Perjalanan Ruh Setelah Kematian dari Kitabul Janaiz Syaikh Al-Albani
Dari Al-Baro bin Azib, ia berkata:
خَرَجْنَا
مَعَ ٱلنَّبِيِّ ﷺ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ
ٱلْأَنْصَارِ، فَٱنْتَهَيْنَا إِلَى ٱلْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ، فَجَلَسَ رَسُولُ
ٱللَّهِ ﷺ مُسْتَقْبِلَ ٱلْقِبْلَةِ،
وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ، وَكَأَنَّ عَلَىٰ رُءُوسِنَا ٱلطَّيْرُ، وَفِي يَدِهِ عُودٌ
يَنْكُتُ فِي ٱلْأَرْضِ، فَجَعَلَ يَنْظُرُ إِلَى ٱلسَّمَاءِ، وَيَنْظُرُ إِلَى ٱلْأَرْضِ،
وَجَعَلَ يَرْفَعُ بَصَرَهُ وَيَخْفِضُهُ، ثَلَاثًا، فَقَالَ: «اِسْتَعِيذُوا بِٱللَّهِ
مِنْ عَذَابِ ٱلْقَبْرِ»، مَرَّتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: «ٱللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ ٱلْقَبْرِ»، ثَلَاثًا.
Kami keluar bersama Nabi ﷺ mengantarkan janazah seorang lelaki dari kalangan Anshor. Ketika
kami sampai di kuburan dan liang lahatnya belum selesai digali, Rosulullah ﷺ duduk menghadap kiblat. Kami pun duduk
mengelilinginya, seakan-akan ada burung di atas kepala kami (karena sangat
hening dan khusyuk). Di tangan beliau terdapat sebatang kayu kecil yang beliau
gunakan untuk menggaris-garis tanah. Beliau terus menatap ke langit, kemudian
ke bumi, mengangkat pandangan lalu menundukkannya sebanyak tiga kali. Lalu
beliau bersabda: "Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab
kubur." Beliau mengulanginya dua atau tiga kali. Kemudian beliau berdoa:
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur,"
sebanyak tiga kali.
[Ruh Orang Beriman]
ثُمَّ
قَالَ: «إِنَّ ٱلْعَبْدَ ٱلْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي ٱنْقِطَاعٍ مِنَ ٱلدُّنْيَا،
وَإِقْبَالٍ مِنَ ٱلْآخِرَةِ، نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنَ ٱلسَّمَاءِ، بِيضُ
ٱلْوُجُوهِ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ ٱلشَّمْسُ، مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ ٱلْجَنَّةِ،
وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ ٱلْجَنَّةِ، حَتَّىٰ يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ ٱلْبَصَرِ، ثُمَّ
يَجِيءُ مَلَكُ ٱلْمَوْتِ عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ حَتَّىٰ يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَيَقُولُ:
أَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلطَّيِّبَةُ — وَفِي رِوَايَةٍ: ٱلْمُطْمَئِنَّةُ — ٱخْرُجِي
إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَانٍ».
Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya hamba yang beriman, apabila sudah berada di ujung kehidupannya di dunia dan sedang menuju ke Akhirah, maka turunlah kepadanya Malaikat dari langit. Wajah mereka putih bersinar, seakan-akan wajah mereka adalah matahari. Bersama mereka terdapat kain kafan dari Surga dan minyak wangi dari Surga. Mereka duduk sejauh mata memandang di sekitarnya. Kemudian datanglah Malaikat Maut ‘Alaihis Salam, lalu duduk di dekat kepalanya seraya berkata: ‘Wahai jiwa yang baik’ —dalam riwayat lain: ‘yang tenang’— ‘keluarlah menuju ampunan dan keridhaan dari Allah.’
قَالَ:
«فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ ٱلْقَطْرَةُ مِنْ فِي ٱلسِّقَاءِ، فَيَأْخُذُهَا
— وَفِي رِوَايَةٍ: حَتَّىٰ إِذَا خَرَجَتْ رُوحُهُ صَلَّى عَلَيْهِ كُلُّ مَلَكٍ بَيْنَ
ٱلسَّمَاءِ وَٱلْأَرْضِ، وَكُلُّ مَلَكٍ فِي ٱلسَّمَاءِ، وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ
ٱلسَّمَاءِ، لَيْسَ مِنْ أَهْلِ بَابٍ إِلَّا وَهُمْ يَدْعُونَ ٱللَّهَ أَنْ يَعْرُجَ
بِرُوحِهِ مِنْ قِبَلِهِمْ — فَإِذَا أَخَذَهَا
لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّىٰ يَأْخُذُوهَا، فَيَجْعَلُوهَا
فِي ذَٰلِكَ ٱلْكَفَنِ وَفِي ذَٰلِكَ ٱلْحَنُوطِ، فَذَٰلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَىٰ: ﴿تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ﴾ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ
نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَىٰ وَجْهِ ٱلْأَرْضِ».
Beliau melanjutkan: “Maka ruhnya pun keluar mengalir dengan lembut
sebagaimana tetesan air yang keluar dari mulut kendi. Lalu Malaikat itu
mengambilnya — dalam riwayat lain: ketika ruhnya telah keluar, seluruh Malaikat
antara langit dan bumi bersholawat (mendoakan ampunan) untuknya, begitu pula
seluruh Malaikat yang ada di langit. Pintu-pintu langit dibukakan untuknya, tidak
ada satu pun penjaga pintu melainkan mereka memohon kepada Allah agar ruh
tersebut diangkat melalui arah mereka —. Ketika Malaikat Maut telah mengambil
ruhnya, mereka tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap mata pun,
langsung mereka ambil dan meletakkannya dalam kafan dan minyak wangi dari Surga
itu. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala: ‘Malaikat-Malaikat Kami
mewafatkannya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya (yakni langsung
mengambilnya).’ (QS. Al-An’am: 61) Keluar dari ruh tersebut aroma seharum minyak
kasturi yang pernah tercium di muka bumi.”
قَالَ:
«فَيَصْعَدُونَ بِهَا، فَلَا يَمُرُّونَ — يَعْنِي — بِهَا عَلَىٰ مَلَإٍ مِّنَ ٱلْمَلَائِكَةِ
إِلَّا قَالُوا: مَا هَٰذَا ٱلرُّوحُ ٱلطَّيِّبُ؟ فَيَقُولُونَ: فُلَانُ ٱبْنُ فُلَانٍ
— بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ ٱلَّتِي كَانُوا يُسَمُّونَهُ بِهَا فِي ٱلدُّنْيَا — حَتَّىٰ
يَنْتَهُوا بِهَا إِلَىٰ ٱلسَّمَاءِ ٱلدُّنْيَا، فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ، فَيُفْتَحُ
لَهُمْ،
Nabi ﷺ melanjutkan: “Kemudian
mereka (para Malaikat) membawa ruh itu naik ke langit. Setiap kali mereka
melewati sekelompok malaikat, para Malaikat itu bertanya, ‘Ruh siapakah yang
baik ini?’ Mereka (Malaikat yang membawa ruh) menjawab, ‘Ini adalah fulan bin
fulan’—disebutkan dengan nama terbaik yang pernah mereka gunakan untuk
memanggilnya di dunia—hingga mereka sampai ke langit dunia. Mereka minta agar
dibukakan pintu untuk ruh itu, dan pintu itu pun dibukakan.
فَيُشَيِّعُهُ
مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى ٱلسَّمَاءِ ٱلَّتِي تَلِيهَا، حَتَّىٰ يُنْتَهَىٰ
بِهِ إِلَى ٱلسَّمَاءِ ٱلسَّابِعَةِ، فَيَقُولُ ٱللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: ٱكْتُبُوا كِتَابَ
عَبْدِي فِي عَلِّيِّينَ —﴿وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ
كِتَابٌ مَّرْقُومٌ يَشْهَدُهُ ٱلْمُقَرَّبُونَ﴾ — فَيُكْتَبُ كِتَابُهُ
فِي عَلِّيِّينَ، ثُمَّ يُقَالُ: أَعِيدُوهُ إِلَى ٱلْأَرْضِ، فَإِنِّي وَعَدْتُهُمْ
أَنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ، وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ، وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً
أُخْرَىٰ.
Lalu Malaikat-Malaikat di setiap lapisan langit mengiringinya hingga
sampai ke langit berikutnya. Maka ruh itu pun terus diiringi hingga sampai ke
langit ketujuh. Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Tulislah (catat dan
simpan) kitab (catatan amal sholih) hamba-Ku di ‘Illiyyin.’ ﴾Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? Yaitu kitab yang
tertulis, yang disaksikan oleh para Malaikat yang didekatkan﴿ (QS. Al-Muthoffifin: 19–21). Maka kitab
amalnya dicatat di ‘Illiyyin, kemudian dikatakan: "Kembalikan dia ke bumi,
karena Aku telah menjanjikan kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka darinya
(bumi), dan kepadanya Aku akan mengembalikan mereka, dan darinya pula Aku akan
membangkitkan mereka untuk kedua kalinya.”
قَالَ:
«فَيُرَدُّ إِلَى ٱلْأَرْضِ، وَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ، فَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ
خَفْقَ نِعَالِ أَصْحَابِهِ إِذَا وَلَّوْا عَنْهُ مُدْبِرِينَ. فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ
شَدِيدَا ٱلِٱنْتِهَارِ، فَيَنْتَهِرَانِهِ وَيُجْلِسَانِهِ، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ
رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ ٱللَّهُ. فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ:
دِينِيَ ٱلْإِسْلَامُ. فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَٰذَا ٱلرَّجُلُ ٱلَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟
فَيَقُولُ: هُوَ رَسُولُ ٱللَّهِ ﷺ. فَيَقُولَانِ لَهُ: وَمَا
عَمَلُكَ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ ٱللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ.
Beliau melanjutkan: "Maka ruh itu dikembalikan ke bumi dan
dikembalikan ke jasadnya. Saat itu dia benar-benar bisa mendengar suara
sandal-sandal sahabat-sahabatnya yang pergi meninggalkannya. Lalu datanglah dua
Malaikat yang keras membentak, lalu mereka membentaknya dan mendudukkannya.
Keduanya berkata, ‘Siapa Robbmu?’ Ia menjawab, ‘Rabbku adalah Allah.’ Keduanya
bertanya, ‘Apa agamamu?’ Ia menjawab, ‘Agamaku adalah Islam.’ Keduanya
bertanya, ‘Siapa lelaki ini yang diutus kepadamu?’ Ia menjawab, ‘Dia adalah Rosulullah
ﷺ.’ Keduanya bertanya, ‘Apa
amalanmu?’ Ia menjawab, ‘Aku membaca Kitab Allah, lalu aku beriman dengannya
dan membenarkannya.’
فَيُنْتَهَرُ
فَيُقَالُ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ مَا دِينُكَ؟ مَنْ نَبِيُّكَ؟ — وَهِيَ آخِرُ فِتْنَةٍ
تُعْرَضُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِ — فَذَٰلِكَ حِينَ يَقُولُ ٱللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ آمَنُوا بِٱلْقَوْلِ ٱلثَّابِتِ فِي ٱلْحَيَاةِ
ٱلدُّنْيَا﴾، فَيَقُولُ: رَبِّيَ ٱللَّهُ، وَدِينِيَ ٱلْإِسْلَامُ،
وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ ﷺ. فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ
ٱلسَّمَاءِ: أَنْ صَدَقَ عَبْدِي، فَأَفْرِشُوهُ مِنَ ٱلْجَنَّةِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ
ٱلْجَنَّةِ، وَٱفْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى ٱلْجَنَّةِ».
Kemudian dia dibentak lagi dan ditanya: ‘Siapa Robbmu? Apa agamamu?
Siapa Nabimu?’ —Inilah fitnah terakhir yang akan ditampakkan kepada orang
beriman. Inilah makna firman Allah ‘Azza wa Jalla: ﴾Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia (yakni barzakh)﴿ (QS. Ibrohim: 27) Maka ia pun menjawab: ‘Robbku
adalah Allah, agamaku Islam, dan Nabiku adalah Muhammad ﷺ.’ Kemudian terdengarlah suara penyeru dari
langit yang menyerukan: "Hamba-Ku benar. Maka hamparkanlah untuknya tempat
tidur dari Surga, pakaikanlah untuknya pakaian dari Surga, dan bukakanlah
untuknya pintu menuju Surga.”
قَالَ:
«فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا، وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ.
وَيَأْتِيهِ — وَفِي رِوَايَةٍ: يُمَثَّلُ لَهُ — رَجُلٌ حَسَنُ ٱلْوَجْهِ، حَسَنُ
ٱلثِّيَابِ، طَيِّبُ ٱلرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِٱلَّذِي يَسُرُّكَ، أَبْشِرْ
بِرِضْوَانٍ مِّنَ ٱللَّهِ، وَجَنَّاتٍ فِيهَا نَعِيمٌ مُّقِيمٌ، هَٰذَا يَوْمُكَ ٱلَّذِي
كُنْتَ تُوعَدُ. فَيَقُولُ لَهُ: وَأَنْتَ فَبَشَّرَكَ ٱللَّهُ بِخَيْرٍ، مَنْ أَنْتَ؟
فَوَجْهُكَ ٱلْوَجْهُ يَجِيءُ بِٱلْخَيْرِ. فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ ٱلصَّالِحُ،
فَوَٱللَّهِ مَا عَلِمْتُكَ إِلَّا كُنْتَ سَرِيعًا فِي طَاعَةِ ٱللَّهِ، بَطِيئًا
عَنْ مَعْصِيَةِ ٱللَّهِ، فَجَزَاكَ ٱللَّهُ خَيْرًا.
Beliau ﷺ bersabda: "Lalu
datanglah padanya angin Surga dan aromanya, dan diluaskanlah kuburnya sejauh
mata memandang. Kemudian datang kepadanya —dalam riwayat lain: ditampakkan
kepadanya— seorang lelaki yang rupanya bagus, pakaiannya indah, dan aromanya
harum. Lelaki itu berkata: ‘Bergembiralah dengan sesuatu yang membahagiakanmu.
Bergembiralah dengan keridhoan dari Allah dan Surga yang di dalamnya ada
kenikmatan yang kekal. Inilah harimu yang dulu dijanjikan untukmu.’ Ia pun
berkata kepadanya: ‘Dan engkau, semoga Allah memberi kabar gembira kepadamu
dengan kebaikan. Siapakah engkau ini? Wajahmu adalah wajah yang datang membawa
kebaikan!’ Lelaki itu menjawab: ‘Aku adalah amal sholihmu. Demi Allah, aku
tidak pernah mengetahui dirimu kecuali sebagai orang yang cepat dalam ketaatan
kepada Allah dan lambat dari kemaksiatan kepada-Nya. Semoga Allah membalasmu
dengan kebaikan.’
[Ruh
Orang Kafir]
وَإِنَّ
ٱلْعَبْدَ ٱلْكَافِرَ — وَفِي رِوَايَةٍ: ٱلْفَاجِرَ — إِذَا كَانَ فِي ٱنْقِطَاعٍ
مِنَ ٱلدُّنْيَا، وَإِقْبَالٍ مِنَ ٱلْآخِرَةِ، نَزَلَ إِلَيْهِ مِنَ ٱلسَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ، سُودُ ٱلْوُجُوهِ، مَعَهُمُ ٱلْمَسُوحُ مِنَ ٱلنَّارِ، فَيَجْلِسُون
مِنْهُ مَدَّ ٱلْبَصَرِ، ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ ٱلْمَوْتِ حَتَّىٰ يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ،
فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْخَبِيثَةُ، ٱخْرُجِي إِلَىٰ سَخَطٍ مِّنَ ٱللَّهِ
وَغَضَبٍ».
Nabi ﷺ bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba yang kafir — dalam riwayat lain: seorang fajir (Mukmin yang lebih banyak dosanya) — ketika berada di ujung kehidupan dunia dan hendak menuju ke Akhirah, maka turunlah kepadanya para Malaikat dari langit yang keras dan kasar, wajah mereka hitam legam. Mereka membawa kain kasar dari api Neraka, lalu duduk sejauh mata memandang di sekelilingnya. Kemudian datanglah Malaikat Maut hingga duduk di dekat kepalanya, lalu berkata, ‘Wahai jiwa yang jahat! Keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan dari Allah!’
قَالَ:
«فَتَفَرَّقُ فِي جَسَدِهِ، فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ ٱلسَّفُّودُ — وَهُوَ
ٱلْمِسْلَكُ ذُو ٱلشُّعَبِ ٱلْكَثِيرَةِ — مِنَ ٱلصُّوفِ ٱلْمَبْلُولِ، فَتُقَطَّعُ
مَعَهَا ٱلْعُرُوقُ وَٱلْعَصَبُ.
Maka ruhnya pun tercerai-berai dalam tubuhnya. Malaikat mencabutnya sebagaimana besi panas yang bercabang-cabang banyak dicabut dari wol basah, yang membuat urat-urat dan pembuluh darah ikut tercabik bersamanya."
فَيَلْعَنُهُ
كُلُّ مَلَكٍ بَيْنَ ٱلسَّمَاءِ وَٱلْأَرْضِ، وَكُلُّ مَلَكٍ فِي ٱلسَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ
أَبْوَابُ ٱلسَّمَاءِ، لَيْسَ مِنْ أَهْلِ بَابٍ إِلَّا وَهُمْ يَدْعُونَ ٱللَّهَ أَلَّا
تَعْرُجَ رُوحُهُ مِنْ قِبَلِهِمْ. فَيَأْخُذُهَا، فَإِذَا أَخَذَهَا، لَمْ يَدَعُوهَا
فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ، حَتَّىٰ يَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ ٱلْمَسُوحِ، وَيَخْرُجُ
مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَىٰ وَجْهِ ٱلْأَرْضِ.
Beliau ﷺ bersabda: "Setiap Malaikat di antara langit dan bumi melaknatnya, begitu pula seluruh Malaikat yang ada di langit. Pintu-pintu langit ditutup rapat, tidak ada satu pun penjaga pintu langit kecuali mereka memohon kepada Allah agar ruh itu tidak diangkat melewati mereka. Maka ruh itu diambil oleh Malaikat Maut. Dan setelah ia mengambilnya, para Malaikat tidak membiarkan ruh itu berada di tangannya sekejap pun, langsung mereka ambil dan masukkan ke dalam kain kasar yang mereka bawa. Dan keluarlah darinya bau sebusuk-busuk bangkai yang pernah tercium di muka bumi.
فَيَصْعَدُونَ
بِهَا، فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَىٰ مَلَإٍ مِّنَ ٱلْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا:
مَا هَٰذَا ٱلرُّوحُ ٱلْخَبِيثُ؟ فَيَقُولُونَ: فُلَانُ ٱبْنُ فُلَانٍ — بِأَقْبَحِ
أَسْمَائِهِ ٱلَّتِي كَانَ يُسَمَّىٰ بِهَا فِي ٱلدُّنْيَا — حَتَّىٰ يُنْتَهَىٰ بِهِ
إِلَىٰ ٱلسَّمَاءِ ٱلدُّنْيَا، فَيُسْتَفْتَحُ لَهُ، فَلَا يُفْتَحُ لَهُ.
Lalu mereka membawa ruh itu naik ke langit. Setiap kali melewati
sekelompok malaikat, mereka berkata: ‘Ruh siapa yang buruk ini?!’ Malaikat yang
membawanya menjawab: ‘Ini adalah fulan bin fulan’ —disebutkan namanya palig buruk
yang biasa ia dipanggil di dunia— hingga mereka sampai di langit dunia dan
meminta agar pintu langit dibukakan untuknya, namun tidak dibukakan.
ثُمَّ
قَرَأَ رَسُولُ ٱللَّهِ ﷺ: ﴿لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ ٱلسَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ حَتَّىٰ
يَلِجَ ٱلْجَمَلُ فِي سَمِّ ٱلْخِيَاطِ﴾. فَيَقُولُ ٱللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ: ٱكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي سِجِّينٍ فِي ٱلْأَرْضِ ٱلسُّفْلَىٰ.
Kemudian Rosulullah ﷺ
membaca firman Allah: "Pintu-pintu langit tidak akan dibukakan bagi
mereka, dan mereka tidak akan masuk Surga hingga unta masuk ke lubang
jarum." (QS. Al-A'raf: 40) Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: "Tulislah
(catat dan simpan) kitab amal (buruk)nya di Sijjin, di bumi yang paling bawah.”
ثُمَّ
يُقَالُ: أَعِيدُوا عَبْدِي إِلَى ٱلْأَرْضِ، فَإِنِّي وَعَدْتُهُمْ أَنِّي مِنْهَا
خَلَقْتُهُمْ، وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ، وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ.
Setelah itu dikatakan: "Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena Aku
telah menjanjikan bahwa Aku menciptakan mereka darinya, dan kepadanya Aku akan
mengembalikan mereka, serta darinya pula Aku akan membangkitkan mereka sekali
lagi.”
فَتُطْرَحُ
رُوحُهُ مِنَ ٱلسَّمَاءِ طَرْحًا، حَتَّىٰ تَقَعَ فِي جَسَدِهِ. ثُمَّ قَرَأَ: ﴿وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ ٱلسَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ
ٱلطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ ٱلرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ﴾ [الحج: 31]
Maka ruhnya dilemparkan dari langit dengan keras, hingga ia jatuh ke
dalam jasadnya. Kemudian Nabi ﷺ
membaca ayat: "Barang siapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia
jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat
yang sangat jauh." (QS. Al-Hajj: 31)
فَتُعَادُ
رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ، فَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِ أَصْحَابِهِ إِذَا وَلَّوْا
عَنْهُ. وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ شَدِيدَا ٱلِٱنْتِهَارِ، فَيَنْتَهِرَانِهِ، وَيُجْلِسَانِهِ
فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي. فَيَقُولَانِ
لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي. فَيَقُولَانِ: فَمَا تَقُولُ
فِي هَٰذَا ٱلرَّجُلِ ٱلَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَلَا يَهْتَدِي لِٱسْمِهِ، فَيُقَالُ:
مُحَمَّدٌ! فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي! سَمِعْتُ ٱلنَّاسَ يَقُولُونَ ذَٰلِكَ!
فَيُقَالُ: لَا دَرَيْتَ، وَلَا تَلَوْتَ!
Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya. Ia pun benar-benar mendengar
suara sandal orang-orang yang telah pergi meninggalkannya setelah dikuburkan. Lalu
datanglah dua Malaikat — yang keras dan tegas — lalu membentaknya dan
mendudukkannya. Mereka bertanya: "Siapa Robbmu?" Dia menjawab:
"Hah? Hah? Aku tidak tahu.” Mereka bertanya: "Apa agamamu?" Dia
menjawab: "Hah? Hah? Aku tidak tahu.” Mereka bertanya: "Apa yang kamu
katakan tentang lelaki ini yang diutus kepada kalian?" Dia tidak bisa
mengenali nama beliau. Maka dikatakan kepadanya: "Muhammad!" Dia pun
menjawab: "Hah? Hah? Aku tidak tahu! Aku hanya mendengar orang-orang
mengatakannya begitu!" Maka dikatakan kepadanya: "Kamu tidak tahu,
dan kamu tidak mau membaca (taklim)!"
فَيُنَادِي
مُنَادٍ مِّنَ ٱلسَّمَاءِ: أَنْ كَذَبَ، فَأَفْرِشُوا لَهُ مِنَ ٱلنَّارِ، وَٱفْتَحُوا
لَهُ بَابًا إِلَى ٱلنَّارِ. فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا، وَيُضَيَّقُ
عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّىٰ تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ.
Kemudian terdengarlah suara penyeru dari langit: "Dia berdusta.
Maka hamparkanlah untuknya tempat dari Neraka, dan bukakanlah untuknya pintu
menuju Neraka." Maka datanglah kepadanya panas dan racun dari Neraka.
Kuburnya menjadi sangat sempit hingga tulang-tulang rusuknya saling
bertabrakan.
وَيَأْتِيهِ
— وَفِي رِوَايَةٍ: وَيُمَثَّلُ لَهُ — رَجُلٌ قَبِيحُ ٱلْوَجْهِ، قَبِيحُ ٱلثِّيَابِ،
مُنْتِنُ ٱلرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِٱلَّذِي يَسُوؤُكَ، هَٰذَا يَوْمُكَ ٱلَّذِي
كُنْتَ تُوعَدُ. فَيَقُولُ: وَأَنْتَ فَبَشَّرَكَ ٱللَّهُ بِٱلشَّرِّ، مَنْ أَنْتَ؟
فَوَجْهُكَ ٱلْوَجْهُ يَجِيءُ بِٱلشَّرِّ. فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ ٱلْخَبِيثُ، فَوَٱللَّهِ
مَا عَلِمْتُكَ إِلَّا كُنْتَ بَطِيئًا عَنْ طَاعَةِ ٱللَّهِ، سَرِيعًا إِلَىٰ مَعْصِيَةِ
ٱللَّهِ، فَجَزَاكَ ٱللَّهُ شَرًّا.
Kemudian datang kepadanya — atau dalam riwayat lain: ditampakkan
kepadanya — seorang lelaki yang buruk rupanya, pakaiannya kotor, dan baunya
sangat busuk. Lelaki itu berkata: “Terimalah kabar buruk yang menyakitkanmu!
Inilah harimu yang dulu telah dijanjikan untukmu!" Ia pun berkata: “Dan
engkau, semoga Allah menyampaikan kabar buruk kepadamu! Siapakah engkau ini?
Wajahmu adalah wajah pembawa keburukan!" Lelaki itu menjawab: "Aku
adalah amal burukmu. Demi Allah, aku tidak pernah mengenalmu kecuali sebagai
orang yang lambat dalam ketaatan kepada Allah dan cepat dalam bermaksiat
kepada-Nya. Maka semoga Allah membalasmu dengan keburukan!”
ثُمَّ
يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَىٰ، أَصَمُّ، أَبْكَمُ، فِي يَدِهِ مِرْزَبَّةٌ، لَوْ ضُرِبَ
بِهَا جَبَلٌ كَانَ تُرَابًا،
Kemudian Allah utuskan untuknya (orang kafir atau fajir tersebut)
seorang Malaikat yang buta, tuli, dan bisu. Di tangannya ada martil besar dari
besi, yang seandainya dipukulkan ke sebuah gunung, niscaya gunung itu akan
hancur menjadi debu.
فَيَضْرِبُهُ
ضَرْبَةً حَتَّىٰ يَصِيرَ بِهَا تُرَابًا، ثُمَّ يُعِيدُهُ ٱللَّهُ كَمَا كَانَ، فَيَضْرِبُهُ
ضَرْبَةً أُخْرَىٰ، فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا ٱلثَّقَلَيْنِ،
Malaikat itu lalu memukulinya sekali pukulan, hingga dia hancur menjadi
tanah. Kemudian Allah kembalikan jasadnya seperti semula, lalu dipukul lagi
dengan pukulan kedua. Maka ia menjerit dengan suara jeritan yang didengar oleh
semua makhluk kecuali jin dan manusia.
ثُمَّ
يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ مِّنَ ٱلنَّارِ، وَيُمَهَّدُ مِنْ فُرُشِ ٱلنَّارِ. فَيَقُولُ:
رَبِّ لَا تُقِمِ ٱلسَّاعَةَ!»
Lalu dibukakanlah untuknya sebuah pintu menuju Neraka, dan digelarkan
untuknya permadani dari api Neraka. Maka ia berkata: "Wahai Robbku, jangan
Engkau tegakkan Hari Kiamat!”
[Takhrij]
Hadits ini diriwayatkan oleh: Abu Dawud
(2/281), Al-Hakim (1/37–40), Ath-Thoyalisi (no. 753), Ahmad (4/287, 288, 295,
296) — dan teks lengkap berasal dari riwayat beliau, Al-Ajurri dalam
Asy-Syari’ah (hal. 367–370).
Sebagian awal hadits juga diriwayatkan oleh: An-Nasa’i (1/282), Ibnu
Majah (1/469–470), hingga kalimat: "seakan-akan di atas kepala kami ada
burung."
Ada pula riwayat yang lebih ringkas dalam: Abu Dawud (2/70), Ahmad
(4/297).
Penilaian derajat hadits: Al-Hakim berkata:
“Shahih sesuai syarat Al-Bukhori dan Muslim.” Dibenarkan oleh Adz-Dzahabi. Dinilai
shahih pula oleh Ibnul Qayyim dalam I’lamul Muwaqqi’in (1/214) dan Tahdzibus
Sunan (4/337), serta ia menukil penshahihan dari Abu Nu’aim dan lainnya.
📚 Dinukil dari Ahkamul Jana’iz karya Syaikh Al-Albani
Rohimahullah.