40 Hadits Keutamaan Al-Qur’an | Syaikh Abu Muhammad Al-Biqa’i Asy-Syami
40 Hadits Keutamaan Al-Qur’an
أَرْبَعُوْنَ حَدِيْثاً فِي فَضَائِلِ الْقُرْآنِ
Syaikh
Abu Muhammad Al-Biqa’i Asy-Syami
﷽
Mendekatlah kepada Allah! Sungguh tidak ada yang lebih mendekatkan Anda
kepada Allah dengan sesuatu yang paling dicintai-Nya melebihi Kalam-Nya.
Segala puji milik Allah yang Maha Esa, tempat bersandar segala urusan, yang
tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada yang sepadan dengan-Nya.
Semoga sholawat dan salam tercurah kepada sebaik-baik manusia di permukaan
bumi, kepada keluarganya dan para Sahabatnya sebagai umat terbaik, dan yang
mengikuti mereka dengan baik.
Seseorang yang sangat kami hormati dan kami cintai karena Allah Al-Qori`
Asy-Syaikh Abu Abdillah Abdurrohman meminta kami untuk mengumpulkan sebagian
hadits-hadits pilihan tentang keutamaan Al-Qur`an. Lalu, aku mulai mencurahkan
perhatian dalam melaksanakannya dan bertawakal kepada Allah semata dan Dia-lah tempat meminta
pertolongan. Maka, untuk mewujudkan itu aku berdoa, meminta pertolongan dan mengesakan-Nya
dalam ilmu, tujuan, dan keyakinan.
1. Tidak Akan Tersesat
1» Telah tsabit (shohih) dalam Shohîh Ibnu Hibbân dari Abu
Syuroih Al-Khuza’i Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ keluar menemui kami lalu bersabda:
«أَبْشِرُوا! وَأَبْشِرُو!
أَلَيْسَ تَشْهَدُونَ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللّٰهِ؟»
قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «فَإِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ سَبَبٌ
طَرَفُهُ بِيَدِ اللّٰهِ وَطَرَفُهُ بِأَيْدِيكُمْ، فَتَمَسَّكُوا بِهِ، فَإِنَّكُمْ
لَنْ تَضِلُّوا وَلَنْ تَهْلِكُوا بَعْدَهُ أَبَدًا»
“Bergembiralah dan bergembiralah kalian! Bukankah kalian
bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan aku adalah
Rosulullah?” Mereka menjawab,
“Ya.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur`an ini ujungnya terhubung di Tangan
Allah dan ujung yang lain terhubung di tangan kalian, maka pegang teguhlah ia,
karena kalian tidak akan tersesat dan binasa setelah itu selamanya.” [1]
2. Perintah Berdoa Setelah Tilawah
2» Dari Imron bin Hushoin Rodhiyallahu ‘Anhu, dia
melewati seorang tukang cerita sedang membaca Al-Qur`an untuk meminta-minta,
lalu Imron membaca istirja’ (innā lillāhi wa innā ilaihi
rōji’ūn) kemudian berkata: aku mendengar Rosulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ قَرَأَ القُرْآنَ
فَلْيَسْأَلِ اللّٰهَ بِهِ، فَإِنَّهُ سَيَجِيءُ أَقْوَامٌ يَقْرَءُونَ القُرْآنَ يَسْأَلُونَ
بِهِ النَّاسَ»
“Barangsiapa yang membaca Al-Qur`an, hendaklah meminta kepada Allah.
Sungguh akan datang beberapa kaum yang membaca Al-Qur`an untuk meminta-minta
kepada manusia.” [2]
3. Membaca Untuk Upah Dunia
3» Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata: Rosulullah
ﷺ keluar menemui kami saat kami
sedang membaca Al-Qur`an dan di tengah kami ada orang Arob dan orang non-Arob,
lalu beliau bersabda:
«اقْرَءُوا فَكُلٌّ حَسَنٌ،
وَسَيَجِيءُ أَقْوَامٌ يُقِيمُونَهُ كَمَا يُقَامُ الْقِدْحُ، يَتَعَجَّلُونَهُ وَلاَ
يَتَأَجَّلُونَهُ»
“Bacalah Al-Qur’an, dan masing-masing adalah kebaikan[3]. Akan datang nanti beberapa kaum yang membacanya
dengan tegak (sesuai tajwid) sebagaimana tegaknya busur. Akan tetapi mereka meminta
disegerakan upahnya di dunia, bukan di Akhirat.”[4]
4. Ancaman Pamer Tilawah
4» Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ menceritakan kepadaku:
«أَنَّ اللّٰهَ عَزَّ وَجَلَّ
إِذَا كَانَ يَوْمُ القِيَامَةِ نَزَلَ إِلَى العِبَادِ لِيَقْضِيَ بَيْنَهُمْ وَكُلُّ
أُمَّةٍ جَاثِيَةٌ، فَأَوَّلُ مَنْ يَدْعُو بِهِ رَجُلٌ جَمَعَ القُرْآنَ وَرَجُلٌ
يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ وَرَجُلٌ كَثِيرُ الْمَالِ، فَيَقُولُ اللّٰهُ لِلْقَارِئِ:
أَلَمْ أُعَلِّمْكَ مَا أَنْزَلْتُ عَلَى رَسُولِي؟ قَالَ: بَلَى يَا رَبِّ. قَالَ:
فَمَاذَا عَمِلْتَ فِيمَا عُلِّمْتَ؟ قَالَ: كُنْتُ أَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ
وَآنَاءَ النَّهَارِ، فَيَقُولُ اللّٰهُ لَهُ: كَذَبْتَ! وَتَقُولُ الْمَلاَئِكَةُ
لَهُ: كَذَبْتَ! فَيَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلاَنٌ
قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ. وَيُؤْتَى بِصَاحِبِ الْمَالِ فَيَقُولُ: أَلَمْ أُوَسِّعْ عَلَيْكَ
حَتَّى لَمْ أَدَعْكَ تَحْتَاجُ إِلَى أَحَدٍ؟ قَالَ: بَلَى، قَالَ: فَمَاذَا عَمِلْتَ
فِيمَا آتَيْتُكَ؟ قَالَ: كُنْتُ أَصِلُ الرَّحِمَ وَأَتَصَدَّقُ، فَيَقُولُ اللّٰهُ:
كَذَبْتَ! وَتَقُولُ الْمَلاَئِكَةُ: كَذَبْتَ! وَيَقُولُ اللّٰهُ: بَلْ أَرَدْتَ أَنْ
يُقَالَ فُلاَنٌ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ذَاكَ. وَيُؤْتَى بِالرَّجُلِ الَّذِي قُتِلَ
فِي سَبِيلِ اللّٰهِ فَيُقَالُ لَهُ: فِيمَ قُتِلْتَ؟ فَيَقُولُ: أُمِرْتُ بِالجِهَادِ
فِي سَبِيلِكَ فَقَاتَلْتُ حَتَّى قُتِلْتُ، فَيَقُولُ اللّٰهُ: كَذَبْتَ! وَتَقُولُ
الْمَلاَئِكَةُ لَهُ: كَذَبْتَ! وَيَقُولُ اللّٰهُ: بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلاَنٌ
جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ذَاكَ»
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla pada hari Kiamat turun kepada para hamba
untuk mengadili di antara mereka dalam keadaan setiap umat berlutut. Orang
pertama yang dipanggil adalah seseorang yang mempelajari Al-Qur`an, seseorang
yang terbunuh di jalan Allah, dan seseorang yang banyak hartanya. Allah
bertanya kepada yang membaca Al-Qur`an, ‘Bukankah Aku telah mengajarimu apa
yang telah Aku turunkan kepada Rosul-Ku?’ Dia menjawab, ‘Benar, wahai Rob.’
Allah berkata, ‘Maka apa yang telah kamu amalkan dari apa yang telah diajarkan
kepadamu?’ Dia menjawab, ‘Aku
mengamalkannya pada malam hari dan siang hari.’ Lalu Allah berkata kepadanya,
‘Kamu dusta!’ Lalu para Malaikat berkata kepadanya, ‘Kamu dusta!’ Lanjut Allah Azza wa Jalla, ‘Sebaliknya kamu
ingin dikatakan, ‘Si fulan pandai baca Al-Qur`an!’ Sungguh telah
dikatakan itu.’ Lalu didatangkan pemilik harta lalu Dia berkata, ‘Bukankah Aku
telah memberi kelapangan bagimu hingga Aku menjadikanmu tidak butuh kepada
seorang pun?’ Dia menjawab, ‘Benar.’ Allah bertanya, ‘Maka apa yang telah kamu
perbuat dari apa yang telah aku berikan kepadamu?’ Dia menjawab, ‘Aku
menyambung tali silaturohmi dan bersedekah.’ Lalu Allah berkata, ‘Kamu dusta!’
Lalu para Malaikat berkata, ‘Kamu dusta!’ lanjut Allah, ‘Sebaliknya kamu ingin
dikatakan, ‘Si fulan sangat dermawan!’ Sungguh telah dikatakan itu.’ Lalu
didatangkanlah seseorang yang terbunuh di jalan Allah, lalu ditanyakan
kepadanya, ‘Karena apa kamu terbunuh?’ Dia menjawab, ‘Aku diperintah berjihad
di jalan-Mu lalu aku berperang hingga terbunuh.’ Lalu Allah berkata, ‘Kamu
dusta!’ Para Malaikat berkata kepadanya, ‘Kamu dusta!’ lanjut Allah, ‘Sebaliknya kamu ingin disebut si
fulan pemberani.’ Sungguh telah disebut itu!’”
Kemudian Rosulullah ﷺ menepuk lututku
seraya bersabda:
«يَا أَبَا هُرَيْرَةَ!
أُولَئِكَ الثَّلاَثَةُ أَوَّلُ خَلْقِ اللّٰهِ تُسَعَّرُ بِهِمُ النَّارُ يَوْمَ القِيَامَةِ»
“Hai Abu Huroiroh! Mereka bertiga adalah makhluk Allah pertama kali yang
karena mereka Neraka dinyalakan pada hari Kiamat.” [5]
5. Ruh di Langit dan Pujian di Bumi
5» Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa seseorang
datang kepadanya seraya berkata, “Berilah aku wasiat!” Lalu dia berkata, “Kamu
telah meminta kepadaku apa yang dulu aku minta kepada Rosulullah ﷺ sebelummu:
«أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللّٰهِ
فَإِنَّهُ رَأْسُ كُلِّ شَيْءٍ، وَعَلَيْكَ بِالْجِهَادِ فَإِنَّهَا رَهْبَانِيَّةُ
الْإِسْلَامِ، وَعَلَيْكَ بِذِكْرِ اللّٰهِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ فَإِنَّهُ رُوْحُكَ
فِي السَّمَاءِ وذِكْرُكَ فِي الْأَرْضِ»
“Aku wasiatkan kamu untuk bertakwa kepada Allah karena ia
merupakan poros segala sesuatu, hendaklah kamu berjihad karena ia merupakan kerohiban[6] dalam Islam, dan hendaklah kamu berdzikir kepada
Allah dan membaca Al-Qur`an karena itu merupakan ruhmu di langit dan kemuliaanmu
di bumi.” [7]
6. Qur’an Adalah Hujjah
6» Dari Abu Malik Al-Asy’ari Rodhiyallahu ‘Anhu,
dia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ،
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
تَمْلَآنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَالصَّلَاةُ نُورٌ،
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ،
كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا»
“Bersuci adalah sebagian dari iman. Alhamdulillâh memenuhi
timbangan. Subhânallâh dan Alhamdulillâh keduanya memenuhi antara
langit-langit dan bumi. Sholat adalah cahaya[8], sedekah adalah bukti[9], sabar adalah lentera[10], dan Al-Qur`an adalah hujjah yang membelamu (jika
mengikutinya) atau yang melawanmu (jika menyelisihinya). Setiap manusia
memasuki waktu pagi dalam keadaan menjual dirinya[11], lalu dia memerdekakannya atau membinasakannya.”[12]
7. Jika Munafik Baca Quran
7» Dari Abu Musa Al-Asy’ari Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ bersabda:
«مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ كَالأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ، وَالَّذِى لاَ يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا، وَمَثَلُ الْفَاجِرِ
الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا
مُرٌّ، وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ
طَعْمُهَا مُرٌّ وَلاَ رِيحَ لَهَا»
“Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur`an seperti buah utrujah yang enak
rasanya dan harum aromanya, orang yang tidak membaca Al-Qur`an seperti kurma
yang enak rasanya tetapi tidak beraroma. Perumpamaan orang fajir yang membaca
Al-Qur`an seperti buah roihanah yang harum aromanya tetapi pahit rasanya, dan perumpamaan orang
fajir yang tidak membaca Al-Qur`an seperti buah hanzholah yang pahit rasanya
dan tidak beraroma.”[13]
8. Sepuluh Pahala Per Huruf
8» Dari Abdullah bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah
ﷺ bersabda:
«مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ
كِتَابِ اللّٰهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُولُ
﴿اٰلمٓ﴾ حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ
حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ»
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka dia mendapatkan satu
kebaikan, dan kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh yang serupa. Aku tidak
mengatakan bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu
huruf, dan mim satu huruf.”[14]
9. Keluarga Allah di Bumi
9» Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ لِلّٰهِ أَهْلِينَ
مِنَ النَّاسِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللّٰهِ، مَنْ
هُمْ؟ قَالَ: «هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللّٰهِ
وَخَاصَّتُهُ»
“Sesungguhnya Allah memiliki beberapa keluarga dari kalangan
manusia.” Mereka bertanya, “Wahai
Rosulullah! Siapakah mereka?” Beliau menjawab, “Mereka adalah ahli Al-Qur`an.
Mereka keluarga Allah dan keistimewaan-Nya.”[15]
10. Syafaat Al-Quran
10» Dari Abu Umamah Al-Bahili Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: aku
mendengar Rosulullah ﷺ bersabda:
«اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ
يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ، اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ
وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا
غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ
صَوَافٍّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا، اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ
أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ»
“Bacalah Al-Qur`an karena dia akan datang pada hari Kiamat
sebagai pemberi syafaat bagi pemiliknya. Bacalah az-Zahrowain yakni Al-Baqoroh
dan surat Ali Imron karena keduanya akan datang pada hari Kiamat bagaikan dua
awan atau bagaikan dua naungan atau bagaikan dua sayap burung yang menaungi
pemiliknya. Bacalah surat Al-Baqoroh karena mengambilnya adalah berkah,
meninggalkannya adalah kerugian dan tukang sihir (dukun, paranormal) tidak
mampu melawannya.”[16]
11. Satu Ayat Lebih Mahal Dari Satu
Ekor Unta
11» Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia
berkata: Rosulullah ﷺ
bersabda:
«أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا
رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلَاثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ؟»
قُلْنَا: نَعَمْ. قَالَ: «فَثَلَاثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ
أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلَاثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ»
“Apakah seorang dari kalian suka saat pulang menuju
keluarganya mendapati tiga ekor unta yang besar dan gemuk?” Kami menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Tiga ayat yang dibaca
oleh seorang dari kalian di dalam sholatnya lebih baik daripada tiga unta yang
besar dan gemuk.”[17]
12. Orang Terbaik
12» Dari Utsman
bin Affan Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»
“Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan yang mengajarkannya.”[18]
Dalam riwayat Al-Bukhari yang lain: dari Utsman Rodhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«أَفْضَلُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ وَعَلَّمُهُ»
“Seutama-utama kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan
mengajarkannya.”
13. Orang Pilihan
13» Dari Ali bin
Abi Thalib Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«خِيَارُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»
“Yang terpilih di antara kalian adalah yang mempelajari
Al-Qur`an dan mengajarkannya.”[19]
14. Derajat Tertinggi di Surga
14» Dari
Abdullah bin Amr Rodhiyallahu ‘Anhuma, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ:
اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ
عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا»
“Akan
dikatakan kepada pemilik Al-Qur`an: Baca dan naiklah, dan bacalah dengan tartil
seperti dahulu kamu membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya tempatmu
adalah di akhir ayat yang pernah kamu baca.”[20]
15. Mahkota Kemuliaan
15» Dari Abu Huroiroh
Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«يَجِيءُ القُرْآنُ يَوْمَ
القِيَامَةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ حَلِّهِ! فَيُلْبَسُ تَاجَ الكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ:
يَا رَبِّ زِدْهُ! فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ ارْضَ
عَنْهُ! فَيَرْضَى عَنْهُ. فَيُقَالُ لَهُ: اِقْرَأْ وَارْقِ! وَيُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ
حَسَنَةً»
“Al-Qur`an
akan datang pada hari Kiamat lalu berkata, ‘Ya Rob, berilah dia hiasan!’ Maka
dia dipakaikan mahkota kemuliaan, kemudian Al-Qur`an berkata lagi, ‘Ya Rob,
Tambahlah! Maka dipakaikan kepadanya hiasan kemuliaan. Kemudian dia berkata
lagi, ‘Ya Rob, ridhoilah dia!’ Maka Allah meridhoinya. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Bacalah dan
naiklah!’ Dan ditambah dengan setiap ayat satu kebaikan.”[21]
16. Belajar Satu Ayat
16» Dari Uqbah bin Amir Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ keluar menemui kami saat kami di Shuffah[22], lalu bersabda:
«أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ
يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ بُطْحَانَ أَوْ الْعَقِيقَ فَيَأْتِيَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ
كَوْمَاوَيْنِ فِي غَيْرِ إِثْمٍ بِاللّٰهِ وَلَا قَطْعِ رَحِمٍ؟»
“Siapakah dari kalian yang suka pergi pada waktu pagi setiap hari ke pasar
Buthhân atau Aqîq lalu mendapat dua unta bunting tanpa melakukan dosa kepada
Allah dan memutus silaturrohim?” Kami menjawab, “Kami semua suka hal itu.” Beliau bersabda:
«فَلَئِنْ يَغْدُو أَحَدُكُمْ
كُلَّ يَوْمٍ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَتَعَلَّمُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلَاثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلَاثٍ وَأَرْبَعٌ
خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنْ الْإِبِلِ»
“Seandainya seorang dari kalian pergi pada waktu pagi setiap hari ke Masjid
untuk mempelajari dua ayat dari Kitabullah Azza wa Jalla lebih baik baginya
daripada dua unta bunting, tiga lebih baik baginya daripada tiga, empat lebih
baik baginya darpada empat, begitu seterusnya sebanyak hitungan unta.”[23]
17. Memperindah Bacaan
17» Dari Abu Huroiroh
Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ
bersabda:
«لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ
يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ»
“Bukanlah
termasuk dari kami siapa yang tidak melagukan Al-Qur`an.” Dalam riwayat lain menambahkan, “dengan menyaringkannya[24].”[25]
18. Aromanya Semerbak
18» Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ mengutus beberapa orang yang banyak jumlahnya, lalu beliau
menunjuk imam untuk mereka. Beliau menunjuk
masing-masing seorang dari mereka yang memiliki hafalan Al-Qur`an, lalu beliau
mendatangi seorang lelaki yang masih belia umurnya di antara mereka, lalu
bertanya, “Berapa yang kamu hafal, hai Fulan?” Dia menjawab, “Aku hafal
ini dan ini serta surat Al-Baqoroh.” Beliau bertanya, “Benar kamu hafal
surat Al-Baqoroh?” Dia menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Pergilah dan kamu
menjadi pemimpin mereka.” Lalu seseorang yang mulia di antara mereka berkata,
“Demi Allah, wahai Rosulullah! Tidak ada yang menghalangiku untuk mempelajari
surat Al-Baqoroh kecuali karena takut tidak bisa mengamalkannya.” Maka, Rosulullah
ﷺ bersabda:
«تَعَلَّمُوا القُرْآنَ
فَاقْرَءُوهُ وَأَقْرِئُوهُ، فَإِنَّ مَثَلَ القُرْآنِ لِمَنْ تَعَلَّمَهُ فَقَرَأَهُ
وَقَامَ بِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ مَحْشُوٍّ مِسْكًا يَفُوحُ بِرِيحِهِ كُلُّ مَكَانٍ،
وَمَثَلُ مَنْ تَعَلَّمَهُ فَيَرْقُدُ وَهُوَ فِي جَوْفِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ أُوكِئَ
عَلَى مِسْكٍ»
“Pelajarilah Al-Qur`an, bacalah dan ajarkanlah, karena
perumpamaan Al-Qur`an bagi yang mempelajarinya lalu membacanya dan
mengamalkannya seperti botol berisi penuh minyak misik yang semerbak aromanya
ke segala tempat, dan perumpamaan seseorang yang mempelajarinya dan tidur
padahal hafal maka seperti botol yang berisi minyak misik.”[26]
19. Mahar Al-Quran
19» Dari Sahl bin Sa’ad Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: seorang
wanita mendatangi Nabi ﷺ lalu mengatakan bahwa dirinya telah
menghibahkan[27] dirinya kepada Allah dan Rosul-Nya ﷺ, lalu beliau menjawab, “Aku sedang tidak memiliki hajat
terhadap wanita.” Seorang lelaki berkata, “Nikahkan
saja ia kepadaku.” Beliau bersabda, “Berilah dia pakaian (sebagai
maharnya).” Dia menjawab, “Aku tidak punya.” Beliau bersabda, “Berilah
dia meskipun cincin besi.” Dia tidak juga mendapatkan lalu beliau bersabda,
“Kamu hafal apa dari Al-Qur`an?” Dia menjawab, “Ini dan itu.” Beliau
bersabda:
«فَقَدْ زَوَّجْتُكَهَا
بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ»
“Aku
menikahkannya[28] kepadamu dengan hafalan Al-Qur`an yang ada padamu.”[29]
20. Jika Budak Hafal Quran
20» Nafi bin Abdul Haris bertemu dengan Umar Rodhiyallahu
‘Anhu di Asfan. Umar telah
mengangkatnya menjadi amir atas Makkah, lalu dia berkata, “Siapa yang kamu
angkat untuk menjadi pemimpin bagi penduduk Wadi?” Dia
menjawab, “Ibnu Abza.” Umar bertanya, “Siapa Ibnu Abza itu?” Dia menjawab, “Dia
salah satu dari budak-budak kami yang
dimerdekakan.” Umar bertanya, “Kamu menjadikannya
pemimpin atas mereka?” Dia menjawab, “Dia seorang qori[30]
Kitabullah Azza wa Jalla dan yang pandai tentang Faroidh[31].”
Umar berkata, “Ketauhuilah! Sesungguhnya Nabi kalian ﷺ
telah bersabda:
«إِنَّ اللّٰهَ يَرْفَعُ
بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ»
‘Sesungguhnya
Allah mengangkat dengan Al-Kitab ini beberapa kaum dan merendahkan[32] beberapa kaum dengannya pula.’”[33]
21. Jika Lupa Ayat
21» Dari
Abdullah bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Nabi ﷺ
bersabda:
«بِئْسَ مَا لِأَحَدِهِمْ
أَنْ يَقُولَ نَسِيتُ آيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ نُسِّىَ، وَاسْتَذْكِرُوا الْقُرْآنَ
فَإِنَّهُ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنْ صُدُورِ الرِّجَالِ مِنَ النَّعَمِ»
“Seburuk-buruk seorang dari mereka adalah yang mengatakan aku lupa ayat ini
dan ini, tetapi sebenarnya dia dilupakan. Selalu ulangi hafalan Al-Qur`an karena ia lebih mudah lepas dari dada-dada manusia
daripada binatang lepasnya
unta (dari talinya).”[34]
22. Murojaah
22» Dari Uqbah
bin Amir Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosulullah ﷺ
bersabda:
«تَعَلَّمُوا كِتَابَ اللّٰهِ
وَتَعَاهَدُوا وَاقْتَنُوهُ وَتَغَنُّوا بِهِ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُوَ
أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ الْمَخَاضِ فِي الْعُقُلِ»
“Pelajarilah
Kitabullah, murajaahlah
(mengulangi hafalan), amalkanlah, dan lagukanlah. Demi
Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh dia lebih mudah lepas daripada anak unta dari ikatannya.”[35]
23. Rutin Mengulang Hafalan
23» Dari Ibnu
Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma, Rosulullah ﷺ
bersabda:
«إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ
الْقُرْآنِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ، إِنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا
وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ»
“Sesungguhnya
perumpamaan pemilik Al-Qur`an seperti pemilik unta yang tertambat. Jika dia
diikat akan tenang dan jika dilepas ikatannya akan pergi.”[36]
24. Memperbagus Bacaan
24» Dari Al-Baro` bin Azib Rodhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: aku mendengar Rosulullah ﷺ bersabda:
«حَسِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيدُ الْقُرْآنَ حُسْنًا»
“Perindahlah
Al-Qur`an dengan suara kalian, karena suara yang merdu menambah keindahan
Al-Qur`an.”[37]
Dalam riwayat
Ibnu Hibban, An-Nasa`i, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi berbunyi:
«زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ»
“Hiasilah
Al-Qur`an dengan suara-suara kalian.”
25. Suara Merdu
25» Dari Ibnu Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: aku mendengar Rosulullah ﷺ bersabda:
«حُسْنُ الصَّوْتِ زِينَةُ
الْقُرْآنِ»
“Suara merdu bisa memperindah Al-Qur`an.”[38]
26. Malaikat Mendengarkan Tilawah
26» Dari Usaid bin Hudhoir Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa dia membaca Al-Qur`an di dalam rumahnya, dan
suaranya amat merdu. Lalu dia datang kepada Rosulullah ﷺ, lalu berkata, “Ketika aku membaca Al-Qur`an tiba-tiba sesuatu
meliputiku seperti awan, sementara istriku di rumah dan kudaku di kandang. Aku khawatir kudaku
berlarian lalu membuat istriku terkejut hingga keguguran.” Lalu Rosulullah ﷺ bersabda kepadanya:
«اِقْرَأْ يَا أُسَيْدُ!
فَإِنَّمَا هُوَ مَلَكٌ اسْتَمَعَ الْقُرْآنَ»
“Bacalah
wahai Usaid! sesungguhnya dia adalah Malaikat yang sedang mendengarkan
Al-Qur`an.”[39]
27. Anjuran Hasad Kepada Ahli Quran
27» Dari Abu Huroiroh
Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rosulullah ﷺ
bersabda:
«لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى
اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللّٰهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ
وَآنَاءَ النَّهَارِ فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ لَيْتَنِى أُوتِيتُ مِثْلَ مَا
أُوتِىَ فُلاَنٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللّٰهُ مَالاً فَهُوَ
يُهْلِكُهُ فِى الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ لَيْتَنِى أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِىَ فُلاَنٌ
فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ»
“Tidak boleh hasad kecuali kepada dua jenis orang: seseorang yang Allah
ajarkan Al-Qur`an sementara dia membacanya pada malam hari dan siang hari lalu
tetangganya mendengarnya lalu berkata, ‘Andai saja aku diberi seperti yang
diberikan kepada fulan tentu aku akan mengerjakan seperti yang dikerjakannya’,
dan seseorang yang diberi Allah harta lalu dia menghabiskannya di dalam
kebenaran lalu seseorang berkata, ‘Andai saja aku diberi seperti yang diberikan
kepada fulan tentu aku akan mengerjakan seperti apa yang dikerjakannya.’”[40]
28. Larangan Makan dari Quran
28» Dari
Abdurrahman bin Syabl Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: aku mendengar Rosulullah
ﷺ bersabda:
«تَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ.
فَإِذَا عَلِمْتُمُوهُ فَلَا تَغْلُوا فِيهِ، وَلَا تَجْفُوا عَنْهُ، وَلَا تَأْكُلُوا
بِهِ، وَلَا تَسْتَكْثِرُوا بِهِ»
“Pelajarilah
Al-Qur`an. Apabila kalian telah berilmu tentangnya maka jangan berlebih-lebihan
terhadapnya[41], jangan meremehkannya[42], jangan mencari makan dengannya[43], dan jangan memperbanyak
harta dengannya[44].”[45]
29. Syafaat Al-Baqoroh dan Ali Imron
29» Dari An-Nawwas
bin Sam’an Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: aku mendengar Rosulullah ﷺ
bersabda:
«يُؤْتَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ
بِالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ فِي الدُّنْيَا، تَقْدُمُهُ
سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ»
“Pada hari
Kiamat Al-Qur`an dan ahlinya yang dahulu mengamalkannya sewaktu di dunia
didatangkan. Ia dikawal oleh surat Al-Baqoroh dan Ali Imron (menuju Surga).” Rosulullah ﷺ membuat perumpamaan keduanya dengan tiga perumpamaan tetapi aku
lupa, sepertinya beliau bersabda bahwa seolah-olah keduanya adalah dua awan
atau dua naungan hitam yang di antara keduanya ada cahaya atau seolah-olah
keduanya kelompok burung berbaris yang menaungi pemilik keduanya.”[46]
30. Tujuh Huruf
30» Dari
Abdullah bin Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, bahwa Rosulullah ﷺ
bersabda:
«أَقْرَأَنِى جِبْرِيلُ
عَلَى حَرْفٍ فَرَاجَعْتُهُ، ثُمَّ لَمْ أَزَلْ أَسْتَزِيدُهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى
سَبْعَةِ أَحْرُفٍ»
“Jibril membacakan kepadaku Al-Qur`an dengan suatu qiroah (bacaan) lalu aku
berkali-kali menemui Jibril untuk meminta tambahan (qiroah) lagi kepadanya,
lalu dia pun menambah untukku hingga menjadi tujuh qiraah[47].”[48]
31. Terbata Membaca
31» Dari Aisyah
Rodhiyallahu ‘Anha,
dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
«الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ
مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ يَشْتَدُّ
عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ»
“Seseorang
yang mahir dalam Al-Qur`an bersama dengan Malaikat yang mulia lagi taat, dan
seseorang yang membaca Al-Qur`an dengan terbata-bata mendapat dua pahala.”[49]
32. Mengganti Wirid yang Terlewat
32» Dari Umar
bin Khoththob Rodhiyallahu ‘Anhu,
dia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ نَامَ عَنْ حِزْبِهِ
أَوْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ فَقَرَأَهُ فِيمَا بَيْنَ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الظُّهْرِ
كُتِبَ لَهُ كَأَنَّمَا قَرَأَهُ مِنْ اللَّيْلِ»
“Barangsiapa
tidur dengan (membaca) satu hizb Al-Qur`an atau sebagian darinya lalu
membacanya antara sholat Subuh dan sholat Zhuhur, maka dia akan dicatat seperti
orang yang membacanya pada malam hari.” [50]
33. Minimal Hatam dalam Sebulan
33» Dari Abdullah bin Amr Rodhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda, “Hatamkan Al-Qur`an dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku sanggup lebih dari itu,” hingga beliau bersabda:
«اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِى
شَهْرٍ» قُلْتُ: إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً حَتَّى قَالَ: «اقْرَأْهُ فِى سَبْعٍ وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ»
“Hatamkan ia dalam tujuh
hari[51] dan jangan kurang dari itu.”[52]
34. Larangan Hatam Kurang dari Tiga
Hari
34» Dari
Abdullah bin Amr Rodhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata: Rosulullah ﷺ
bersabda:
«مَنْ قَرَأَ القُرْآنَ
فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلاَثٍ لَمْ يَفْقَهْهُ»
“Barangsiapa
menghatamkan Al-Qur`an kurang dari tiga hari tidak akan bisa memahaminya[53].”[54]
35. Ahli Quran Sangat Dermawan
35» Dari Ibnu Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata, “Rosulullah ﷺ adalah manusia yang paling dermawan.
Keadaan beliau paling dermawan adalah pada bulan Romadhon saat ditemui oleh
Jibril. Dia menemui beliau setiap malam di bulan Romadhon untuk tadarrus
Al-Qur`an. Sungguh Rosulullah adalah yang paling dermawan dalam kebaikan
melebihi angin yang berhembus.”[55]
36. Memutus Per Ayat
36» Dari Ummu Salamah Rodhiyallahu ‘Anha, dia berkata, “Apabila Rosulullah ﷺ membaca Al-Qur`an beliau memutus per ayat. Alhamdu lillâhi Robil
âlamîn lalu berhenti, ar-rohmânir rohîm lalu berhenti.”
Ibnu Abi
Malikah berkata, “Ummu Salamah membacanya maliki (bukan māliki).”[56]
37. Bentuk Memuliakan Allah
37» Dari Abu
Musa Al-Asy’ari Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ
bersabda:
«إِنَّ مِنْ إِجْلاَلِ اللّٰهِ
إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ
وَالْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ»
“Sesungguhnya
termasuk mengagungkan Allah adalah memuliakan Muslim yang sudah tua, para penghafal Qur`an
tanpa berlebihan dan meremehkan[57], dan memuliakan penguasa yang adil.”[58]
38. Larangan Tanpa Mentadaburi
38» Dari Uqbah
bin Amir Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rosulullah ﷺ
bersabda:
«سَيَخْرُجُ أَقْوَامٌ مِنْ
أُمَّتِي يَشْرَبُونَ الْقُرْآنَ كَشُرْبِهِمُ اللَّبَنَ»
“Akan
keluar beberapa kaum dari umatku yang meminum Al-Qur`an seperti mereka meminum
susu[59].”[60]
39. Mendebat Qur’an Kekufuran
39» Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rosulullah ﷺ bersabda:
«الْجِدَالُ فِي الْقُرْآنِ
كُفْرٌ»
“Berdebat dalam Al-Qur`an adalah kekufuran[61].”[62]
40. Didahulukan Dikubur
40» Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma, bahwa Rosulullah ﷺ menggabungkan dalam satu kubur dua orang yang gugur dalam
perang Uhud, lalu beliau bersabda:
«أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا
لِلْقُرْآنِ؟»
“Siapa
di antara mereka yang lebih banyak hafal Al-Qur`an?” Ketika ditunjukkan kepada salah seorang dari keduanya, beliau
mendahulukannya[63]
di liang lahat.”[64]
Selesai dengan
pertolongan Allah dan karuania-Nya pada hari Rabu 11 Syawal 1427 dari hijrohnya Al-Musthofa ﷺ.
Saya memohon
kepada Allah Azza wa Jalla agar menjadikannya ikhlas dan diterima
oleh-Nya, dan menjadikan hadits-hadits ini bermanfaat bagi setiap orang yang
membacanya.
Saya memohon
kepada Allah Azza wa Jalla untuk mengampuniku, guru-guruku, sahabat-sahabatku yang telah
membantu, dan sahabat-sahabatku lain yang mendoakanku. Segala puji bagi Allah Rob
semesta alam.
Abu Muhammad
Al-Biqo’i
Asy-Syami Al-Atsari
[1] Shohih: Shahîh Ibnu Hibbân (no. 122, I/329), Mushannaf
Ibnu Abî Syaibah (no. 30006, VI/125), Al-Mu’jam Al-Kabîr Ath-Thobaronî
(no. 491,
XXII/108), dan Syu’abul Iman Al-Baihaqî (no. 201, II/352).
[2] Hasan: Sunan At-Tirmidzî (no. 2917, V/175), Al-Mu’jam Al-Kabîr Ath-Thobaronî (no. 374, XVIII/167), dan
Syu’abul Iman Al-Baihaqî (no. 2627, II/533).
[3] Yakni bacaan dari orang
Arob maupun non-Arob adalah sama-sama bagus dan berpahala, meskipun bacaaan
orang non-Arob terkadang tidak sesuai makhroj dan tajwidnya. Kelak akan datang
generasi yang mahir dalam membaca sesuai makhroj dan tajwid, bacaannya lurus
sekali bagaikan busur panah yang hendak melesat, akan tetapi mereka membacanya
bukan karena Allah tetapi untuk upah di dunia.
[4] Hasan: Sunan Abû Dâwud (no. 830, I/220), Musnad
Ahmad (no. 14898, III/257), dan Syu’abul Iman Al-Baihaqî (no. 2642, II/835).
[5] Shohih: Sunan At-Tirmidzî (no. 2382, IV/591)
dan berkata, “Hasan gharib,” Al-Mustadrak Al-Hâkim
(no. 1527, I/579) dan berkata, “Sanadnya shohih hanya saja Al-Bukhori dan
Muslim tidak mencantumkannya,” dan Shahîh Ibnu Hibbân (no. 408, II/125).
[6] Yakni bersungguh-sungguh
dalam berjuang sebagaimana rohib bersungguh-sungguh dalam ibadah.
[7] Hasan: Musnad Ahmad (no. 11791, III/82).
[8] Yakni cahaya di dunia dengan meneranginya kepada jalan ketaatan dan
menjauhkannya dari kegelapan maksiat, juga cahaya di alam barzakh yang gelap,
juga cahaya di Shirot menuju Surga.
[9] Yakni bukti iman, karena
tabiat manusia bakhil sehingga untuk mengeluarkan hartanya untuk sedekah butuh
pendorongnya, yaitu iman.
[10] Yakni panas sebagaimana
lentera, sehingga butuh kekuatan jiwa untuk mengendalikan amarah.
[11] Yakni beramal, baik amal
baik maupun amal jelek. Beramal diibaratkan menjual karena ada kemiripan dari
sisi untung rugi. Jika untung, berarti ia memerdekakan dirinya dari api Neraka
dan jika rugi berarti ia membinasakan dirinya di Neraka.
[12] Shohih: Shohîh Muslim (no. 223, I/203), Shohîh Ibnu Hibbân
(no. 844, III/124), Sunan At-Tirmidzî (no. 3517, V/535), Sunan
Al-Kubrō An-Nasâ`î
(no. 2217) Sunan Ibnu Mâjah
(no. 280, I/102), dan Sunan Ad-Dârimî
(no. 653, I/174).
[13] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 5020, IV/1917), Shohîh
Muslim (no. 797, I/549), Shohîh Ibnu Hibbân
(no. 770, III/47), Sunan At-Tirmidzî (no. 2856), Sunan An-Nasâ`î Al-Kubrō (no. 11769, VI/538), Sunan Abû Dâwud
(no. 4829), Sunan Ibnu Mâjah
(no. 214, I/77), Musnad Ahmad (no. 19630, IV/403), dan Sunan Ad-Dârimî (no. 3364, II/535).
[14] Shohih: Sunan At-Tirmidzî (no. 2910, V/175)
dengan lafazh ini dan berkata, “Hadits hasan shohih gharib,” dan Syu’abul Iman
Al-Baihaqî (no. 1984, II/342).
[15] Shohih: Sunan Ibnu Mâjah
(no. 215, I/78), Musnad Ahmad (no. 13566, II/242), Sunan Ad-Dârimî (no. 3326, II/525), Musnad
Ath-Thayâlisî
(no. 2124, I/283), dan Syu’abul
Iman Al-Baihaqî (no. 2688, II/551).
[16] Shohih: Shohîh Muslim (no. 804, I/553), Musnad
Ahmad (no. 22246, V/254), Sunan as-Sughrâ Al-Baihaqî (no. 998, I/547), dan Al-Mu’jam Al-Ausath Ath-Thobaronî (no. 468, I/150).
[17] Shohih: Shohîh Muslim (no. 802, I/552), Sunan Ibnu
Mâjah (no. 3782, II/1243), Musnad Ahmad (no. 9141, II/296), dan Sunan
Ad-Dârimî (no. 3314, II/523).
[18] Shohih: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 4739, IV/1919), Shohîh
Ibnu Hibbân (no. 118, I/324), Sunan At-Tirmidzî (no. 2907), Sunan
Al-Kubrō An-Nasâ`î (no. 8037, V/19), Sunan Abû Dâwud (no. 1452,
II/70, V/173), Musnad Ahmad (no. 500, I/69), dan Sunan Ad-Dârimî (no.
3337, II/528).
[19] Shohih: Musnad Ahmad (no. 1317, I/153), Sunan Ad-Dârimî
(no. 3337, II/528), dan Mushannaf Ibnu Abî Syaibah (no. 30072, VI/132).
[20] Shohih: Sunan At-Tirmidzî (no. 3914, V/177) dan Sunan
Abû Dâwûd (no. 1464, II/73).
[21] Hasan: Sunan At-Tirmidzî (no. 2915, V/178) dan
berkata, “Hasan shohih,” Al-Mustadrak Al-Hakim (no. 2029, I/738) dan
berkata, “Sanadnya shohih tetapi Al-Bukhori dan Muslim tidak mencantumkannya,” Sunan
Ad-Dârimî (no. 3311, II/522), dan Syu’abul Iman Al-Baihaqî (2996,
II/346).
[22] Tempat tinggal khusus bagi
kaum miskin Muhajirin di serambi masjid Nabawi.
[23] Shohih: Shohîh Muslim (no. 803, I/552), Shohîh
Ibnu Hibbân (no. 115, I/321), Sunan Ash-Shugrâ An-Nasâ`î (no. 985, I/542), Sunan Abû Dâwûd (no. 1456, II/71), dan Musnad
Ahmad (no. 15444, IV/154).
[24] Yakni maksud melagukan
adalah menyaringkan suara.
[25] Shohih: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 7089, VI/737), Shohîh
Ibnu Hibbân (no. 120, I/326), Sunan ash-Shugrâ An-Nasâ`î (no. 1042,
I/558), Sunan Abû Dâwûd (no. 1469), Musnad Ahmad (no. 1512), Sunan
Ad-Dârimî (no. 1491, I/417), dan Syu’abul Iman Al-Baihaqî (no. 2613,
II/528).
[26] Hasan: Sunan At-Tirmidzî (no. 2876, V/156) dan
berkata, “Hadits hasan,” dan Sunan Ash-Shughrâ An-Nasâ`î (no.
8749).
[27] Yakni minta dinikahi. Termasuk kekhususan Nabi ﷺ adalah
boleh menikahi wanita yang menghibahkan dirinya kepada beliau tanpa mahar.
[28] Nabi ﷺ menikahkannya karena beliau sebagai penguasa yang
memiliki wewenang menikahkan wanita yang tidak memiliki wali. Atau ini
kekhususan Nabi ﷺ karena sebagaimana istri beliau adalah ibu kaum
Muslimin, maka beliau adalah bapak kaum Muslimin, dan bapak adalah wali
anaknya.
[29] Shohih: Shohîh Al-Bukhōrî
(no. 4741, IV/1919), Sunan At-Tirmidzî (no. 1114, III/421), Sunan Ash-Shughrâ
An-Nasâ`î (no. 3200, VI/54), Sunan Abû Dâwûd (no. 3111, II/236), Sunan
Ibnu Mâjah (no. 6680, II/179), Al-Muwaththa` Al-Mâlik (no. 1096,
II/526), dan Sunan Ad-Dârimî (no. 2201, II/190).
[30] Yakni hafal Al-Qur’an dan
bacaannya bagus. Istilah qori juga digunakan untuk orang yang hafal dan
mengerti tafsirnya.
[31] Faroidh memiliki dua
arti: khusus dan umum. Arti khusus adalah warisan, dan arti umum adalah apa
saja yang Allah wajibkan seperti sholat, zakat, puasa, haji, dan lain-lain.
Nampaknya hadits ini mencakup keduanya.
[32] Yakni yang menyelisihi
Al-Qur’an dan menentangnya.
[33] Shohih: Shohîh Muslim (no. 817, I/559), Sunan Ibnu
Mâjah (no. 218, I/79), Musnad Ahmad (no. 232), Sunan Ad-Dârimî
(no. 3365), dan Syu’abul Iman Al-Baihaqî (no. 2682, II/550)
[34] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 4744,
IV/1921), Shohîh Muslim (no. 790, I/544), Shohîh Ibnu Hibbân (no.
763, III/41), Sunan At-Tirmidzî (no. 2942, V/193), Sunan Al-Kubrō An-Nasâ`î
(no. 1015, I/327), Musnad Ahmad (no. 3620, I/381), dan Sunan Ad-Dârimî
(no. 575, I/152).
[35] Shohih: Sunan Al-Kubrō An-Nasâ`î (no. 8049, V/21), Musnad
Ahad (no. 17355, IV/146), dan Sunan Ad-Dârimî (no. 3349, II/521).
[36] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 4743,
IV/1920), Shohîh Muslim (no. 789, I/543), Shohîh Ibnu Hibbân (no.
764, II/41), Sunan Ash-Shugrâ An-Nasâ`î (no. 942, II/154), Musnad
Ahmad (no. 5315, II/64), dan Al-Muwaththa` Al-Mâlik (no. 473, I/202).
[37] Shohih: Sunan Ad-Dârimî (no. 3501, II/565) dan Syu’abul
Imam Al-Baihaqî (no. 2141, II/368).
[38] Hasan: Al-Mu’jam Al-Kabîr Ath-Thobaronî (no. 10023,
X/82).
[39] Shohih: Mushannaf Abdrurrazzâq (no. 4182, II/486), Al-Mustadrak
Al-Hakim (no. 5259, III/326), dan Al-Mu’jam Al-Kabîr Ath-Thobaronî
(no. 563, I/207).
[40] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 4738,
IV/1919), Shohîh Muslim (no. 815, I/559), Shohîh Ibnu Hibbân (no.
90, I/292), Sunan At-Tirmidzî (no. 1936, IV/330), Sunan Al-Kubrō An-Nasâ`î
(no. 5841, III/462), Sunan Ibnu Mâjah (no. 4209, II/1408), dan Musnad
Ahmad (no. 4550, II/8).
[41] Yakni menghatamkannya
kurang dari tiga hari, sehingga banyak kewajiban dan kegiatan belajar
terganggu. Kecuali jika momen ibadah seperti Romadhon dan 10 Dzulhijjah maka
boleh menghatamkannya kurang dari tiga hari dengan syarat tidak mengganggu
kewajiban.
[42] Tidak mengulang hafalan
dan tidak mengamalkannya.
[43] Membaca di acara atau
jalan agar diberi uang. Adapun membaca untuk mengajar maka diperbolehkan
mengambil upahnya dengan syarat fokus utamanya adalah ikhlas kepada Allah.
[44] Larangan ini kelanjutan
dari larangan sebelumnya. Larangan ini lebih berat dari sebelumnya, karena
sebelumnya hanya untuk makan dan yang ini untuk kemegahan.
[45] Shohih: Sunan An-Nasâ`î (no. 990, I/544), Musnad
Ahmad (no. 15568, III/428), dan Syu’abul Iman Al-Baihaqî (no. 2687,
II/551).
[46] Shohih: Shohîh Muslim (no. 805, I/551) dan Sunan
At-Tirmidzî (no. 2883, V/160).
[47] Tujuh huruf atau tujuh qiroah bukanlah tujuh qiroah sab’ah yang dikenal
dalam ilmu qiroah. Akan tetapi maksudnya adalah kemudahan dalam membaca Al-Qur’an
oleh berbagai kabilah di waktu itu. Masing-masing kabilah membaca Al-Qur’an
sesuai dialeknya.
[48] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 3047,
III/1177), Shohîh Muslim (no. 818, I/561), Shohîh Ibnu Hibbân
(no. 737, III/11), dan Sunan ash-Shugrâ An-Nasâ`î (no. 1045).
[49] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 4653,
IV/1882), Shohîh Muslim (no. 798, I/549), Shohîh Ibnu Hibbân (no.
767, III/44), Sunan At-Tirmidzî (no. 2904, V/171), Sunan ash-Shugrâ
An-Nasâ`î (no. 986, I/542), Sunan Abû Dâwûd (no. 1453, II/70), Sunan
Ibnu Mâjah (no. 3779, II/1242), Musnad Ahmad (no. 24257), dan Sunan
Ad-Dârimî (no. 3368).
[50] Shohih: Shohîh Muslim (no. 747, I/515), Shohîh
Ibnu Hibbân (no. 2643, VI/369), Sunan At-Tirmidzî (no. 581, II/474),
Sunan Al-Kubrō An-Nasâ`î (no. 1643, I/457), Sunan Abû Dâwûd (no.
1313, II/34), Sunan Ibnu Mâjah (no. 1343), dan Sunan Ad-Dârimî
(no. 1477, I/412).
[51] Dalam hadits lain Nabi ﷺ memberinya keringanan
menghatamkannya dalam tiga hari.
[52] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh
Al-Bukhōrî (no. 4767, IV/1924), Shohîh Muslim (no. 1159, II/418), Shohîh
Ibnu Hibbân (no. 757, III/34), Sunan ash-Shugrâ An-Nasâ`î (no. 1035,
I/561), Sunan Abû Dâwûd (no. 1390, III/54), Sunan Ibnu Mâjah (no.
1346, I/428), dan Musnad Ahmad (no. 6546, II/165).
[53] Sebagian ulama
menghatamkan dalam 2 hari dan ada pula dalam 1 hari, bahkan Asy-Syafii hatam 2x
dalam sehari dalam Romadhan. Para ulama berpendapat, jika mereka tetap bisa
paham apa yang dibaca, maka itu tidak dilarang, juga dikarenakan mereka hanya
membacanya di musim ibadah saja, tidak tiap hari.
[54] Shohih: Sunan At-Tirmidzî (no. 2946, V/196), Sunan
ash-Shugrâ An-Nasâ`î (no. 1037), Sunan Ibnu Mâjah (no. 1347, I/428),
dan Syu’abul Iman Al-Baihaqî (no. 2168, II/394).
[55] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 6, I/61) dan Shohîh
Muslim (no. 2308, IV/1803), Shohîh Ibnu Hibbân
(no. 3440, VIII/225), Sunan Al-Kubrō An-Nasâ`î (no. 2406, II/64), dan Musnad
Ahmad (no. 2042, I/230).
[56] Shohih: Al-Mustadrak Al-Hâkim (no. 2910, II/252), Sunan
Abû Dâwûd (no. 4001, IV/37), Musnad Ahmad (no. 26625, VI/302), dan Syu’abul
Iman Al-Baihaqî (no. 2587, II/520).
[57] Berlebihan dan meremehkan ini mengandung dua sudut pandang: (1) penghafal
Qur’an, yakni mereka yang tidak berlebihan dalam membacanya hingga
melalaikan kewajiban dan tidak meremehkannya tanpa mengulang hafalannya
sedikitpun, (2) orang yang memuliakan para penghafal Qur’an, mereka
tidak berlebihan hingga mengkultuskannya dan mereka tidak pula meremehkannya
hingga tidak dibantu saat butuh bantuan.
[58] Hasan: Sunan Abû Dâwûd (no. 4834, IV/261), Syu’abul
Iman Al-Baihaqî (no. 2685, II/550), Musnad Al-Bazzar (no. 3070,
VIII/74), dan Mu’jam Al-Ausath Ath-Thobaronî (no. 6736, VII/21).
[59] Maksudnya, mereka membacanya dengan lisan mereka
tanpa merenungi makna-maknanya dan tidak merenungkan hukum-hukumnya, tetapi
sekedar lewat begitu saja di lisannya sebagaimana lewatnya susu yang diminum
dengan cepat di tenggorokan.
[60] Hasan: Al-Mu’jam Al-Kabîr Ath-Thobaronî (no. 821,
XVII/297), dan Musnad Ar-Rûyânî (no. 249, I/188).
[61] Yakni mempertentangkan
antar ayat, seolah-olah ayat Al-Qur’an ada yang tidak singkron, padahal akalnya
yang gagal paham. Atau maknanya berdebat yang niatnya untuk mempertentangkan
Al-Qur’an, bukan untuk berusaha memahaminya.
[62] Shohih: Sunan Abû Dâwûd (no. 4603, IV/199), Al-Mustadrak
Al-Hâkim (no. 2803, II/243), dan Syu’abul Iman Al-Baihaqî (no. 2256,
II/416).
[63] Yakni orang yang hafal Qur’an dimasukkan lebih awal dan dirapatkan ke arah
qiblat, lalu orang kedua dimasukkan dan diletakkan di belakangnya.
[64] Muttafaqun ‘Alaihi: Shohîh Al-Bukhōrî (no. 1282,
I/452), Shohîh Muslim (no. 2296), Shohîh Ibnu Hibbân (no. 3183,
VII/456), Sunan At-Tirmidzî (no. 1036, III/354), Sunan An-Nasâ`î
(no. 2802, I/635) dan selain mereka.
Komentar
Posting Komentar