Syarah Doa Penghuni A’rof

Syarah Doa Penghuni A’rof

﴿رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ﴾

“Wahai Rob kami, janganlah Engkau menjadikan kami bersama orang-orang zolim (di Neraka).” (QS. Al-A’rof: 47)

Syarah

Ini adalah doa para penghuni A‘rof. Al-A‘rof adalah tempat di antara Surga dan Neraka, yang menghadap ke keduanya. Tempat ini bukan tempat tinggal tetap, melainkan tempat bagi orang-orang yang amal baik dan buruknya seimbang. Mereka tinggal di sana selama waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian masuk ke dalam Surga. Dalam peristiwa ini terdapat banyak pelajaran. (Al-Mawāhib Ar-Robbāniyyah, hal. 37)

Allah telah menyebutkan doa mereka dalam firman-Nya:

﴿وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاءَ أَصْحَابِ النَّارِ قَالُوا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ﴾

“Apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni Neraka, mereka berkata: 'Wahai Robb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama kaum yang zolim.’” (QS. Al-A‘rof: 47)

Maksudnya: ketika pandangan para penghuni A‘rof diarahkan ke wajah-wajah penghuni Neraka, mereka menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan: bagaimana Allah telah mencemarkan rupa mereka dan betapa dahsyatnya keadaan mereka. Maka mereka pun memohon kepada Allah agar tidak menimpakan kepada mereka hal seperti yang menimpa para penghuni Neraka tersebut. Mereka berkata:

﴿رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ﴾

“Wahai Robb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama kaum yang zolim.”

Mereka memohon perlindungan kepada Allah dari buruknya keadaan kaum zolim di dalam Neraka. Ini menunjukkan betapa dahsyatnya adzab yang mengelilingi mereka —semoga Allah melindungi kita darinya.

Disebutkannya istilah kezoliman (الظلم) sebagai ganti dari menyebut keadaan mereka yang sedang dalam adzab, dan kondisi buruk yang menjadi sebab mereka berdoa, adalah sebagai isyarat bahwa hal yang mereka takutkan bukan hanya sekadar adzab, melainkan juga sebab-sebab yang mengantarkan kepada adzab itu, yaitu kezoliman itu sendiri. (Tafsīr Abī As-Su‘ūd, 2/496)

Tatkala Allah telah menetapkan bahwa para penghuni A‘rof akan masuk Surga, maka Allah menanamkan harapan dan keinginan itu dalam hati mereka, serta menjadikan doa agar diselamatkan dari Neraka dan tidak disatukan dengan kaum zolim, selalu terucap di lisan mereka.

Doa yang diiringi harapan dan keinginan kuat tidak akan tertolak dari pengabulan. (Al-Mawāhib Ar-Robbāniyyah, hal. 38)

Maka seorang Mukmin semestinya terus-menerus memohon kepada Allah agar tidak dijadikan bersama kaum zolim, baik di dunia maupun di Akhirat. Ia harus menjauhi mereka dan tidak bergaul dengan mereka di dunia, agar tidak tertimpa adzab sebagaimana mereka tertimpa. Sebagaimana firman Allah :

﴿وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً﴾

“Takutlah kalian terhadap fitnah (adzab) yang tidak hanya menimpa orang-orang zolim di antara kalian saja.” (QS. Al-Anfāl: 25)

Agar kelak ia tidak bersama mereka di Akhirat dalam tempat yang amat buruk, penuh kehinaan dan adzab. Maka keselamatan itu ada pada menjauh dari mereka dan berpegang teguh dengan jalan Allah yang lurus.

Jenis Kezoliman

Zolim adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Syirik disebut zolim karena menyerahkan ibadah bukan kepada yang berhak. Maksiat disebut zolim karena berbuat yang bukan pada semestinya kepada Allah.

Kezoliman ada dua makna:

1)  Zolim kepada diri sendiri (dengan kekafiran dan kemaksiatan).

2)  Zolim kepada orang lain (dengan kejahatan).

Dalil orang kafir adalah zolim:

﴿وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ﴾

“Orang-orang kafir adalah orang-orang zolim.” (QS. Al-Baqoroh: 254)

Dalil orang musyrik adalah zolim:

﴿وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ﴾

“Ingatlah ketika Luqman berkata kepada putranya saat menasihatinya: ‘Wahai ananda, kamu jangan berbuat syirik kepad Allah karena syirik adalah kezoliman yang sangat besar.” (QS. Luqman)

Dalil menzolimi diri sendiri:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ﴾

“Yaitu orang-orang yang apabila telah melakukan fahisyah dan menzolimi diri sendiri, segera mengingat Allah dengan memohon ampun atas dosanya.” (QS. Ali Imron)

Dalil menzolimi orang lain:

«يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلَا تَظَالَمُوا»

“Hai para hamba-Ku, sungguh Aku haromkan zolim atas Diri-Ku, dan Aku menjadikannya harom di antara kalian maka kalian jangan saling menzolimi.” (HR. Muslim)

Menzolimi orang lain umumnya pada salah satu dari tiga hal: darahnya, hartanya, kehomatannya.

«فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ، بَيْنَكُمْ حَرَامٌ»

“Sungguh darah kalian, harta kalian, kehomatan kalian harom di antara kalian.” (HR. Bukhori no. 67)

Kisah Penghuni A’rof

Allah berfirman:

﴿وَنَادَوْا أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ (46) وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاءَ أَصْحَابِ النَّارِ قَالُوا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (47) وَنَادَى أَصْحَابُ الْأَعْرَافِ رِجَالًا يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمَاهُمْ قَالُوا مَا أَغْنَى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ (48) أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ﴾

(44) Penghuni Surga menyeru penghuni Neraka: “Sesungguhnya kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan Robb kami kepada kami itu benar. Maka apakah kalian juga telah mendapatkan apa yang dijanjikan Robb kalian itu benar?” Mereka (penghuni Neraka) menjawab: “Benar.” Lalu seorang penyeru mengumumkan di antara mereka: “Laknat Allah atas orang-orang yang zolim.”

(45) (Yaitu) orang-orang yang menghalangi dari jalan Allah dan menginginkannya bengkok, padahal mereka terhadap Akhirat adalah orang-orang yang kafir.

(46) Di antara keduanya ada penghalang, dan di atas Al-A‘rof ada orang-orang laki-laki yang mengenal masing-masing dari mereka dengan tanda-tandanya. Dan mereka menyeru penghuni Surga: “Keselamatan atas kalian.” Mereka belum memasukinya, padahal mereka sangat ingin (memasukinya).

(47) Apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni Neraka, mereka berkata: “Wahai Robb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama kaum yang zolim.”

(48) Penghuni Al-A‘rof menyeru beberapa orang laki-laki yang mereka kenal dengan tanda-tandanya, seraya berkata: “Tidaklah berguna bagi kalian harta kekayaan kalian dan kesombongan kalian dahulu.”

(49) “Inikah orang-orang yang kalian dahulu bersumpah bahwa Allah tidak akan memberi mereka rohmat?” (Lalu dikatakan kepada mereka:) “Masuklah ke dalam Surga! Tidak ada ketakutan atas kalian dan kalian tidak akan bersedih hati.” (QS. Al-A’rof)

Sifat Orang Kafir lagi Zolim

Haritsah bin Wahb Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa dia mendengar Nabi bersabda:

«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ؟» قَالُوا: بَلَى، قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ» ثُمَّ قَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ؟» قَالُوا: بَلَى، قَالَ: «كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ»

“Maukah kuberitahukan kepada kalian siapa penghuni Surga?” Mereka menjawab: “Tentu.” Beliau bersabda: “(Yaitu) setiap orang yang lemah dan dianggap remeh, yang jika dia bersumpah atas nama Allah niscaya Allah akan mengabulkannya.” Kemudian beliau bersabda: “Maukah kuberitahukan kepada kalian tentang penghuni Neraka?” Mereka menjawab: “Tentu.” Beliau bersabda: “(Yaitu) setiap orang yang kasar, kikir, dan sombong.”

Penjelasan Muhammad Fuad Abdul Baqi:

(مُتَضَعِّفٍ): Boleh dibaca dengan fathah (مُتَضَعَّف) atau kasroh (مُتَضَعِّف) pada huruf 'ain. Yang lebih masyhur adalah fathah.

Artinya: Orang yang dianggap lemah dan diremehkan oleh orang lain karena kondisi dunianya yang lemah.

Jika dibaca kasroh, artinya orang yang rendah hati dan merendahkan diri.

Al-Qodhi Rohimahullah mengatakan: Kelemahan di sini bisa berarti kelembutan hati, ketundukan pada iman. Maksudnya mayoritas penghuni Surga adalah mereka yang demikian, sebagaimana mayoritas penghuni Neraka adalah sifatnya kebalikan. Yakni umumnya, bukan semuanya.

(لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ): Jika dia bersumpah dengan mengharap kemurahan Allah Ta'ala, niscaya Allah akan mengabulkannya.

Ada juga yang menafsirkan: Jika dia berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya. Tafsir pertama lebih masyhur.

(كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ):

العُتُلّ: Orang yang keras, suka bertengkar dengan kebatilan, atau orang yang kasar dan keras kepala.

الجَوَّاظ: Orang yang kikir dan enggan memberi, atau orang yang gemuk dan sombong dalam berjalan, atau orang yang pendek dan berperut besar, atau orang yang angkuh.

المُسْتَكْبِر: Orang yang sombong, yaitu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

Makna Hadits Secara Umum:

Penghuni Surga kebanyakan adalah orang-orang yang lemah dan rendah hati di dunia, tetapi tulus dalam imannya.

Penghuni Neraka kebanyakan adalah orang-orang yang kasar, kikir, dan sombong.

Hadits ini menggambarkan karakter dasar yang disukai Allah Ta'ala (tawadhu') dan yang dibenci-Nya (sombong dan keras hati).

Faidah Ayat

Doa ini mengandung banyak faidah, di antaranya:

1)  Seorang hamba hendaknya menjauhi segala hal yang bisa menyebabkan —na‘ūdzu billāh— keburukan akhir dan masuk ke dalam Neraka Jahannam, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun akhlak.

2)  Doa ini sangat penting dan hendaknya diperbanyak, karena mengandung permohonan perlindungan dari seburuk-buruk sifat yang menyebabkan keburukan akhir.

3)  Pentingnya berdoa —bahwa semua makhluk sangat membutuhkan doa, bahkan di Akhirat sekali pun. Tidak ada sesuatu yang lebih ampuh untuk mendatangkan nikmat dan menolak bencana selain doa.

4)  Doa ini menunjukkan betapa besar permintaan agar dijauhkan dari kaum zolim. Kata (مع) 'bersama' lebih kuat dari kata (من) 'dari'; sebab permintaan agar tidak 'bersama' mereka lebih menekankan keterputusan total —dan jika tidak bersama mereka saja sudah diminta, maka tidak termasuk dari mereka tentu lebih layak lagi.

Allahu a’lam.[]

 

 

 

 

 

 

 

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url