Bagaimana cara i’tikaf yang benar?

 

Bagaimana cara i’tikaf yang benar?

I’tikaf tidak sah kecuali di Masjid, berdasarkan firman-Nya Ta’ala:

﴿وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ﴾

“Dan janganlah kalian menjimak istri kalian saat kalian melakukan i’tikaf di Masjid-Masjid.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 187)

Begitu juga, karena Masjid merupakan tempat i’tikaf Rosulullah .

Dianjurkan bagi orang beri’tikaf untuk menyibukkan jiwanya dalam ketaatan kepada Allah seperti sholat, membaca Al-Qur’an, bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, beristighfar, bersholawat kepada Nabi , berdo’a, mengkaji ilmu, dan semacamnya.

Dilarang baginya untuk menyibukkan dirinya dengan apa yang tidak berguna baginya baik ucapan maupun perbuatan, sebagaimana dilarang baginya berprasangka dalam ucapan. Hal itu dikarenakan i’tikaf termasuk bentuk taqorrub kepada Allah Azza wa Jalla.

Diperbolehkan baginya keluar dari tempat i’tikaf karena suatu keperluan yang tidak bisa ditinggal, seperti diperbolehkan baginya menyisir rambutnya, memotong rambutnya, memotong kuku-kukunya, dan membersihkan badannya. I’tikaf batal karena keluar tanpa keperluan dan jima’.

Durasi itikaf bebas tanpa batas minimal, meskipun hanya beberapa menit saja, karena amal tergantung niatnya. Ini pendapat mayoritas ulama. Maka diusahakan saat masuk Masjid, dirinya menghadirkan itikaf dalam niatnya meskipun hanya sholat berjamaah saja.

Bagi yang ini sempurna itikafnya, maka masuk di tempat itikaf pada pagi hari ke-21 Romadhon setelah sholat Subuh sampai tenggelamnya matahari di malam lebaran (memasuki malam Idul Fithri).

Allahu a’lam.[]

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url