Doa-Doa dari Shohih Muslim
Doa-Doa dari Shohih Muslim
Oleh: Nor Kandir, ST., BA
﷽
Berlindung dari Keburukan Perbuatan
«اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
keburukan apa saja yang telah kukerjakan[1]
dan dari keburukan apa saja yang belum kukerjakan[2].”
(HR. Muslim no. 2716)
Berlindung dari Disesatkan
«اللهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ
تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ،
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَنْ تُضِلَّنِي، أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لَا يَمُوتُ،
وَالْجِنُّ وَالْإِنْسُ يَمُوتُونَ»
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berislam,
hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu
aku kembali, dan hanya karena-Mu aku bertengkar. Ya Allah, aku berlindung
dengan kemuliaan-Mu yang tidak ada yang berhak disembah selain Engkau, dari
Engkau menyesatkanku. Hanya Engkau yang Mahahidup yang tidak akan mati,
sementara jin dan manusia akan mati.” (HR. Muslim no. 2717)
Meminta Perbaikan Dunia Akhirat
«اللهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي
الَّتِي فِيهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ
الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ»
“Ya Allah, perbaikilah agamaku yang
merupakan benteng semua urusanku, perbaikilah duniaku yang merupakan tempat
hidupku, perbaikilah Akhiratku yang merupakan tempat kembaliku. Jadikanlah
hidupku
sebagai tambahan untukku dari berbagai kebaikan, dan jadikan matiku sebagai istirahatku
dari berbagai keburukan.” (HR. Muslim no. 2720)
Meminta Petunjuk dan Kecukupan
«اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى،
وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى»
“Ya Allah, aku memohon kepada-ku petunjuk
(ilmu dan amal), ketaqwaan[3],
kehormatan[4],
dan kecukupan[5].” (HR. Muslim no. 2721)
Berlindung dari Lemah dan Hutang
«اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ،
وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وَعَذَابِ، الْقَبْرِ اللهُمَّ
آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا
وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ
لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
lemah (dalam fisik) dan malas (dalam tekad), penakut (dalam jiwa) dan pelit (dalam harta), serta pikun (dalam akal) dan siksa kubur (dalam Barzah). Ya Allah,
berilah jiwaku ketaqwaan, sucikanlah ia dan tidak ada yang mensucikannya
kecuali Engkau, Engkau pelindungnya dan penjaganya. Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu, jiwa yang
tidak pernah kenyang (yakni tamak), dan doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim
no. 2722)
Memohon Kekuatan
«لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، أَعَزَّ جُنْدَهُ،
وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَغَلَبَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، فَلَا شَيْءَ بَعْدَهُ»
“Tidak ada yang berhak disembah selain
Allah, Dia menguatkan tentara-Nya, menolong hamba-Nya, mengalahkan pasukan
gabungan, maka tidak ada apapun setelah Allah.” (HR. Muslim no. 2724)
Memohon Petunjuk dan Istiqomah
«اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ»
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu petunjuk
(ilmu dan amal) dan istiqomah di atas ketaatan.” (HR. Muslim no. 2725)
Berlindung dari Hilangnya Nikmat dan
Kemurkaan
«اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ،
وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya
nikmat dari-Mu, berubahnya afiat dari-Mu, datangnya hukuman-Mu secara
tiba-tiba, dan semua kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim no. 2739)
Tamat dengan hamdalah.[]
[1]
Yaitu efek dosa berupa musibah dan ujian seperti sakit, kemiskinan, kesedihan,
dan ketakutan.
[2]
Yaitu berniat melakukan dosa tetapi tidak jadi karena ada halangan, misalnya
sudah siap-siap mencuri di sebuah rumah lalu batal karena ada pos ronda.
[3] Beramal
di atas dasar ikhlas, isti’anah (meminta tolong kepada Allah dalam
beribadah), dan muroqobah (merasa diawasi Allah).
[4]
Yakni sifat malu yang menghalanginya dari perbuatan keji dan rendah.
[5]
Yakni kaya hati alias qonaah (puas atas pemberian Allah padanya) atau
maknanya merasa cukup sehingga tidak tamak kepada harta manusia.