Apakah Takbir Intiqol (Perpindahan) Adalah Wajib?

Mayoritas ulama dari kalangan para Sohabat, Tabi'in, dan generasi setelah mereka berpendapat bahwa takbir-takbir ketika perpindahan gerakan dalam Sholat adalah Sunnah Sholat, selain takbiratul ihrom, karena takbiratul ihrom adalah wajib. Ini adalah pendapat para Sohabat seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq (13 H), Umar bin Al-Khottob (23 H), ‘Abdullah bin Mas'ud (32 H), ‘Abdullah bin ‘Umar (73 H) dan yang lainnya رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُم.

Pendapat ini juga dipegang oleh: putra Jabir bin ‘Abdillah, Qois bin ‘Abbād (tabi'in senior, w. sebelum 100 H), Syu‘aib (bin Habhab, w. 140 H), Al-Auza‘i (w. 157 H), Sa‘id bin ‘Abdil ‘Azīz (w. 167 H), Asy-Syafi‘i (w. 204 H), Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) dalam salah satu riwayat darinya, dan mayoritas ahli ilmu.

Telah dinukil dari: Sa‘id bin Jubair (w. 95 H),‘Umar bin ‘Abdil ‘Azīz (w. 101 H), Al-Hasan Al-Bashri (w. 110 H) bahwa mereka berkata: Takbir yang disyariatkan hanyalah takbiratul ihrom saja, tidak ada takbir lain selain itu.

Pendapat ini juga dinukil dari: Al-Qosim bin Muhammad (w. 106 H), Sālim bin ‘Abdillah bin ‘Umar (w. 106 H), Muhammad bin Sīrīn (w. 110 H), dan juga dari Mu‘āwiyah bin Abī Sufyān رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا

Ahmad bin Hanbal (w. 241 H), dalam riwayat yang masyhur darinya, berkata: seluruh takbir-takbir perpindahan itu wajib sebagaimana takbiratul ihrom.

Referensi:

(Al-Majmu Syarhul Muhadzdzab 3/334, Al-Mughni 1/537, Al-Mughni 1/543, 1/659, Bidayatul Mujtahid 1/161)