karena Engkau telah bersholawat kepada Ibrohim dan keluarga Ibrohim. Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, karena Engkau telah memberkahi Ibrohim dan keluarga Ibrohim. Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia). (HR. Al-Bukhori no. 3370, Muslim no. 406)

Atau membaca:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi, kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohim, wa baarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi, kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohim, innaka Hamiidum Majiid” (Ya Allah bersholawatlah kepada Muhammad, istri dan keturunannya karena Engkau telah bersholawat kepada keluarga Ibrohim. Juga berkahilah Muhammad, istri-istrinya dan keturunannya, karena Engkau telah memberkahi keluarga Ibrohim. Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia). (HR. Al-Bukhori no. 6360, Muslim no. 407)

Sholawat pada tasyahud awal boleh ditinggalkan, karena tidak wajib.

Gerakan Menuju Roka’at Ketiga/Empat

Sholat 3 roka’at (Maghrib):

 Setelah tasyahud awal, bertakbir (Allahu Akbar), angkat tangan sejajar bahu/telinga, lalu berdiri dengan bertumpu pada tangan.

Baca Al-Fatihah, rukuk, dan sujud seperti biasa.

Sholat 4 roka’at (Zhuhur, Ashar, Isya):

Setelah tasyahud awal, duduk istirahat (jalsatul istirohah) sejenak, lalu bertakbir dan berdiri ke roka’at keempat.

Baca Al-Fatihah (tambahkan beberapa ayat di Zhuhur jika perlu).

Tasyahud Akhir

Duduk tawarruk (kaki kanan ditegakkan, kaki kiri keluar dari bawah paha kanan, alias duduk dengan pantat menyentuh lantai). (HR. Al-Bukhori no. 828; Muslim no. 579)

Baca tasyahud seperti tasyahud awal dengan ditambah sholawat.

Doa sebelum salam yang sangat dianjurkan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

 “Allaahumma innii a’udzu bika min ‘adzaabi jahannam, wa min ‘adzaabil qobri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka, siksa kubur, fitnah hidup & mati, dan kejahatan fitnah Dajjal). (HR. Muslim no. 588)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

 “Allaahumma innii a’udzu bika minal jubni, wa a’udzu bika an urodda ilaa ardzalil ‘umur, wa a’udzu bika min fitnatid dunyaa, wa a’udzu bika min ‘adzaabil qobr” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, usia pikun, fitnah dunia, dan siksa kubur). (HR. Al-Bukhori no. 2822)

Doa Sebelum Salam

Disunnahkan memilih doa yang diinginkan dari yang telah diriwayatkan, berganti-ganti untuk menghidupkan Sunnah. Contoh doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 “Allaahumma innii zholamtu nafsii zhulman katsiiroo, wa laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotam min ‘indika, warhamnii, innaka antal Ghofuurur Rohiim” (Ya Allah, aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu, dan rohmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). (HR. Al-Bukhori no. 834, Muslim no. 2705)

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

 “Allaahummaghfir lii maa qoddamtu wa maa akh-khortu, wa maa asrortu wa maa a’lantu, wa maa asroftu, wa maa anta a’lamu bihi minnii, antal Muqoddim, wa antal Mu’akhkhir, laa ilaaha illaa anta” (Ya Allah, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang kusembunyikan dan yang kutampakkan, yang kulebihi, dan apa yang Engkau lebih tahu dariku. Engkau Yang Maha Mendahulukan dan Mengakhirkan. Tiada yang berhak disembah selain Engkau). (HR. Muslim no. 771)

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

 “Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik” (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir, bersyukur, dan beribadah dengan baik kepada-Mu). (HR. Al-Bukhori dalam Al-Adabul Mufrad no. 771, Abu Dawud no. 1522, shohih)

[Boleh memilih salah satunya atau dibaca seluruhnya maupun berdoa dengan apapun yang ia hafal atau suka]

Salam

Salam Pertama:

Menoleh ke kanan sambil mengucapkan:

 السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

 “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullaah” (Semoga keselamatan dan rohmat Allah untuk kalian) hingga terlihat putih pipi kanan. (HR. Muslim no. 582, Abu Dawud no. 996)

Salam Kedua:

Menoleh ke kiri dengan ucapan sama:

 “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullaah”

Hingga terlihat putih pipi kiri.

Variasi Salam (Sunnah):

Tambahan “wa barokaatuh” pada salam pertama:

 السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

 “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuh” (kanan), lalu “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullaah” (kiri). (HR. Abu Dawud no. 997, shohih)

Salam kedua hanya dengan “Assalaamu ‘alaikum”:

 “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullaah” (kanan), lalu “Assalaamu ‘alaikum” (kiri). (HR. An-Nasa’i no. 1321, hasan shohih)

Jika Hanya 2 Roka’at

Duduk tasyahud akhir dengan posisi: Kaki kiri dibentang, kanan ditegakkan (yakni iftirosy, yaitu pantat nempel kaki bukan lantai). (HR. Al-Bukhori no. 828). [1 dari 2 pendapat. Keduanya sah]

Urutan:

 1. Baca tasyahud. [wajib]

 2. Sholawat pada Nabi . [wajib]

 3. Doa perlindungan (sebelum salam). [sunnah]

 4. Salam. [wajib]

Keseimbangan Durasi:

Rukuk, sujud, duduk antara dua sujud, dan bangkit dari rukuk memiliki durasi yang hampir sama, kecuali saat berdiri atau duduk tasyahud. (HR. Al-Bukhori no. 792, Muslim no. 471) [anjuran]

Kesamaan tata cara Sholat wanita dan pria: Berdasarkan sabda Nabi : “Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku Sholat.” (HR. Al-Bukhori no. 631) [1 dari 2 pendapat]

Dzikir Setelah Sholat 5 Waktu

1. Diam sejenak sebelum berpaling, durasi yang cukup untuk membaca:

 اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

 “Allaahumma antas-Salaam, wa minkas-salaam, tabaarakta yaa Dzal-Jalaali wal-Ikroom” (Ya Allah, Engkau Maha Pemberi Keselamatan, dari-Mu keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan). (HR. Muslim no. 592)

2. Berpaling ke kanan atau kiri: Nabi terkadang berpaling ke kanan, terkadang ke kiri. (HR. Abu Dawud no. 1041, At-Tirmidzi no. 301, hasan shohih)

 Setelah selesai Sholat fardhu dan salam, disunnahkan untuk mengucapkan dzikir yang telah diajarkan oleh Nabi setelah Sholat. Setiap orang yang Sholat boleh mengeraskan suara dzikir ini sendirian. Berikut adalah beberapa dzikir yang dapat dibaca:

Dzikir 1

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

“Aku memohon ampun kepada Allah, aku memohon ampun kepada Allah, aku memohon ampun kepada Allah.” (HR. Muslim no. 591)

Dzikir 2

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

“Ya Allah, Engkau adalah As-Salam, dan dari-Mu lah keselamatan, Maha Suci Engkau wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan.” (HR. Muslim no. 592)

Dzikir 3

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

“Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah, dan tidak bermanfaat kekayaan bagi orang yang kaya dari siksa-Mu.” (HR. Al-Bukhari no. 844 dan Muslim no. 593)

Dzikir 4

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, bagi-Nya lah kenikmatan dan bagi-Nya lah karunia dan bagi-Nya lah pujian yang baik. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.” (HR. Muslim no. 594)

Dzikir 5: Tasbih, Tahmi, Takbir

Variasi 1: Tasbih (subhaanallah) 33x, Tahmid (alhamdulillah) 33x, Takbir (Allahu akbar) 33x, lalu ditambah tahlil, berdasarkan hadits Nabi :

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Siapa yang bertasbih kepada Allah di akhir setiap Sholat 33 kali, dan bertahmid kepada Allah 33 kali, dan bertakbir kepada Allah 33 kali, maka itulah 99, dan untuk menyempurnakan seratus mengucapkan: Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka akan diampuni dosa-dosanya walaupun seperti buih di laut.” (HR. Muslim no. 597)

Variasi 2: Tasbih (subhaanallah) 25x, Tahmid (alhamdulillah) 25x, Takbir (Allahu akbar) 25x, Tahlil (laa ilaaha illa Allah) 25x,

Referensi: (HR. At-Tirmidzi no. 3413 dan An-Nasa’i no. 1351, hasan shohih)

Variasi 3: Tasbih (subhaanallah) 33x, Tahmid (alhamdulillah) 33x, Takbir (Allahu akbar) 34x. Berdasarkan sabda Nabi :

مُعَقِّبَاتٌ لاَ يَخِيبُ قَائِلُهُنَّ (أَوْ فَاعِلُهُنَّ) دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ ثَلاَثٌ وَثَلاَثُونَ تَسْبِيحَةً وَثَلاَثٌ وَثَلاَثُونَ تَحْمِيدَةً وَأَرْبَعٌ وَثَلاَثُونَ تَكْبِيرَةً

“Ada dzikir yang bisa diamalkan setiap selesai Sholat fardhu yang tidak akan membuat orang yang mengamalkannya gagal, yaitu: bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali.” (HR. Muslim no. 596)

Variasi 4: Tasbih (subhaanallah) 10x, Tahmid (alhamdulillah) 10x, Takbir (Allahu akbar) 10x, berdasarkan sabda Nabi :

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ يُسَبِّحُ أَحَدُكُمْ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ عَشْرًا وَيَحْمَدُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُ عَشْرًا فَهِيَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ فِي اللِّسَانِ وَأَلْفٌ وَخَمْسُمِائَةٍ فِي الْمِيزَانِ

“Sholat lima waktu, setiap selesai Sholat hendaknya salah satu dari kalian bertasbih sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali, dan bertakbir sepuluh kali. Maka itu akan menjadi 1500 di mizan dan 150 di lisan (karena 1 pahala dikalikan 10).” (HR. At-Tirmidzi no. 481 dan An-Nasa’i no. 1348, shohih)

Boleh satu putaran membaca seluruhnya dengan tambahan wawu, seperti (سبحان الله والحمد لله والله أكبر).

Dianjurkan bertasbih dengan jari. Hal ini berdasarkan hadits Nabi :

عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّهْلِيلِ وَالتَّقْدِيسِ وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ

“Hendaklah kalian bertasbih, bertahlil, dan mensucikan Allah, serta menghitungnya dengan jari-jari tangan, karena jari-jari tangan itu akan ditanya dan akan berbicara. Janganlah kalian lalai sehingga kalian melupakan rohmat.” (HR. Abu Dawud no. 1501 dan At-Tirmidzi no. 3583, hasan)

[Jika kesulitan, boleh dengan alat tasbih. Ini pendapat Ibnu Utsaimin]

Dzikir 6: Membaca Mu'awwidzatain

Yaitu Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas.

Referensi: (HR. Abu Dawud no. 1523 dan At-Tirmidzi no. 2903, shohih)

Dzikir 7: Membaca Ayat Kursi

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (HR. An-Nasa'i dalam As-Sunan Al-Kubro no. 9928 dan Ath-Thobroni, shohih)

Dzikir Khusus Subuh

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً وَرِزْقاً طَيِّباً وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad no. 27056 dan Ibnu Majah no. 925, shohih)

Catatan:

1.     Boleh dibaca semuanya maupun sebagian.

2.     Boleh tidak urut dan mengawali dari mana saja dari dzikir di atas.

Keutamaan Duduk Berdzikir

Dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah bersabda:

لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً

“Sungguh, duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah setelah Sholat subuh hingga matahari terbit lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang dari keturunan Ismail. Dan duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah setelah Sholat Ashar hingga matahari terbenam lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang.” (HR. Abu Dawud no. 3667, hasan)

Rukun dan Wajib dalam Sholat

Persamaan rukun dan wajib adalah jika sengaja ditinggalkan maka Sholat tidak sah.

Perbedaan keduanya adalah lupa rukun menyebabkan batal Sholatnya, sementara lupa wajib tidak membatalkan Sholat tetapi diganti sujud sahwi sebelum salam.

14 Rukun Sholat

Jika lupa dari mengerjakan rukun Sholat maka ada dua keadaan: (1) ingat di dalam Sholat maka lanjutkan Sholat dan ditambah satu rokaat, karena rokaat tersebut gugur, (2) ingat di luar Sholat maka Sholat batal, harus diulangi dari awal. Berikut 14 rukun Sholat:

1.     Berdiri

2.     Takbirotul ihrom

3.     Al-Fatihah

4.     Rukuk

5.     Bangkit darinya

6.     I’tidal

7.     Sujud

8.     Bagkit darinya

9.     Duduk di antara dua sujud

10.  Thuma’ninah, yaitu diam sesaat pada 4 tempat: rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud.

11.  Tasyahhud akhir (tahiyyat + sholawat)

12.  Duduknya

13.  Salam sekali

14.  Urut.

8 Wajib Sholat

Berikut 8 wajib Sholat yang semuanya berupa bacaan kecuali satu:

1.     Takbir intiqol (perpindahan)

2.     Bacaan subhaanarobbiyal ‘adziim

3.     Bacaan sami’allahu liman hamidah

4.     Bacaan robbanaa walakal hamd

5.     Bacaan subhaanarobbiyal ‘a’laa

6.     Bacaan robbigh firlii

7.     Bacaan tasyahhud awwal

8.     Duduknya.

Selain itu adalah sunnah, baik berupa bacaan maupun gerakan/kondisi.

Sunnah dalam Bacaan

Berikut contoh sunnah dalam bacaaan:

1.     Iftitah

2.     Ta’awwudz

3.     Basmalah. Syafiiyah menilai wajib.

4.     Amin.

5.     Surat.

6.     Mengeraskan bacaan pada tempatnya.

7.     Tambahan setelah sekali tasbih rukuk.

8.     Tambahan setelah tahmid dalam i’tidal.

9.     Tambahan setelah sekali tasbih sujud.

10.  Tambahan setelah robbighfir lii dalam duduk.

11.  Sholawat pada tasyahhud awwal.

12.  Doa pada tasyahhud akhir.

13.  Berdzikir setelah salam.

14.  Dan lain-lain.

Sunnah dalam Kondisi

Contoh sunnah-sunnah gerakan/kondisi dalam Sholat:

1.     Mengangkat tangan saat takbir

2.     Sedekap

3.     Menghadapkan wajah ke qiblat

4.     Mencengkram lutut saat rukuk

5.     Menjauhkan lengan dari lambung

6.     Berisyarat telunjuk ketika tasyahhud

7.     Menoleh ketika salam

8.     Dan lain-lain.

Referensi

Saya terjemahkan dan rangkum dari Mausuah Fiqhiyyah karya para peneliti di bawah pengawasan Syaikh Alawi bin Abdul Qodir As-Saqqof, disertai tambahan.

Ditulis: Nor Kandir.

TAMAT

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url