Al-Qur’an Sumber Ilmu, Anugrah Paling Agung
Al-Qur’an Sumber Ilmu, Anugrah
Paling Agung
Nikmat Allâh subhanahu wa ta’ala begitu banyak dan
di antara nikmat yang banyak itu ada nikmat yang paling agung yang karenanya
seluruh manusia pantas bergembira. Nikmat
apakah itu? Al-Qur`an. Allâh subhanahu wa ta’ala berfirman:
«قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا
هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ»
“Katakanlah,
‘Karena karunia Allâh dan rahmat-Nya hendaklah mereka bergembira, karena ia
jauh lebih baik dari apa (harta) yang mereka kumpulkan.’”[1]
Yang dimaksud karunia
dan rahmat di sini adalah al-Qur`an karena ayat ini Allâh
singgung setelah penyebutan al-Qur`an sebagai mau’izhah (pelajaran), penyembuh, petunjuk, dan rahmat bagi
orang-orang beriman.
Al-‘Allamah
as-Sa’di (w. 1376 H) menjelaskan, “Yaitu al-Qur`an yang merupakan nikmat dan
anugrah yang paling agung serta sebesar-besar karunia Allâh kepada para
hamba-Nya.”[2]
Al-Imam al-Qurthubi (w. 671 H)
menjelaskan, “Abu Sa’id al-Khudri dan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhum
menafsirkan karunia Allâh adalah al-Qur`an sementara rahmat-Nya adalah
dijadikanNya kalian ahlinya.”[3]
Harta dunia memang nikmat besar yang
diberikan Allâh kepada para hamba, tetapi nikmat al-Qur`an jauh lebih baik,
agung, dan mulia. ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau tidak menyetujui dimasukkannya harta dunia termasuk karunia
dan rahmat-Nya dalam ayat di atas. Diriwayatkan dari Aifa’
bin ‘Abd al-Kula’i bahwa dia berkata, “Tatkala hasil bumi Irak didatangkan ke
‘Umar radhiyallahu ‘anhu, maka beliau dan seorang pembantunya datang dan
mulai menghitung unta. Ternyata jumlahnya sangat banyak. ‘Umar pun berkata, ‘Alhamdulillah.’
Pembantunya berkata, ‘Demi Allâh, ini adalah karunia Allâh dan rahmat-Nya.’
‘Umar menimpali, ‘Kamu keliru, bukan itu maksudnya. Dialah (al-Qur`an) yang Allâh
maksud dalam firman-Nya, ‘Katakanlah, ‘Karena karunia Allâh dan rahmat-Nya
hendaklah mereka bergembira, karena ia jauh lebih baik dari apa (dunia dan
harta) yang mereka kumpulkan.’’ Adapun ini adalah maksud dari ‘Apa yang
mereka kumpulkan.’”[4]
Untuk itulah Allâh
mensifati dirinya ar-Rahman sebelum menyebutkan al-Qur`an, yang mengisyaratkan Allâh
Maharahmat kepada manusia dengan diberikanNya al-Qur`an kepada mereka,
sebagaimana firman-Nya:
«الرَّحْمَنُ (١) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢) خَلَقَ الْإِنْسَانَ»
“Ar-Rahman.
Dia mengajari al-Qur`an. Dia menciptakan manusia.”[5]
Yang menarik di
sini, Allâh subhanahu wa ta’ala mendahulukan penyebutan al-Qur`an
sebelum manusia, padahal semestinya kebalikannya karena manusia yang membaca
al-Qur`an. Penyebutan objek (al-Qur`an) sebelum subjek (manusia) merupakan
susunan yang tidak lazim. Tetapi dengan ini, Allâh mengisyaratkan bahwa
al-Qur`an merupakan pedoman manusia dan sia-sialah penciptaan mereka jika
berpaling dari al-Qur`an.
Dengan
keagungan al-Qur`an dan kebutuhan manusia terhadapnya, ternyata al-Qur`an
merupakan sumber segala ilmu, untuk melengkapi sumber segala kebaikan dan
kebahagiaan.[]