Al-Quran Berbicara Masa Lampau dan Masa Depan

Al-Quran Berbicara Masa Lampau dan Masa Depan

Banyak buku yang menggunakan istilah “Ramalan Al-Quran sekarang telah terbukti.” Kata ramalan seakan berkonotasi jelek, yakni praduga kuat yang terlarang yang biasa dilakukan para dukun untuk menentukan kejadian masa depan. Adapun yang dimaksud ramalan oleh mereka adalah kabar Al-Quran tentang masa depan yang pasti akan terjadi dan sebagian telah terbukti, tetapi kata ramalan sebaiknya tidak digunakan.

1. Bulan Pernah Terbelah Dua Kali

Allâh subhanahu wa ta’ala berfirman:

«اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ»

“Hari Kiamat telah dekat dan bulan telah terbelah.”[1]

Allâh Mahatahu yang ghaib mengabarkan bahwa bulan telah terbelah, karena asal kata kerja lampau (انْشَقَّ) menunjukkan peristiwa yang telah terjadi.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:

أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً، فَأَرَاهُمُ انْشِقَاقَ القَمَرِ [مَرَّتَيْنِ]

“Penduduk Makkah meminta Rasûlullâh untuk memperlihatkan kepada mereka suatu mu’jizat lalu beliau memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan [sebanyak dua kali].”[2]

Para ‘ulama telah berijma’ (sepakat tanpa berselisih) bahwa bulan telah terbelah di masa Rasûlullâh sebagai mu’jizat dari beliau , di antaranya para imam ahli hadits semisal al-Bukhari dan Muslim yang membuat bab terbelahnya bulan. Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Peristiwa ini benar terjadi di masa Rasûlullâh sebagaimana yang tercantum dalam hadits-hadits mutawatir lagi shahih.”[3] Hingga Rasûlullâh berkata kepada penduduk Makkah, “Saksikanlah! Saksikanlah!” Kemudian mereka mendustakannya dengan mengatakan bahwa ini hanyalah sihir dari Muhammad, tetapi sebagian mereka menolak tuduhan ini karena sihir tidak mungkin berpengaruh di tempat-tempat lain juga. Abu Jahal bertanya kepada kafilah dagang dari Syam dan dijawab benar adanya bahwa bulan terbelah dilihat oleh mata mereka sendiri saat di perjalanan.

Jika ada yang bertanya, “Bagaimana mungkin bulan benda yang sangat besar terbelah lalu menyatu kembali? Ini sangat bertentangan dengan ilmu fisika, gravitasi, dan geologi.” Maka jawabannya, “Allâh Mahakuasa terhadap segala sesuatu.” Kewajiban kita adalah tunduk patuh dan beriman kepada segala kabar dari Allâh dan Rasul-Nya jika benar-benar shahih kabarnya, karena Allâh adalah haq dan Rasûlullâh adalah utusan-Nya.

Pada tahun 1969, badan antariksa Amerika NASA mengklaim berhasil mengambil foto bulan pada ketinggian 14 km dari permukaan bulan. Mereka menemukan fenomena aneh pada permukaan bulan yang memiliki kawah melingkar seperti cincin. Celah yang menyerupai kawah ini memiliki panjang 125 km dan kedalaman 400 m serta lebar 1.500 m.

Adapun umat Islam, mereka percaya 100 % bahwa bulan pernah terbelah sebagai mu’jizat Nabi karena kabar terbelahnya bulan shahih dari Allâh dan Rasul-Nya, dan tidak akan goyah dengan penemuan Barat yang membenarkannya atau menyanggahnya, karena penemuan dan penelitian manusia bisa salah dan bisa benar, apalagi jika mereka berbohong lalu kita membenarkannya, seolah-olah benar adanya mereka pernah ke bulan! Mereka tidaklah sehebat dan secanggih yang mereka gembor-gemborkan di media massa!

2. Romawi Akan Mengalahkan Persia

Kabar masa depan lainnya dan telah terbukti kebenarannya adalah apa yang Allâh subhanahu wa ta’ala firmankan:

«الم (١) غُلِبَتِ الرُّومُ (٢) فِي أَدْنَى الأرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (٣) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الأمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (٤) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ»

“Alif Lâm Mîm. Romawi telah dikalahkan di adnâ bumi, dan mereka setelah kekalahannya akan menang dalam bidh’ tahun. Milik Allâh sebelum dan sesudahnya, dan pada hari itu orang-orang beriman bergembira karena pertolongan Allâh. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.”[4]

Allâh subhanahu wa ta’ala mengabarkan kepada orang-orang beriman bahwa Romawi (beragama Nashrani) akan menang mengalahkan Persia (kaum paganisme, penyembah berhala) dalam bidh’. Apa itu Bidh’? Ahli bahasa menyebutkan bahwa bidh’ untuk sebutan bilangan antara 3 sampai 9. Itu artinya bangsa Romawi akan mengalahkan persia dalam kurun waktu antara itu, dan terbukti 7 tahun setelah ayat ini turun terjadi peperangan antara Romawi dan Persia dengan kemenangan di pihak Romawi. Mengapa seolah-olah orang beriman mendukung Romawi padahal orang Nashrani telah Allâh kafirkan dan tidak diterima agamanya? Jawabannya, dilihat dari sudut pandang “yang lebih baik” di antara dua kubu, bukan karena dukungan ideologi merestui agama Nashrani. Bangsa Romawi beragama Nashrani yang diturunkan kepada mereka kitab Taurat dan Injil (agama samawi), sementara Bangsa Persia merupakan bangsa paganisme yang menyembah berhala yang tidak beragama. Dilihat dari sini, Romawi lebih utama daripada Persia. Ayat ini juga memberikan isyarat bahwa Allâh akan selalu memenangkan yang paling mencocoki kebenaran di masa akhirnya.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menceritakan tentang ayat tersebut, “Romawi (awalnya) dikalahkan dan (akhirnya) mengalahkan. Orang-orang musyrik senang jika Persia menang atas Romawi karena keduanya sama-sama paganis. Adapun orang-orang mukmin senang jika Romawi menang atas Persia karena mereka ahli kitab. Kemudian kabar itu disampaikan ke Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu menyampaikannya kepada Rasûlullâh . Beliau bersabda, ‘Sungguh mereka (Romawi) akan menang.’ Kemudian Abu Bakar menyampaikan itu kepada orang-orang musyrik dan mereka berkata, ‘Mari kita taruhan sampai masa tertentu. Jika kami menang kamu bayar sekian dan jika kamu yang menang kami akan membayar sekian.’ Maka mereka pun menyepakati masa 5 tahun, tetapi belum  juga Romawi menang. Lalu diajukanlah kepada Nabi dan beliau bersabda, ‘Mengapa kamu tidak menetapkan kurang dari 10 saja (Sa’id –salah satu perawi– mengatakan  bahwa bidh’ artinya hitungan angka kurang dari 10).’ Kemudian Ramawi menang setelah itu. Itulah firman Allâh subhanahu wa ta’ala, ‘“Alif Lâm Mîm. Romawi telah dikalahkan di adnâ bumi, dan mereka setelah kekalahannya akan menang dalam bidh’ tahun. Milik Allâh sebelum dan sesudahnya, dan pada hari itu orang-orang mukmin bergembira karena pertolongan Allâh. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.’[5]

Kemenangan Romawi adalah kemenangan yang tidak pernah terduga sebelumnya, karena keadaan interen Romawi yang pecah dan kekuatan militer yang melemah. Jangankan menyerang musuh, mempertahankan negerinya sendiri sangat berat. Begitulah Allâh mengatur segala sesuatu menurut kehendak-Nya.

Ada yang menakjubkan di ayat ini, Allâh menyebutkan tempat pertempuran Romawi dengan Persia dengan lafazh adnâ. Dalam bahasa ‘Arab lafazh (أَدْنَى) memilili dua arti: dekat dan rendah. Dari situlah lafazh dunia (دُنْيَا) terbentuk. Dunia bermakna dekat karena jaraknya sangat dekat dari akhirat (umurnya singkat), dan bermakna rendah karena kenikmatannya sangat rendah (sedikit, lenyap, meninggalkan kotoran, dan tidak sempurna) dibanding kenikmatan Surga (banyak, kekal, tanpa meninggalkan kotoran, dan sempurna).

Para ahli sejarah menyebutkan bahwa pertempuran tersebut terjadi di Laut Mati yang merupakan tempat paling rendah dari permukaan laut, menurut penelitian terkini. Laut Mati memiliki titik terendah di bumi sekitar 400 m di bawah permukaan laut. Disebut Laut Mati karena tidak ada tanda  kehidupan yang dapat bertahan hidup di laut tersebut yang mengandung garam tertinggi dari seluruh laut di dunia.



[1] QS. Al-Qamar [54]: 1.

[2] Muttafaqun ‘Alaih: HR. Al-Bukhari (no. 3637, IV/206) dan Muslim (no. 2802). Dalam kurung tambahan riwayat Muslim.

[3] Tafsîr Ibnu Katsîr (VII/472).

[4] QS. Ar-Rûm [30]: 1-5.

[5] Shahih: HR. At-Tirmidzi (no. 3193, V/343), Ahmad (no. 2495) dalam Musnadnya, dan al-Hakim (no. 3540) dalam al-Mustadrâk. Sufyan berkata, “Aku mendengar bahwa mereka menang bertepatan perang Badar.” Dinilai shahih oleh al-Albani dan al-Arna`uth. Al-Hakim berkata, “Hadits shahih sesuai syarat al-Bukhari Muslim tetapi keduanya tidak mengeluarkannya,” dan disepakati adz-Dzahabi.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url