Terjemah Kitab Janazah dari Bulughul Marom

 Terjemah Kitab Janazah dari Bulughul Marom

[Sebelum dan Paska Wafat]

532. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rosululloh bersabda:

«أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ: الْمَوْتِ»

“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan: yaitu kematian.”

(HR. At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban)

533. Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rosululloh bersabda:

«لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ يَنْزِلُ بِهِ، فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي»

“Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian karena suatu musibah yang menimpanya. Jika ia mesti berharap, maka hendaklah ia berkata: ‘Ya Alloh, hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika wafat itu lebih baik bagiku.’”

(Muttafaq ‘Alaih)

534. Dari Buroidah Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda:

«الْمُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ»

“Seorang Mu’min meninggal dunia dengan keringat di dahinya.”

(HR. Tiga Imam [Abu Dawud, At-Tirmidi, An-Nasai], dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban)

535536. Dari Abu Sa’id dan Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhuma, keduanya berkata: Rosululloh bersabda:

«لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ»

“Tuntunlah orang-orang yang akan meninggal di antara kalian dengan kalimat Laa ilaaha illallooh.”

(HR. Muslim dan Al-Arba‘ah [Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah])

537. Dari Ma’qil bin Yasar Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi bersabda:

«اقْرَؤُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس»

“Bacakanlah surat Yasin untuk orang-orang yang akan meninggal di antara kalian.”

(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban)

538. Dari Ummu Salamah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: Rosululloh masuk menemui Abu Salamah Rodhiyallahu ‘Anhu yang telah meninggal dan matanya terbuka. Maka beliau menutupnya dan bersabda:

«إِنَّ الرُّوحَ إِذَا قُبِضَ، اتَّبَعَهُ الْبَصَرُ» فَضَجَّ نَاسٌ مِنْ أَهْلِهِ، فَقَالَ: «لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تُؤَمِّنُ عَلَى مَا تَقُولُونَ» ثُمَّ قَالَ:

“Sesungguhnya ruh, jika dicabut, akan diikuti oleh pandangan mata.” Keluarganya pun menangis. Lalu beliau bersabda: “Janganlah kalian berdoa atas diri kalian kecuali kebaikan, karena sesungguhnya para Malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan.” Lalu beliau berdoa:

«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ، وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّينَ، وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ، وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ»

“Ya Alloh, ampunilah Abu Salamah, angkat derajatnya di kalangan orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkan kuburnya, terangilah kuburnya, dan berilah pengganti yang baik bagi keluarganya setelahnya.”

(HR. Muslim)

539. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha: ketika Rosululloh wafat, beliau ditutup dengan kain hibaroh (kain bergaris dari Yaman).

(Muttafaq ‘Alaih)

540. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha: Abu Bakr Ash-Shiddiq Rodhiyallahu ‘Anhu mencium Rosululloh setelah wafatnya.

(HR. Al-Bukhori)

541. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda:

«نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ، حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ»

“Ruh seorang Mu’min tergantung karena hutangnya, sampai hutangnya itu dibayar.”

(HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan beliau menyatakan: hasan)

[Memandikan]

542. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma: Nabi bersabda tentang seseorang yang jatuh dari kendaraannya (saat ihrom) lalu meninggal dunia:

«اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ»

“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara, dan kafanilah dengan dua helai kain.”

(Muttafaq ‘Alaih)

543. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: ketika mereka hendak memandikan Rosululloh , mereka berkata: “Demi Alloh, kami tidak tahu apakah kami akan melepaskan pakaian Rosululloh seperti kami melepas pakaian janazah kami, atau tidak?”

(HR. Ahmad dan Abu Dawud, potongan hadits)

544. Dari Ummu ‘Athiyyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: Rosululloh masuk kepada kami saat kami sedang memandikan putri beliau, lalu bersabda:

«اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا، أَوْ خَمْسًا، أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ، بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَاجْعَلْنَ فِي الْآخِرَةِ كَافُورًا، أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ»، فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ، فَأَلْقَى إِلَيْنَا حِقْوَهُ فَقَالَ: «أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ»

“Mandikanlah dia tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu, dengan air dan daun bidara. Jadikan pada akhir basuhan itu kapur barus atau sedikit dari kapur barus.” Setelah selesai, kami beritahukan kepada beliau, lalu beliau memberikan kain beliau dan bersabda: “Balutkanlah kain ini kepadanya.”

(HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Dalam riwayat lain:

«ابْدَأْنَ بِمَيَامِنِهَا وَمَوَاضِعِ الْوُضُوءِ مِنْهَا»

“Mulailah dari sisi kanan dan dari bagian-bagian wudhu darinya.”

Dalam lafadz Al-Bukhori: “Kami mengepang rambutnya menjadi tiga kepangan, lalu meletakkannya di belakangnya.”

[Mengkafani]

545. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: “Rosululloh dikafani dengan tiga helai kain putih sahuliyyah dari katun, tanpa baju dan tanpa sorban.”

(Muttafaq ‘Alaih)

546. Dari Ibnu ‘Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma: ketika Abdullah bin Ubay meninggal, anaknya datang kepada Rosululloh dan berkata: “Berikan kepadaku baju engkau agar aku mengkafaninya dengannya.” Lalu beliau memberikannya.

(Muttafaq ‘Alaih)

547. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi bersabda:

«الْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ، فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ، وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ»

“Kenakanlah pakaian putih kalian, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian. Dan kafanilah orang yang wafat di antara kalian dengan pakaian itu.”

(HR. Al-Khomsah kecuali An-Nasa’i, dan dishohihkan oleh At-Tirmidzi)

548. Dari Jabir Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosululloh bersabda:

«إِذَا كَفَّنَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُحْسِنْ كَفَنَهُ»

“Jika salah seorang dari kalian mengkafani saudaranya, hendaklah ia memperbagus kafannya.”

(HR. Muslim)

549. Dari Jabir Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rosululloh mengumpulkan dua orang dari para Syuhada Uhud dalam satu kain, lalu bersabda:

«أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ؟»

“Siapa di antara keduanya yang lebih banyak hafalan Al-Qur’annya?” Lalu beliau mendahulukannya di liang lahat. Mereka tidak dimandikan dan tidak disholatkan.

(HR. Al-Bukhori)

550. Dari ‘Ali Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rosululloh bersabda:

«لَا تُغَالُوا فِي الْكَفَنِ، فَإِنَّهُ يُسْلَبُ سَرِيعًا»

“Jangan berlebihan dalam kafan, karena ia akan segera rusak.”

(HR. Abu Dawud)

551. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, bahwa Nabi bersabda kepadanya:

«لَوْ مُتِّ قَبْلِي فَغَسَّلْتُكِ»

“Seandainya engkau meninggal sebelumku, niscaya aku akan memandikanmu.”

(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban)

552. Dari Asma’ binti ‘Umais Rodhiyallahu ‘Anha, bahwa Fathimah ‘Alaihas Salam berwasiat agar yang memandikannya adalah ‘Ali Rodhiyallahu Ta’ala ‘Anhu.

[Mensholati]

(HR. Ad-Daraquthni)

553. Dari Buroidah Rodhiyallahu ‘Anhu, dalam kisah wanita Ghomidiyyah yang dirajam karena zina, ia berkata: “Kemudian Nabi memerintahkan agar ia disholatkan dan dikuburkan.”

(HR. Muslim)

554. Dari Jabir bin Samuroh Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: Rosululloh didatangkan seorang laki-laki yang bunuh diri dengan anak panah, lalu beliau tidak mensholatkannya.

(HR. Muslim)

555. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu dalam kisah seorang wanita yang biasa membersihkan Masjid: Rosululloh bertanya tentangnya. Mereka menjawab: “Ia telah wafat.” Beliau bersabda: “Mengapa kalian tidak memberitahuku?” Seakan mereka menganggap remeh urusannya. Beliau bersabda:

«دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهَا»

“Tunjukkan padaku kuburannya.” Lalu mereka menunjukkannya, dan beliau men-sholatinya.

(Muttafaq ‘Alaih)

Dalam tambahan Muslim:

«إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا، وَإِنَّ اللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ»

“Sesungguhnya kubur-kubur ini penuh dengan kegelapan atas penghuninya, dan sesungguhnya Alloh akan meneranginya bagi mereka dengan Sholatku atas mereka.”

556. Dari Hudzaifah Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi melarang na’y (mengumumkan kematian secara berlebihan).

(HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan beliau menyatakan: hasan)

557. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu: Rosululloh mengabarkan kematian An-Najasyi pada hari kematiannya, lalu beliau keluar bersama para Shohabat ke Musholla, menyusun shof, dan bertakbir atasnya empat kali.

(Muttafaq ‘Alaih)

558. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: aku mendengar Rosululloh bersabda:

«مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ، فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا، لَا يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا، إِلَّا شَفَّعَهُمْ اللَّهُ فِيهِ»

“Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia lalu ada empat puluh orang yang tidak menyekutukan Alloh sedikitpun men-sholatinya, kecuali Alloh akan memberi syafaat kepada mereka atas dirinya (yakni mengabulkan doa ampunan mereka untuknya).”

(HR. Muslim)

559. Dari Samuroh bin Jundub Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Aku men-sholati janazah seorang wanita yang wafat dalam masa nifas bersama Rosululloh . Beliau berdiri di tengah janazah.”

(Muttafaq ‘Alaih)

560. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: “Demi Alloh, Rosululloh telah men-sholati dua anak laki-laki dari keluarga Baiho di dalam Masjid.”

(HR. Muslim)

561. Dari ‘Abdurrohman bin Abi Laila, ia berkata: Zaid bin Arqom Rodhiyallahu ‘Anhu biasa bertakbir empat kali atas janazah kami. Suatu kali ia bertakbir lima kali, maka aku bertanya kepadanya, lalu ia menjawab: “Rosululloh juga pernah bertakbir lima kali.”

(HR. Muslim dan Al-Arba‘ah)

562. Dari ‘Ali Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa beliau bertakbir sebanyak enam kali atas janazah Sahal bin Hunaif Rodhiyallahu ‘Anhu, dan berkata: “Ia adalah seorang Badri (ikut dalam Perang Badar).”

(HR. Sa’id bin Manshur. Pokok hadits ini juga terdapat dalam Shohih Al-Bukhori)

563. Dari Jabir Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Rosululloh bertakbir sebanyak empat kali atas janazah kami dan membaca Surat Al-Fatihah dalam takbir pertama.”

(HR. Asy-Syafi’i dengan sanad yang dho’if)

564. Dari Tholhah bin ‘Abdillah bin ‘Auf, ia berkata: “Aku pernah Sholat janazah di belakang Ibnu ‘Abbas. Ia membaca Al-Fatihah, lalu berkata: ‘Agar kalian tahu bahwa itu adalah Sunnah.’”

(HR. Al-Bukhori)

565. Dari ‘Auf bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Rosululloh men-Sholati janazah, lalu aku hafal dari doanya:

«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ، وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ»

Ya Alloh, ampunilah dia, rohmatilah dia, sejahterakanlah dia, maafkanlah dia, muliakan tempat tinggalnya, luaskanlah tempat masuknya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkan ia dari dosa sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangkan dia dengan pasangan yang lebih baik. Masukkan dia ke Surga, lindungi dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka.’”

(HR. Muslim)

566. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rosululloh jika men-sholati janazah, beliau berdoa:

«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا، وَمَيِّتِنَا، وَشَاهِدِنَا، وَغَائِبِنَا، وَصَغِيرِنَا، وَكَبِيرِنَا، وَذَكَرِنَا، وَأُنْثَانَا، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِيمَانِ، اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ»

“Ya Alloh, ampunilah yang hidup di antara kami, yang mati di antara kami, yang hadir dan yang tidak hadir, yang muda dan yang tua, laki-laki maupun perempuan. Ya Alloh, siapa yang Engkau hidupkan di antara kami, maka hidupkanlah dia di atas Islam, dan siapa yang Engkau wafatkan dari kami, maka wafatkanlah dia di atas Iman. Ya Alloh, janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau sesatkan kami sesudahnya.”

(HR. Muslim dan Al-Arba‘ah)

567. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu: Nabi bersabda:

«إِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلِصُوا لَهُ الدُّعَاءَ»

“Jika kalian men-sholati janazah, maka ikhlaskanlah do’a kalian untuknya.”

(HR. Abu Dawud, dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban)

[Mengubur]

568. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda:

«أَسْرِعُوا بِالْجَنَازَةِ، فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا إِلَيْهِ، وَإِنْ تَكُ سِوَى ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ»

“Segeralah membawa janazah. Jika ia orang sholih, maka kebaikan akan kalian antarkan kepadanya. Dan jika bukan demikian, maka itu adalah keburukan yang kalian lepaskan dari pundak kalian.”

(Muttafaq ‘Alaih)

569. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rosululloh bersabda:

«مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ قِيرَاطَانِ» قِيلَ: وَمَا الْقِيرَاطَانِ؟ قَالَ: «مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ»

“Barang siapa menyaksikan janazah hingga disholatkan, maka baginya satu qiroth. Dan barang siapa menyaksikannya hingga dikuburkan, maka baginya dua qiroth.” Ditanyakan: “Apakah dua qiroth itu?” Beliau menjawab: “Seperti dua gunung besar.”

(Muttafaq ‘Alaih)

Dalam riwayat Muslim:

«حَتَّى تُوضَعَ فِي اللَّحْدِ»

“Hingga diletakkan di liang lahat.”

Dalam riwayat Al-Bukhori:

«مَنْ تَبِعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا وَيُفْرَغَ مِنْ دَفْنِهَا فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيرَاطَيْنِ، كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ»

“Barang siapa mengikuti janazah seorang Muslim karena Iman dan mengharap pahala, lalu menyaksikan Sholat janazah dan penguburannya, maka ia pulang dengan dua qiroth; setiap qiroth sebesar Gunung Uhud.”

570. Dari Salim, dari ayahnya (Ibnu ‘Umar) Rodhiyallahu ‘Anhuma: ia melihat Nabi , Abu Bakr, dan ‘Umar berjalan di depan janazah.

(HR. Al-Khomsah, dishohihkan oleh Ibnu Hibban, namun dilemahkan oleh An-Nasa’i dan sekelompok ulama karena irsal)

571. Dari Ummu ‘Athiyyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: “Kami dilarang mengikuti janazah, namun larangan itu tidak dikuatkan (tidak tegas).”

(Muttafaq ‘Alaih)

572. Dari Abu Sa’id Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosululloh bersabda:

«إِذَا رَأَيْتُمُ الْجَنَازَةَ فَقُومُوا، فَمَنْ تَبِعَهَا فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى تُوضَعَ»

“Jika kalian melihat janazah, maka berdirilah. Barang siapa mengikutinya, maka jangan duduk sampai janazah itu diletakkan.”

(Muttafaq ‘Alaih)

573. Dari Abu Ishaq: ‘Abdullah bin Yazid Rodhiyallahu ‘Anhu memasukkan mayit dari arah kaki kubur dan berkata: “Ini adalah bagian dari Sunnah.”

(HR. Abu Dawud)

574. Dari Ibnu ‘Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma, dari Nabi , beliau bersabda:

«إِذَا وَضَعْتُمْ مَوْتَاكُمْ فِي الْقُبُورِ، فَقُولُوا: بِسْمِ اللَّهِ، وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ»

“Jika kalian meletakkan janazah di kubur, maka ucapkanlah: bismillah, wa ‘ala millati Rosulillah .”

(HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, dishohihkan oleh Ibnu Hibban, dan dilemahkan oleh Ad-Daruquthni karena mauquf)

575. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, bahwa Rosululloh bersabda:

«كَسْرُ عَظْمِ الْمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا»

“Mematahkan tulang mayit seperti mematahkannya ketika hidup.”

(HR. Abu Dawud dengan sanad sesuai syarat Muslim)

576. Tambahan dari Ibnu Majah dari Hadits Ummu Salamah: “Dalam hal dosa.”

577. Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Galiankanlah untukku liang lahat dan tegakkan batu bata seperti yang dilakukan pada Rosululloh .”

(HR. Muslim)

578. Dalam riwayat Al-Baihaqi dari Jabir, dengan tambahan: “Kuburnya ditinggikan dari tanah sekitar satu jengkal.”

(Dishohihkan oleh Ibnu Hibban)

579. Dalam riwayat Muslim: “Rosululloh melarang mengapur kubur, duduk di atasnya, dan membangunnya.”

580. Dari ‘Amir bin Robi’ah Rodhiyallahu ‘Anhu: “Nabi men-sholati ‘Utsman bin Mazh’un, kemudian beliau mendatangi kuburnya dan menaburkan tiga genggam tanah sambil berdiri.”

(HR. Ad-Daruquthni)

581. Dari ‘Utsman Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Jika Rosululloh selesai menguburkan janazah, beliau berdiri di atasnya dan bersabda:

«اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ التَّثْبِيتَ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ»

‘Mohonkan ampun untuk saudara kalian dan mintakan keteguhan untuknya, karena sesungguhnya sekarang ia sedang ditanya.’”

(HR. Abu Dawud, dishohihkan oleh Al-Hakim)

582. Dari Dhomroh bin Habib, salah seorang Tabi’in, ia berkata: “Mereka menyukai setelah kubur diratakan dan orang-orang meninggalkan mayit, maka dikatakan di sisi kuburnya: ‘Wahai Fulan, ucapkan: Laa ilaaha illallooh (tiga kali). Wahai Fulan, ucapkan: Robbku adalah Alloh, agamaku adalah Islam, Nabiku adalah Muhammad .’”

(HR. Sa’id bin Manshur secara mauquf)

583. Dalam riwayat Ath-Thobari dari Abu Umamah secara marfu’ dengan redaksi yang lebih panjang.

[Ziaroh Kubur dan Ratapan]

584. Dari Buroidah bin Al-Hoshib Al-Aslami Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rosululloh bersabda:

«نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا»

“Dulu aku melarang kalian ziarah kubur, sekarang ziarahilah.”

(HR. Muslim)

Dalam tambahan At-Tirmidzi:

«فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ»

“Karena ia mengingatkan kalian akan Akhirat.”

585. Tambahan dari Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud:

«وَتُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا»

“Dan membuat kalian zuhud terhadap dunia.”

586. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu: “Rosululloh melaknat para wanita yang sering ziarah kubur.”

(HR. At-Tirmidzi, dishohihkan oleh Ibnu Hibban)

587. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Rosululloh melaknat perempuan yang meratapi (janazah) dan orang yang mendengarkannya.”

(HR. Abu Dawud)

588. Dari Ummu ‘Athiyyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: “Rosululloh mengambil janji dari kami untuk tidak meratapi (janazah).”

(Muttafaq ‘Alaih)

589. Dari ‘Umar Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda:

«الْمَيِّتُ يُعَذَّبُ فِي قَبْرِهِ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ»

“Mayit disiksa di dalam kuburnya karena ratapan yang dilakukan atasnya.”

(Muttafaq ‘Alaih)

590. Juga diriwayatkan oleh keduanya (Al-Bukhori dan Muslim) dari Al-Mughiroh bin Syu’bah dengan redaksi serupa.

591. Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Aku menyaksikan putri Rosululloh dikuburkan, dan Rosululloh duduk di sisi kuburnya. Aku melihat kedua matanya mengalirkan air mata.”

(HR. Al-Bukhori)

592. Dari Jabir Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda:

«لَا تَدْفِنُوا مَوْتَاكُمْ بِاللَّيْلِ إِلَّا أَنْ تُضْطَرُّوا»

“Janganlah kalian menguburkan mayit di malam hari kecuali karena darurat.”

(HR. Ibnu Majah. Pokok haditsnya terdapat dalam Muslim, namun dengan lafadz: “Beliau melarang menguburkan orang di malam hari kecuali setelah disholatkan.”)

593. Dari ‘Abdullah bin Ja’far Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: “Ketika kabar kematian Ja’far datang (karena syahid), Rosululloh bersabda:

«اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا، فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ»

‘Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena telah datang kepada mereka sesuatu yang menyibukkan mereka.’”

(HR. Al-Khomsah kecuali An-Nasa’i)

594. Dari Sulaiman bin Buroidah dari ayahnya Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Rosululloh mengajarkan kami jika keluar menuju kuburan:

«السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ، أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ»

‘Keselamatan atas kalian, wahai penghuni negeri dari kaum Mu’minin dan Muslimin. Sungguh kami – insyaa Alloh – akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Alloh keselamatan untuk kami dan untuk kalian.’”

(HR. Muslim)

595. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata:

Rosululloh melewati kuburan penduduk Madinah, lalu menghadap kepada mereka dan bersabda:

«السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الْقُبُورِ، يَغْفِرُ اللَّهُ لَنَا وَلَكُمْ، أَنْتُمْ سَلَفُنَا وَنَحْنُ بِالْأَثَرِ»

“Keselamatan atas kalian, wahai penghuni kubur. Semoga Alloh mengampuni kami dan kalian. Kalian telah mendahului kami, dan kami akan menyusul kalian.”

(HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata: hasan)

596. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: Rosululloh bersabda:

«لَا تَسُبُّوا الْأَمْوَاتَ، فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا»

“Jangan mencaci maki orang-orang mati, karena mereka telah sampai pada apa yang telah mereka lakukan.”

(HR. Al-Bukhori)

597. At-Tirmidzi meriwayatkan dari Al-Mughiroh Hadits serupa, namun dengan tambahan:

«فَتُؤْذُوا الْأَحْيَاءَ»

“...karena kalian menyakiti orang-orang yang masih hidup.”

Selesai.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url