Ragam Dzikir Makan dan Minum

 

DZIKIR HENDAK MAKAN MINUM

Dzikir hendak makan atau minum adalah membaca tasmiyah yaitu bismillah (بِسْمِ اللَّهِ). Tasmiyah berbeda dengan basmalah. Basmalah adalah: (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) yakni menyertakan dua nama Allah yang lain: Ar-Rohman Ar-Rohim.

Ulama berselisih pendapat, apakah boleh ia dibaca lengkap (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ)? Ibnu Utsaimin  berpendapat boleh. Yang terbaik, membaca bismillah agar mencocoki lafazh Nabi , tanpa menginkari yang membaca basmalah.

Hukum Bismillah

Umar bin Abu Salamah Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata: aku berada dalam asuhan Nabi . Tanganku menjamah banyak makanan di wadah (piring, saat makan bersama). Maka Nabi menegur:

«يَا غُلاَمُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ»

“Hai bocah, bacalah bismillah. Makanlah dengan tangan kanan. Makanlah yang terdekat darimu dulu.” Setelah itu, ia menjadi caraku makan. (HR. Al-Bukhori no. 5376 dan Muslim no. 2022)

Asal perintah adalah wajib. Untuk itu sebagian kecil ulama memandang membaca bismillah saat hendak makan adalah wajib. Akan tetapi mayoritas ulama memandangnya sunnah, karena banyaknya hadits lain yang memalingkan dari wajib kepada sunnah.

Manfaat Bismillah

Manfaat membaca bismillah ketika hendak makan:

1)    Meraih pahala, karena setiap meniru perbuatan Nabi adalah ibadah yang bernilai pahala.

2)    Meraih berkah. Berkah pada makanan bermakna: mengenyangkan dan memper-mudah badan dalam ketaatan.

3)    Dijaga dari setan. Setan juga membutuhkan makan, dan ia makan gratis dari setiap makanan yang tidak dibacakan padanya bismillah.

Keberkahan pada makanan selain dengan membaca bismillah, juga bertambah dengan makan bersama-sama, baik dalam satu wadah (piring) atau satu majlis. Hal ini berdasarkan hadits Wahsy bin Harb bin Wahy, dari ayahnya, dari kakeknya Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: beberapa Sohabat Nabi berkata: “Wahai Rosulullah, kenapa kami tidak kenyang saat makan?” Beliau bertanya: “Barangkali kalian makan tidak bersama-sama?” Mereka menjawab: “Benar.” Beliau bersabda:

«فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ»

“Berkumpullah saat makan dan bacalah bismillah maka makanan itu akan menjadi keberkahan bagi kalian.” (HHR. Abu Dawud no. 3764)

Ini menunjukkan berkumpul dan bismillah adalah sebab keberkahan.

Jika tidak membaca bismillah, maka setan ikut makan. Ada tiga hadits tentang hal ini.

1. Hadits Hudzaifah Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: kami dahulu biasa menghadiri jamuan makan bersama Nabi . Kami tidak memulai meletakkan tangan kami pada makanan sampai beliau yang mengawalinya. Pada suatu jamuan  makan bersama Nabi , tiba-tiba datang anak kecil perempuan seakan terdorong datang dan hendak mengambil makanan untuk langsung dimakan. Maka Nabi memegang tangannya. Lalu datang lelaki baduwi yang seakan terdorong datang dan ketika hendak mengambil makanan dipegang tangannya oleh Nabi , lalu beliau bersabda:

«إِنَّ الشَّيْطَانَ يَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ أَنْ لَا يُذْكَرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ، وَإِنَّهُ جَاءَ بِهَذِهِ الْجَارِيَةِ لِيَسْتَحِلَّ بِهَا فَأَخَذْتُ بِيَدِهَا، فَجَاءَ بِهَذَا الْأَعْرَابِيِّ لِيَسْتَحِلَّ بِهِ فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّ يَدَهُ فِي يَدِي مَعَ يَدِهَا»

“Setan makan gratis dengan cara menjadikan orang-orang tidak membaca bismillah. Setan datang bersama anak kecil ini untuk menghalalkan makanan lewat anak tersebut lalu aku pegang tangannya. Lalu ia datang lagi bersama lelaki baduwi untuk menghalalkan makanan lewat dirinya lalu aku pegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku di Tangan-Nya, sungguh tangan setan tersebut (sekarang) di tanganku bersama tangannya.” (HR. Muslim no. 2017)

2. Hadits Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: Nabi bersabda:

«إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ»

“Jika seseorang memasuki rumahnya dan membaca bismillah saat masuk dan makan maka setan berkata (kepada teman-temannya): ‘Kalian tidak dapat tempat menginap dan makan malam.’ Jika ia tidak membaca bismillah ketika masuk maka setan berkata: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap.’ Jika ia tidak membaca bismillah ketika makan maka setan  berkata: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap dan makan malam.’” (HR. Muslim no. 2018)

3. Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma, Nabi bersabda:

«إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ، حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ، فَإِذَا سَقَطَتْ مِنْ أَحَدِكُمُ اللُّقْمَةُ، فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى، ثُمَّ لِيَأْكُلْهَا، وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ»

“Setan mendatangi seorang dari kalian pada semua kondisinya hingga mendatanginya saat makan. Jika ada suapan yang terjatuh dari kalian maka bersihkan kotoran yang menempel padanya lalu makanlah, dan jangan ia biarkan untuk setan.” (HR. Muslim no. 2033)

Jika Lupa Membaca Bismillah

Jika lupa membaca bismillah dan teringat di tengah makan, maka ia membaca (بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ) yang artinya “dengan menyebut nama Allah baik di awal maupun di akhir”. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, Nabi bersabda:

«إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ»

“Apabila seorang dari kalian hendak makan maka bacalah bismillah. Jika ia lupa membacanya di awal maka bacalah (بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ).” (HSR. Abu Dawud no. 3767)

Dalam lafazh At-Tirmidzi: (بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ).

Umayyah bin Makhsyi Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Rosulullah duduk dan seseorang makan tanpa membaca bismillah hingga ketika tersisa satu suapan ia membaca (بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ) maka Nabi tertawa dan berkata:

«مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ، فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ اسْتَقَاءَ مَا فِي بَطْنِهِ»

“Setan makan terus bersamanya. Ketika ia membaca bismillah maka setan memuntahkan makanan di perutnya.” (HR. Abu Dawud no. 3768)

Hadits ini dihasankan Abu Dawud, Ibnu Hajar, Al-Arnauth, dan dilemahkan Al-Albani.

Selain membaca bismillah, dianjurkan sebelum makan membaca doa di bawah ini, dari Ibnu Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, Nabi bersabda:

«مَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ الطَّعَامَ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ، وَمَنْ سَقَاهُ اللَّهُ لَبَنًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ»

“Siapa yang diberi Allah makan maka berdoalah: ‘Ya Allah berkahilah untuk kami makanan ini dan berilah kami makanan yang lebih baik.’ Siapa yang diberi Allah susu, bacalah: ‘Ya Allah, berkahilah susu ini untuk kami dan tambahkanlah untuk kami.’” (HHR. At-Tirmidzi no. 3455)

DZIKIR SETELAH MAKAN

Dzikir setelah makan adalah memuji Allah yaitu membaca (الحَمْدُ لِلَّهِ) “segala puji milik Allah”, yakni aku memuji Allah atas dimudahkan diriku makan dan menghilangkan lapar. Makna pujian bagi Allah adalah menyebut Allah dengan kesempurnaan disertai mencintai dan mengagungkan. Dengan mencintai, hamba melaksakan perintah-Nya, dan dengan mengagungkan, hamba meninggalkan larangan-Nya.

Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi bersabda:

«إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا»

“Allah ridho atas hamba yang memuji Allah setelah makan dan memuji Allah setelah minum.” (HR. Muslim no. 2734)

Allah Ta’ala memuji Nabi Nuh Alaihissalam karena banyak bersyukur setelah makan dengan memuji Allah, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

﴿إِنَّهُۥ كَانَ عَبۡدٗا ‌شَكُورٗا 

“Dia hamba yang banyak bersyukur.” (QS. Al-Isro: 3)

Salman Al-Farisi Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: “Dahulu Nuh Alaihissalam ketika makan dan mengenakan pakaian membaca alhamdulillah, maka ia dijuluki hamba yang banyak bersyukur.” (Tafsir Ibnu Jarir, 14/452)

Muhammad bin Ka’ab Al-Qurozhi berkata: “Dahulu Nuh Alaihissalam ketika makan membaca alhamdulillah, minum membaca alhamdulillah, mengenakan baju membaca alhamdulillah, naik kendaraan membaca bismillah, maka Allah menjulukinya hamba yang  banyak bersyukur.” (HR. Ahmad hal. 50 dalam Az-Zuhd)

Dianjurkan setelah tahmid (الحَمْدُ لِلَّهِ) menambah-kan lafazh lain seperti dalam beberapa hadits berikut:

1. Hadits Abu Umamah Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: apabila Nabi mengangkat wadah makanannya (selesai makan) beliau berdzikir:

«الحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلاَ مُوَدَّعٍ وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ، رَبَّنَا»

“Hanya milik Allah pujian yang banyak, yang baik, yang diberkahi, (atas makanan yang) tidak mencukupi, tidak terakhir, bukan tidak dibutuhkan, wahai Rob kami.” (HR. Al-Bukhori no. 5458)

Yakni memuji Allah atas makanan yang tidak cukup diberikan sehari bahkan seumur hidup tanpa terputus, dan tidak berakhir sampai hari ini bahkan selamanya, serta bukan tidak dibutuhkan, bahkan dibutuhkan oleh kami selama hidup kami.

2. Hadits Abu Ayyub Al-Anshori Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: apabila Rosulullah selesai makan atau minum berdzikir:

«الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَ، وَسَقَى، وَسَوَّغَهُ، وَجَعَلَ لَهُ مَخْرَجًا»

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan, memberi minum, memudahkan ditelan dan memudahkan dikeluarkan (dalam bentuk kotoran).” (HSR. Abu Dawud no. 3851)

Hadits ini dishohihkan: An-Nawawi, Ibnu Hajar, Zakaria Anshori, Al-Albani, Al-Arnauth, dan lain-lain.

3. Hadits Mu’adz bin Anas Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi bersabda:

«مَنْ أَكَلَ طَعَامًا ثُمَّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ، وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

“Siapa yang makan lalu berdoa: ‘Segala puji milik Allah yang telah memberiku makanan ini dan memberiku tanpa daya dan upaya dariku,’ maka dosa-dosanya yang lalu (dari dosa kecil) diampuni.” (HHR. Abu Dawud no. 4023, At-Tirmidzi no. 3458, Ibnu Majah no. 3285)

4. Hadits Abdurrohman bin Jubair, ia diberitahu orang yang pernah melayani Nabi selama 8 tahun dan ia mendengar Nabi apabila hidangan didekatkan kepada beliau maka membaca bismillah. Jika telah usai makan maka membaca:

«اللَّهُمَّ أَطْعَمْتَ وَأَسْقَيْتَ، وَأَغْنَيْتَ وَأَقْنَيْتَ، وَهَدَيْتَ وَأَحْيَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَعْطَيْتَ»

“Ya Allah, Engkau telah memberi makan, memberi minum, memberi kecukupan, memberi harta, memberi petunjuk, memberi kehidupan. Segala puji hanya untuk-Mu atas apa yang telah Engkau berikan.” (HSR. Ahmad no. 16595)

Dzikir yang Lemah Sanadnya

Di antara doa makan yang banyak dikerjakan Muslimin adalah hadits Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: apabila Nabi selesai makan berdoa:

«الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا، وَسَقَانَا، وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ»

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan, memberi kami minum, dan menjadikan kami orang Islam.” (HR. Abu Dawud no. 3850, At-Tirmidzi no. 3457, Ibnu Majah no. 3283, Ahmad no. 11276)

Hadits ini diperselisihkan statusnya. Ia lemahkan Al-Albani, Al-Arnauth, Asy-Syaukani, Ibnu Muflih. Ia dishohihkan oleh Abu Dawud, Al-Isybili dalam Al-Ahkam Al-Wushtho 4/152. Ia dihasankan Ibnu Hajar dalam Al-Futuhat 5/229, As-Suyuthi dalam Al-Jami Ash-Shoghir no. 6738.

Oleh karena itu, baiknya membaca hadits-hadits yang disepakati shohih saja, yang sudah disebutkan sebelumnya. Adapun yang membaca semua doa lalu menambah dengan doa ini, mudah-mudahkan berpahala banyak. Allahu a’lam.

DZIKIR BUKA PUASA

Ibnu Umar Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: apabila Nabi berbuka puasa membaca:

«ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ»

“Haus telah hilang, kerongkongan telah basah, pahala sudah ditetapkan, in syaa Allah.” (HHR. Abu Dawud no. 2357)

Ia dibaca setelah makan ringan seperti minum atau makan kurma dan semisalnya.

Abdullah bin Abi Mulaikah berkata: aku mendengar Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata: Rosulullah bersabda:

«إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ»

“Orang yang berpuasa memiliki doa saat berbuka, yang tidak ditolak.”

Ibnu Abi Mulaikah berkata: aku mendengar Abdullah bin Amr berdoa saat berbuka:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي»

“Ya Allah, aku memohon kepadamu dengan rohmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuniku.” (HHR. Ibnu Majah no. 1753)

Hadits ini dishohihkan: Al-Bushiri, Al-Haitami; dihasankan: Ibnu Hajar, Ibnu Mulaqqin; dilemahkan: Al-Albani.

MENDOAKAN ORANG YANG MEMBERI MAKAN

Dianjurkan mendoakan orang yang memberi makan, seperti dalam beberapa hadits berikut:

Dari Al-Miqdad Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi berdoa:

«اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِي، وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِي»

“Ya Allah, berilah makan orang yang memberiku makan, dan berilah minum orang yang memberiku minum.” (HR. Muslim no. 2055)

Abdullah bin Busr Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: Rosulullah mendatangi ayahku lalu menyuguhinya hidangan. Juga menyunguhinya minuman dan beliau meminumnya, dan makan dari sebelah kanannya. Ketika beliau hendak pulang, ayahku memegangi tali kekang kendaraan Nabi dan berkata: “Doakan kami.” Maka beliau mendoakan:

«اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيمَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ»

“Ya Allah, berkahilah apa saja yang Engkau berikan kepada mereka, ampunilah mereka dan rohmatilah mereka.” (HSR. Abu Dawud no. 3729)

Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Nabi mendatangi Sa’ad bin Ubadah Rodhiyallahu ‘Anhu lalu ia menghidangkan roti dan zaitun. Seusai makan, Nabi berdoa:

«أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ»

“Orang-orang yang berpuasa berbuka di sisi kalian. Makanan kalian dimakan oleh orang-orang yang baik. Beberapa Malaikat mendoakan kebaikan untuk kalian.” (HSR. Abu Dawud no. 3854)

Yakni beberapa Malaikat mendoakan ampunan dan rohmat untuknya.

KESIMPULAN

Ragam dzikir hendak makan minum:

1-  بِسْمِ اللَّهِ

2-  اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ

Ragam dzikir setelah makan minum:

1-  الحَمْدُ لِلَّهِ

2-  الحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلاَ مُوَدَّعٍ وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ، رَبَّنَا

3-  الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَ، وَسَقَى، وَسَوَّغَهُ، وَجَعَلَ لَهُ مَخْرَجًا

4-  الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ، وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ

5-  اللَّهُمَّ أَطْعَمْتَ وَأَسْقَيْتَ، وَأَغْنَيْتَ وَأَقْنَيْتَ، وَهَدَيْتَ وَأَحْيَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَعْطَيْتَ

6-  الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا، وَسَقَانَا، وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ

Doa berbuka puasa:

1-  ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

2-  اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

Mendoakan orang yang menjamu makan:

1-  اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِي، وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِي

2-  اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيمَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ

3-  أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ

Demikian yang mudah terkumpul. Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk senantiasa mengamalkan dzikir dan doa ini.

ولله الحمد، والصلاة والسلام على محمد

Surabaya, Romadhon 1445 H - Nor Kandir

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url