Al-Hisab (Perhitungan Amal) Menurut Abul Hasan Al-Asy'ari
Imam Abul Hasan Al-Asy’ari berkata:
* والمحاسبة من
الله عز وجل للعباد حق، والوقوف بين يدي الله حق
(Ahli Sunnah mengimani) adanya perhitungan dari Alloh ‘Azza
wa Jalla untuk para hamba-Nya itu benar adanya, dan (mereka juga mengimani)
bahwa berdiri di hadapan Alloh itu benar adanya.
Bahasa:
(المحاسبة):
bentuk kata dari hasaba, yang maksudnya adalah perhitungan dan
penampakan amal di hadapan Alloh ‘Azza wa Jalla.
(الوقوف):
berdiri.
Penjelasan:
Ahli Sunnah mengimani adanya Hisab (perhitungan amal) dan apa yang terjadi di dalamnya,
berupa penampakan amal dan introgasi
mengenainya. Inilah yang ditegaskan oleh Al-Hafizh Abu Bakr Al-Isma’ili dalam
kitabnya I’tiqod A’immah Ahlil Hadits, (hlm. 68), di mana beliau
berkata, “Hisab itu benar adanya.”
Begitu pula Ash-Shobuni dalam kitabnya ‘Aqidatus Salaf
Ash-habul Hadits, (hlm. 6), di mana beliau berkata, “(Mereka mengimani)
perbedaan kondisi para hamba dan makhluk saat itu dalam apa yang mereka lihat
dan alami pada hari yang menakutkan itu; mulai dari penerimaan catatan amal
dengan tangan kanan atau tangan kiri, menjawab pertanyaan-pertanyaan, hingga
guncangan dan malapetaka lainnya yang telah dijanjikan pada hari yang agung
itu. Juga tentang tempat pemberhentian yang mengerikan di Ash-Shiroth dan
Al-Mizan (timbangan), serta dibukanya lembaran-lembaran catatan amal yang di
dalamnya terdapat kebaikan dan keburukan seberat biji dzarroh sekalipun.”
Dalil-dalil dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ (kesepakatan ulama) mengenai
berdirinya para makhluk untuk dihisab sangatlah banyak. Di antaranya adalah
firman Alloh Ta’ala:
﴿يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ﴾
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Robbmu), tidak ada
sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Alloh).” (QS. Al-Haqqoh:
18)
Juga firman-Nya:
﴿وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا
بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾
“Jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami akan
mendatangkannya (untuk diperhitungkan). Cukuplah Kami sebagai pembuat
perhitungan.” (QS. Al-Anbiya’: 47)
Juga sabda Nabi ﷺ:
«من حُوسب عُذِّب»
فقالت عائشة: يقول الله تعالى: ﴿يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا﴾ قالت: فقال: «إنما ذلك العرض ولكن من نوقش للحساب يهلك»
“Siapa yang dihisab, ia akan disiksa.” ‘Aisyah Rodhiyallohu
‘Anha lalu berkata, “Bukankah Alloh Ta’ala berfirman: ‘Maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah?” Maka beliau ﷺ
bersabda: “Itu hanyalah penampakan (amalan). Akan tetapi, siapa yang
didiskusikan hisabnya, ia akan binasa.” (HR. Al-Bukhori)
Juga sabda
Nabi ﷺ mengenai firman Alloh Ta’ala:
﴿يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ﴾ قال: «يقوم أحدهم في رشحه إلى أنصاف أذنيه»
“Pada hari semua manusia bangkit menghadap Robb seluruh alam.” (QS.
Al-Muthoffifin: 6), beliau bersabda: “Salah seorang dari mereka berdiri
dalam rendaman keringatnya hingga mencapai pertengahan kedua telinganya.” (HR. Al-Bukhori)
As-Safarini menyebutkan adanya kesepakatan para ulama,
“(Hisab) adalah sebuah kebenaran yang pasti, telah disebutkan dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah, serta telah menjadi kesepakatan ulama, dan itu terjadi pada Hari
Kiamat.”
Kesimpulan:
Ahli Sunnah mengimani bahwa kelak akan ada momen berdiri di
hadapan Alloh Ta’ala pada Hari Kiamat untuk menjalani Hisab (perhitungan) dan penampakan
amal.
Diskusi:
S1: Apa
yang dimaksud dengan Hisab dan
Wuquf (berdiri di hadapan Alloh)?
S2: Bagaimana
nasib orang yang hisabnya didiskusikan secara mendetail?
S3: Apa
makna dari firman Alloh Ta’ala: “Pada
hari itu kamu dihadapkan (kepada Robbmu), tidak ada sesuatu pun dari keadaanmu yang
tersembunyi (bagi Alloh)?”