Profil Penghuni Jannah
Jika sebelumnya menjelaskan hakikat Jannah sebagai
destinasi abadi, maka sekarang kita menjawab pertanyaan fundamental: Siapakah yang pantas menerima
kehormatan tertinggi ini? Al-Qur’an tidak meninggalkan teka-teki. Dengan
kejelasan yang gamblang, Alloh Robb menyusun sebuah profil karakter yang
dikenal dengan berbagai gelar kemuliaan: Al-Muttaquun (Orang-orang yang bertaqwa),
Al-Abroor (Orang-orang yang Sholih), dan Al-Muqorrobun (Orang-orang yang
didekatkan).
Profil ini bukan hanya daftar checklist
formalitas, melainkan cerminan dari hati yang tulus, jiwa yang tunduk, dan
perilaku yang selaras dengan syariat. Mereka adalah kelompok yang mampu mengalahkan godaan hawa nafsu,
yang memprioritaskan keridhoan Robb di atas kesenangan dunia, dan yang
menjadikan Jihad (perjuangan) melawan keburukan sebagai gaya hidup mereka.
Marilah kita selami lebih dalam ciri-ciri mulia yang dijanjikan tempat kembali
terbaik di sisi Alloh Robb.
2.1. Iman dan Amal Sholih
Sebagaimana telah disinggung, dua syarat
ini adalah paspor mutlak menuju Jannah. Iman adalah pengakuan hati, sedangkan amal
sholih adalah pembuktian perbuatan. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Alloh Robb
mengaitkan keduanya sebagai sifat dasar dari para penghuni Jannah.
﴿وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾
“Dan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholih, mereka itu adalah penghuni Jannah; mereka kekal di
dalamnya.” (QS. Al-Baqoroh: 82)
Ayat-ayat lain menambahkan lapisan karakter
pada iman dan amal sholih ini, seperti Ihsan (berbuat kebaikan yang terbaik)
dan Ittiqo
(ketaqwaan). Ittiqo adalah puncak dari keimanan, yaitu melaksanakan semua perintah
Alloh Robb dan menjauhi semua larangan-Nya, termasuk dalam keadaan
sembunyi-sembunyi. Untuk golongan Al-Muttaquun ini, Alloh Robb menyiapkan
hadiah utama:
﴿إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا﴾
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa
(Al-Muttaquun), ada kemenangan (mafaaza).” (QS. An-Naba’: 31)
Mafaaza (kemenangan/tempat kemenangan) ini
adalah sebuah terminologi yang sangat tepat, karena ia menggambarkan hasil
akhir dari sebuah perjuangan hidup yang gigih.
2.2. Keutamaan Orang-orang yang
Bertaubat, Jujur, dan Sabar
Di antara profil Al-Muttaquun yang
dijelaskan Al-Qur’an, ada tiga sifat psikologis dan spiritual yang sangat
diunggulkan: kemampuan untuk bertaubat, kejujuran (kebenaran), dan kesabaran.
a) Mengalahkan
Hawa Nafsu dan Bertaubat
Orang yang bertaqwa sejati adalah mereka
yang tidak membiarkan hawa (nafsu) mengendalikan dirinya. Mereka memahami bahwa
nafs (jiwa) cenderung mengajak kepada keburukan, dan perjuangan terbesar adalah
melawan diri sendiri.
﴿وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى
النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى﴾
“Dan adapun orang yang takut kepada
kedudukan Robb-nya dan menahan dirinya dari hawa nafsu, maka sesungguhnya Jannah
lah tempat tinggal (Al-Ma’wa)nya.” (QS. An-Naazi’at: 40-41)
Inilah inti dari Taqwa: menahan diri dan
menyucikan jiwa (tazkiyatun-nafs). Ketika seorang hamba tergelincir, ia
segera bertaubat dan memohon ampunan, serta tidak berlarut-larut dalam
kesalahan.
b) Kejujuran
(Ash-Shidqu) dan Kesabaran (Ash-Shobr)
Sifat yang lain adalah Ash-Shidqu
(kejujuran atau kebenaran) dan Ash-Shobr (kesabaran). Al-Qur’an memuji golongan
yang memiliki kesabaran tinggi dalam menghadapi musibah, penderitaan, dan
terutama saat Jihad (pertempuran atau perjuangan di jalan Alloh Robb). Mereka
adalah orang-orang yang berpegang teguh pada janji dan kebenaran.
Nabi ﷺ bersabda: “Alloh Robb berfirman,
إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ
فَصَبَرَ، عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الجَنَّةَ
‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan
(musibah) dua matanya, lalu ia bersabar, maka Aku ganti ia dengan Jannah.’” (HR. Al-Bukhori no. 5653)
Kesabaran yang disertai keikhlasan akan
menempatkan seorang hamba di antara Al-Abroor (orang-orang yang sholih dan berbuat
baik) yang catatan amalnya diangkat ke tempat tertinggi.
﴿إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ (22) عَلَى
الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ (23) تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ﴾
“Sesungguhnya orang-orang
yang baik (Abroor) benar-benar di dalam keni’matan, memandang di atas
ranjang-ranjang penganti. Kamu melihat di wajah mereka ada pandangan penuh
keni’matan.” (QS. Al-Muthoffifin: 22-23)
2.3. Ahli Sholat dan Zakat
Sholat dan Zakat adalah rukun Islam kedua
dan ketiga, yang memiliki peran sentral dalam mendefinisikan seorang Mukmin
sejati. Sholat adalah penghubung hamba dengan Robb-nya, sedangkan Zakat adalah
penghubung hamba dengan sesama manusia.
Di dalam Al-Qur’an, perintah mendirikan
Sholat (iqoomatus-sholah) dan menunaikan Zakat sering disandingkan.
Sholat yang dikerjakan dengan khusyu’ (tunduk dan fokus) akan mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
Sedangkan Zakat membersihkan harta dan jiwa dari sifat bakhil (kikir). Kedua
ibadah ini adalah manifestasi nyata dari amal sholih yang dikehendaki Alloh
Robb dari hamba-hamba-Nya yang akan mewarisi Jannah.
﴿إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ﴾
“Sungguh orang-orang yang
beriman dan beramal sholih, menegakkan Sholat, membayar Zakat, mereka
mendapatkan pahala di sisi Rob mereka, mereka tidak khawatir (dari kehidupan
setelah mati) maupun bersedih (dari dunia yang ditinggal).” (QS. Al-Baqoroh:
277)
2.4. Menjadi Al-Abroor dan
Al-Muqorrobuun
Terdapat tingkatan-tingkatan di Jannah,
yang puncaknya diisi oleh Al-Muqorrobun (orang-orang yang didekatkan) dan
Al-Abroor (orang-orang sholih). Al-Qur’an menjelaskan bahwa catatan amal
mereka, yang disebut Kitaabul Abroor, berada di ‘Illiyyiin, tempat yang sangat
tinggi.
﴿كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْأَبْرَارِ لَفِي عِلِّيِّينَ
(18) وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ (19) كِتَابٌ مَرْقُومٌ (20) يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ
(21) إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ (22) عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ﴾
“Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya
catatan Al-Abroor (sholihin) benar-benar tersimpan dalam ‘Illiyyin. Tahukah
engkau apakah ‘Illiyyin itu? (Yaitu) Kitab yang bertulis. Yang disaksikan oleh
Al-Muqorrobun (Malaikat yang didekatkan kepada Alloh Robb). Sesungguhnya
Al-Abroor benar-benar berada dalam keni’matan yang tiada tara. Mereka (duduk)
di atas dipan-dipan (Al-Aro’ik) sambil memandang.” (QS. Al-Muthoffifin:
18-23)
Al-Abroor adalah hasil dari penggabungan
sifat-sifat mulia yang telah disebutkan: iman, amal sholih, shidqu
(kejujuran), ketakutan kepada Robb, dan menahan hawa nafsu. Mereka tidak hanya
berbuat baik, tetapi juga menjadi saksi kebenaran bagi orang lain, menjadikan mereka
teladan yang layak dilihat bahkan oleh Al-Muqorrobun. Sifat mereka inilah yang
membuat wajah mereka berseri-seri di hari kiamat.
Profil penghuni Jannah yang dilukiskan
Al-Qur’an adalah cetak biru kesempurnaan manusia. Mereka adalah individu yang
seimbang: hati mereka tunduk dalam iman dan taqwa, fisik mereka aktif dalam
Sholat dan Zakat, dan jiwa mereka teguh dalam shidqu dan shobr.
Mereka berhasil memenangkan Jihad akbar melawan hawa nafsu mereka sendiri.
Kemenangan ini tidak didapat dengan mudah;
ia memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh. Namun, Robb kita telah berjanji,
bahwa bagi para pejuang ini, akan ada mafaaza (kemenangan) dan Al-Ma’wa
(Jannah) sebagai tempat kembali mereka.