Kitab-Kitab Fiqih Madzhab Hanbali

 


Kitab-Kitab Fiqih Madzhab Hanbali

Kitab dalam Madzhab Hanbali sangatlah banyak. Semua kitab-kitab tersebut merujuk kepada tiga asal, yaitu:

1)    Kitab dan rosail (risalah-risalah fiqih) karya Imam Ahmad bin Hanbal. Beliau memiliki 30 karya kitab dalam banyak bidang ilmu.

2)    Masail (masalah-masalah fiqih) yang diriwayatkan oleh murid-muridnya (seperti riwayat Al-Atsrom, Ibnul Khoshib, Al-Marrudzi, Sholih dan Abdullah (dua putra Imam Ahmad), Al-Asy-yab, Al-Kausaj, Abu Dawud As-Sijistani, Harb Al-Karmani, dll).

3)    Kitab-kitab yang menghimpun riwayat mereka dalam satu kitab. Yang terpenting ada dua kitab, yaitu Al-Jami (الجامع لعلوم الإمام أحمد) karya Abu Bakar Al-Khollal (311 H) dan Al-Jami (الجامع في المذهب) karya Al-Hasan bin Hamid (403 H).

Kitab-kitab yang  disusun Hanabilah merujuk kepada tiga asal ini. Kitab-kitab yang mereka susun sangat beragam jenisnya, dan  bisa dibagi menjadi 3 berdasarkan waktu:

Kitab Masa Pendahulu

Kitab yang terkenal pada masa ini adalah Mukhtashor (مختصر الخرقي) karya Al-Khiroqi (334 H). Ia matan (kitab ringkasan kecil) pertama yang merangkum fiqih madzhab yang menyebutkan masalah berdasarkan satu riwayat yang dipandang penulis sebagai madzhab.

Kitab ini diberi perhatian oleh banyak ulama dengan dihafal, dikomentari (fotenote), disyarah (dijabarkan). Syarahnya mencapai 300 kitab. Syarah paling terkenal dan terbaik adalah Al-Mughni (المغني في شرح الخرقي) karya Ibnu Qudamah (620 H).

Kitab Masa Pertengahan

Ulama yang terkenal kitabnya pada masa ini ada empat, yaitu:

1)    Ibnu Qudamah (620 H),

2)    Abdussalam Ibnu Taimiyyah (652 H) kakek dari Ibnu Taimiyyah,

3)    Muhammad bin Muflih (763 H) murid Ibnu Taimiyyah,

4)    Ibrohim bin Muhammad bin Muflih (884 H).

Ibnu Qudamah menyusun 4 kitab dalam madzhab yaitu:

1)    Umdatul Fiqh (عمدة الفقه) matan kecil untuk pemula yang menyebutkan satu riwayat yang dipilih penulis sebagai madzhab. Kadang penulis menyertakan dalil.

2)    Al-Muqni (المقنع) matan kecil lanjutan Umdatul Fiqh yang berisi satu sampai tiga riwayat. Kitab ini menjadi perhatian banyak ulama besar hingga disyarah oleh Ibnu Muflih (884 H) dengan nama Al-Mubdi (المبدع في شرح المقنع), dan ditata Al-Mardawi (885 H) dalam Al-Inshof dan Ibnu An-Najjar (972 H) dalam Muntahal Irodat, serta diringkas oleh Al-Hajjawi (968 H) dengan nama Zadul Mustaqni.

3)    Al-Kafi (الكافي) yang berisi satu riwayat tetapi disertai dalil. Kitab ini diperuntukkan untuk pemula setelah melewati Umdatul Fiqh dan Al-Muqni.

4)    Al-Mughni (المغني في شرح الخرقي) yang merupakan rujukan madzhab di masanya. Ia berisi pendapat lintas madzhab (muqoronah).

Lalu Al-Muharror (المحرر في الفقه) karya Abdussalam Ibnu Taimiyah (652 H). Ia matan yang menjadi rujukan dalam pendapat rojih (kuat) dalam madzhab. Kitab ini tanpa menyebut dalil. Kitab ini berusaha memilih riwayat yang shohih dari Imam Ahmad.

Lalu Al-Furu (الفروع) karya Ibnu Muflih Al-Hanbali (763 H) murid Ibnu Taimiyah (728 H), pemilik kitab Al-Adab Asy-Syar’iyyah. Kitab ini termasuk matan (kitab kecil) tanpa menyebut dalil dan alasan, dan kadang menyebut pendapat dari 3 madzhab lainnya, dengan perhatian kepada ikhiyarot (pilihan pendapat) dari gurunya, Ibnu Taimiyyah (728H).

Lalu Al-Mubdi (المبدع في شرح المقنع) karya Ibnu Muflih II (884 H) yang merupakan syarah dari kitab Ibnu Qudamah bernama Al-Muqni.

Kitab Masa Belakangan

Ada lima ulama besar yang kitabnya terkenal pada masa ini yaitu:

1)    Al-Mardawi (885 H)

2)    Al-Hajjawi (968 H)

3)    Ibnu An-Najjar (972 H)

4)    Mar’i Al-Karmi (1033 H)

5)    Al-Buhuti (1051 H)

Adapun nama kitab mereka sebagai berikut:

Al-Inshof (الإنصاف في معرفة الراجح من الخلاف) karya Al-Mardawi (885 H) yang menyusun kitabnya berdasarkan susunan Al-Muqni karya Ibnu Qudamah. Ia menambahkan dalam kitabnya ini banyak referensi hingga menyebutkan banyak riwayat, wajah, ihtimalat, tarjihat, syarah hingga menjadi rujukan madzhab di zamannya.

Lalu Al-Iqna (الإقناع لطالب الانتفاع) karya Al-Hajjawi (968 H) yang merupakan penyempurna kitab Al-Mustauib (المستوعب) karya As-Samarro-i. Kitab ini termasuk matan yang cukup luas yang menjadi rujukan fatwa di zamannya. Ia disyarat oleh peneliti madzhab Al-Buhuti (1051 H).

Lalu Muntahal Irodat (منتهى الإرادات في الجمع بين المقنع والتنقيح وزيادات) karya Al-Futuhi yang lebih terkenal Ibnu An-Najjar (972 H). Kitab ini menghimpun dua kitab besar dalam madzhab: Al-Muqni karya Ibnu Qudamah (620 H) dan At-Tanqih karya Al-Mardawi (885 H) lalu disyarah. Kitab ini menjadi rujukan fatwa di zamannya.

Lalu Ghoyatul Muntaha (غاية المنتهى في الجمع بين الإقناع والمنتهى) karya Mar’i Al-Karmi (1033 H). Kitab ini menghimpun dua kitab besar dalam madzhab: Al-Iqna karya Al-Hajjawi (968 H) dan Muntahal Irodat karya Ibnu An-Najjar (972 H).

Kedudukan kitab ini disebutkan oleh As-Saffarini dalam wasiatnya kepada murid-muridnya di Najd: “Peganglah dua kitab: Al-Iqna (karya Al-Hajjawi) dan Al-Muntaha (karya Ibnu An-Najjar). Jika keduanya berselisih, maka ambil pendapat yang dikuatkan penyusun Al-Ghoyah (karya Mar’i Al-Karmi).” (Muqoddimah Kasyyaful Qona, 1/12, Al-Bahuti)

Muhaqqiq Madzhab

Ia julukan untuk Manshur Al-Buhuti atau Al-Bahuti (1051 H) yang artinya peneliti madzhab. Ia menyempurnakan mana yang shohih dari yang lemah dari riwayat dan mentarjih. Ia memiliki dua kitab besar yang menjadi rujukan Hanabilah belakangan, yaitu:

1)    Kasysyaful Qona (كشاف القناع عن متن الإقناع) yaitu syarah untuk kitab Al-Iqna karya Al-Hajjawi (968 H).

2)    Syarhu Muntahal Irodat (شرح منتهى الإرادات) yaitu syarah untuk kitab Muntahal Irodat karya Ibnu An-Najjar (972 H).

Matan Kecil

Maksud matan di sini adalah kitab ringkasan madzhab yang berisi semua cakupan bab dalam madzhab tanpa menyebutkan dalil agar mudah dihafal dan dikaji pemula. Secara umum kajian fiqih ada 5 bahasan besar, yaitu:

1)    Fiqih ibadah, yang berisi bab bersuci, sholat, zakat, puasa, haji dan umroh, dan jihad sebagai ibadah tertinggi.

2)    Fiqih muamalat (interaksi antar sesama), yang membahas perputaran harta dengan jual beli, sewa menyewa, pagadaian, termasuk riba dan seterusnya.

3)    Fiqih usroh (keluarga), yang membahas nikah, cerai, iddah, pengasuhan anak, sususan, nafkah, dan seterusnya.

4)    Fiqih jinayat (kriminal), yang membahas hukuman bagi pelaku tindakan pelanggaran agama (hudud) dan kejahatan (jinayat).

5)    Fiqih qodho (peradilan), yang membahas saksi dan penetapan keadilan dan semisalnya.

Adapun jenis matan, ada enam matan yang diperuntukkan untuk pemula yaitu:

1)    Bidayatul Abid (بداية العابد وكفاية الزاهد) karya Abdurrohman Al-Ba’li (1192 H) yang berisi fiqih ibadah (bersuci, sholat, zakat, puasa, haji, dan jihad). Kedudukan kitab ini seperti Safinatun Najah bagi Syafiiyah.

2)    Akhshorul Mukhtashorot (أخصر المختصرات) karya Ibnu Balban (1083 H).

3)    Zadul Mustaqni (زاد المستقنع في اختصار المقنع) karya Al-Hajjawi (968 H). Ia merupakan ringkasan dari Al-Muqni karya Ibnu Qudamah (620 H). Syaikh Ibnu Utsaimin (1321 H) hafal kitab ini.

4)    Dalilut Tholib (دليل الطالب لنيل المطالب) karya Mar’i Al-Karmi (1033 H). Syaikh Mufassir As-Sa’di (1307 H) hafal kitab ini.

5)    Umdatul Fiqh (عمدة الفقه) karya Ibnu Qudamah (620 H).

6)    Manhajus Salikin (منهج السالكين في توضيح الفقه في الدين) karya Mufassir As-Sa’di (1307 H). Saya membaca beberapa matan dan paling ringan dan mudah adalah kitab ini.

Penulis Mun-yatus Sajid mengusulkan untuk pemula mengkaji Bidayatul Abid lalu Akhshorul Mukhtashorot lalu Zadul Mustaqni.

Penulis lain mengusulkan pemula mengkaji kitab Ibnu Qudamah secara bertahap yaitu Umdatul Fiqh lalu Al-Muqni lalu Al-Kafi lalu Al-Mughni.

Yang terbaik adalah belajar fiqih kepada seorang guru yang pakar beserta memilih kitab yang dipilih oleh sang guru. Allahu a’lam.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url