Kehendak Kauniyyah (Universal) dan Syar’iyyah (Syariat) Menurut Abul Hasan Al-Asy'ari
Imam
Abul Hasan Al-Asy’ari berkata:
* ويقولون: إن
الله لم يأمر بالشر بل نهى عنه وأمر بالخير ولم يرض بالشر وإن كان مريدا له
Ahli Sunnah
mengatakan: Sungguh Alloh tidak memerintahkan keburukan, bahkan Dia
melarangnya. Dia memerintahkan kebaikan dan tidak ridho dengan keburukan,
meskipun Dia menghendakinya.
Bahasa:
(يأمر): permintaan suatu perbuatan dengan cara yang mengharuskan
(wajib).
(نهى):
larangan dari sesuatu adalah permintaan untuk meninggalkannya.
Penjelasan:
Perbedaan
antara irodah kauniyyah dan irodah syar’iyyah adalah: irodah kauniyyah
mengharuskan terjadinya sesuatu yang dikehendaki, tetapi tidak harus sesuatu
itu dicintai oleh Alloh. Contohnya adalah firman Alloh Ta’ala:
﴿فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ
لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا﴾
“Siapa
yang Alloh kehendaki untuk Dia beri petunjuk, Dia akan lapangkan dadanya untuk
Islam. Siapa yang Dia kehendaki untuk Dia sesatkan, Dia akan jadikan dadanya
sempit lagi sesak.”
Jadi,
maknanya adalah masyi’ah (kehendak).
Sedangkan irodah
syar’iyyah mengharuskan sesuatu yang dikehendaki itu dicintai oleh Alloh,
tetapi tidak harus terjadi. Contohnya adalah firman Alloh Ta’ala:
﴿وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ﴾
“Alloh
menghendaki untuk menerima taubatmu).” (QS. An-Nisa)
At-Taimi
(wafat 566 H) dalam kitabnya Al-Hujjah (1/23) berkata: “(Irodah) itu
berbeda dengan cinta dan ridho. Alloh mungkin menghendaki apa yang tidak Dia
cintai dan tidak Dia ridhoi, bahkan Dia membencinya dan murka terhadapnya.
Sebagian ulama Salaf (generasi awal) berkata: Sungguh Alloh menakdirkan apa
yang tidak Dia ridhoi, berdasarkan firman-Nya:
﴿وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ﴾
“Dia
tidak ridho terhadap kekafiran bagi hamba-hamba-Nya.” (QS. Az-Zumar)
Keburukan
tidak pernah dinisbatkan kepada Alloh secara tunggal. Akan tetapi, bisa
termasuk dalam keumuman makhluk, seperti firman Alloh Ta’ala:
﴿اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ﴾
“Alloh
adalah Pencipta segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar)
﴿كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ﴾
“Semuanya
dari sisi Alloh.” (QS. An-Nisa)
Bisa juga
dinisbatkan kepada penyebabnya, seperti firman-Nya:
﴿مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ﴾
“Dari
keburukan makhluk yang Dia ciptakan.” (QS. Al-Falaq)
Atau bisa
juga pelakunya dihapus (tidak disebutkan), seperti perkataan jin:
﴿وَأَنَّا لَا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ
أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا﴾
“Sungguh kami
tidak tahu apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi, ataukah
Robb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.” (QS. Al-Jin)