Mengenal Hakikat Jannah
Setiap manusia membawa naluri yang sama:
mencari kedamaian dan kebahagiaan yang sempurna. Namun, pengalaman hidup di
dunia selalu mengajarkan bahwa kesempurnaan hanyalah ilusi. Keni’matan yang
datang pasti diikuti oleh kesedihan, dan kebahagiaan yang kita raih pasti
berakhir dengan perpisahan atau kematian. Dunia ini, sebagaimana yang Alloh
Robb jelaskan, hanyalah “kesenangan yang memperdaya” (mata’ul ghurur).
Dalam kegelisahan abadi ini, Al-Qur’an
datang sebagai cahaya yang menawarkan jawaban. Ia memperkenalkan sebuah negeri
yang terbebas dari segala kekurangan, yaitu Jannah (Surga). Negeri ini adalah
tujuan akhir bagi mereka yang berhasil melewati ujian hidup, sebuah tempat yang
kekal, penuh dengan segala sesuatu yang didambakan jiwa, dan yang terpenting:
disana terdapat keridhoan abadi dari Alloh Robb semesta alam. Bab pertama ini
akan mengajak kita meletakkan fondasi pemahaman tentang hakikat Jannah menurut
wahyu, membandingkannya dengan kefanaan dunia, dan menggarisbawahi keimanan
sebagai kunci utama untuk memasukinya.
1.1. Rumah Abadi
Alloh Robb secara berulang kali
mendeskripsikan Jannah sebagai tempat tinggal abadi yang disiapkan-Nya bagi
para hamba yang beriman dan berbuat amal sholih. Istilah yang paling sering
digunakan adalah Jannaatun tajri min tahtihal-anhaar—kebun-kebun yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai. Frasa ini bukan sekadar deskripsi keindahan
fisik, tetapi juga penekanan pada kesegaran, kesuburan, dan kehidupan yang
tidak pernah berhenti, sebuah kontras nyata dengan kekeringan dan kefanaan
dunia.
Alloh Robb berfirman:
﴿وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا
مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ
مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, bahwa bagi mereka (disediakan) Jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rizqi
buah-buahan dari Jannah, mereka berkata, ‘Inilah rizqi yang diberikan kepada
kami dahulu.’ Mereka diberi (buah-buahan) yang serupa (dalam rupa tetapi beda rasa dan hakikatnya), dan di sana bagi mereka ada pasangan-pasangan yang suci, dan
mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqoroh: 25)
Ayat ini menyajikan tiga pilar utama
hakikat Jannah: sungai-sungai yang mengalir, rizqi yang berlimpah dan selalu
baru (meskipun serupa dalam penampilan), dan pasangan yang disucikan (azwaajun
muthohharoh). Yang paling penting adalah penutup ayat: “dan mereka kekal
di dalamnya” (wa hum fiihaa khooliduun). Keabadian inilah yang
menjadikan ni’mat Jannah tidak tertandingi oleh ni’mat apapun di dunia ini.
1.2. Jannah dan Perbandingan
dengan Kehidupan Dunia
Dunia ini, dengan segala kemewahan dan
godaannya, sering kali membuat manusia lupa akan tujuan aslinya. Al-Qur’an
mengajukan perbandingan tajam antara keindahan sementara dunia dan kemuliaan
abadi Akhiroh. Alloh Robb mengingatkan bahwa kecintaan yang berlebihan pada
syahwat dunia—seperti wanita, anak-anak, harta, dan kendaraan—adalah kesenangan
sesaat (mataa’) yang akan segera sirna.
﴿زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ
عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ (14) قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ
اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
(15) ﴾
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Alloh-lah
tempat kembali yang baik (husnul ma’aab). Katakanlah: ‘Maukah aku
kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?’ Untuk
orang-orang yang bertaqwa (Al-Muttaquun), di sisi Robb mereka ada Jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya, dan (mereka
dikaruniai) pasangan-pasangan yang disucikan serta keridhoan Alloh. Dan Alloh
Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali Imron: 14-15)
Perbandingan ini mengajarkan kita untuk
mengorientasikan hati. Sementara dunia hanya menawarkan kesenangan (mata’)
yang pasti fana, Jannah menawarkan tiga hal utama yang lebih baik:
1. Keabadian (Khuluud): Tidak ada
kekhawatiran akan kehilangan atau perpisahan.
2. Kesucian (Thohaaroh): Pasangan
yang suci dari segala cacat dan penyakit dunia.
3. Keridhoan Alloh (Ridhwaan): Ini
adalah ni’mat terbesar, melampaui segala ni’mat materi.
Oleh karena itu, siapapun yang diselamatkan
dari Naar dan dimasukkan ke Jannah, sesungguhnya dialah pemenang sejati:
﴿كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا
تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ
الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ﴾
“Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah pahalamu diberikan secara sempurna. Barangsiapa
dijauhkan dari Naar dan dimasukkan ke Jannah, sungguh dia telah beruntung (sukses). Kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali Imron: 185)
1.3. Jalan Menuju Jannah
Untuk meraih kemenangan yang agung ini,
Al-Qur’an menetapkan syarat yang sangat jelas dan konsisten di seluruh Suroh yang diwahyukan: iman
dan amal sholih. Ini adalah mata uang abadi yang diterima oleh Alloh Robb.
﴿وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾
“Dan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholih, mereka itu adalah penghuni Jannah; mereka kekal di
dalamnya.” (QS. Al-Baqoroh: 82)
Keimanan yang dimaksud di sini bukanlah
sekadar pengakuan lisan, tetapi ketundukan total (aslama wajhahu lillahi).
Keimanan yang terpatri dalam hati, yang direalisasikan dengan perbuatan baik (ihsan yaitu sesui syari’at) dan diiringi kepasrahan (aslam yaitu ikhlas).
﴿بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ
مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ﴾
“(Bukan demikian) bahkan barangsiapa
menyerahkan wajahnya (aslama wajhahu) kepada Alloh, sedang ia berbuat
ihsan, maka baginya pahala pada sisi Robb-nya. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqoroh: 112)
Prinsip ini sangat mendasar sehingga
ditekankan sebagai syarat mutlak. Bahkan, bagi mereka yang berbuat syirik (menyekutukan
Alloh), Jannah diharomkan atasnya, sebagaimana diungkapkan oleh Nabi ‘Isa Alaihissalam:
﴿إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ
اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ﴾
“Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan
Alloh, maka sungguh Alloh telah mengharomkan Jannah atasnya, dan tempat
kembalinya adalah Naar; dan tidak ada bagi orang-orang zholim itu seorang
penolong pun.” (QS. Al-Ma’idah: 72)
Jelaslah, jalan menuju Jannah adalah jalan
tauhid dan kepatuhan. Alloh Robb mengajak kita meninggalkan hal-hal yang
menyeret ke Naar dan menuju kepada Jannah serta ampunan-Nya:
﴿أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ
يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ
لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ﴾
“Mereka mengajak ke Naar, sedang Alloh
mengajak ke Jannah dan ampunan dengan izin-Nya, dan Alloh menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka mengambil pelajaran.” (QS.
Al-Baqoroh: 221)
1.4. Orientasi Ulang Tujuan Hidup
Panggilan untuk merenungkan hakikat Jannah
adalah panggilan untuk mengorientasikan kembali tujuan hidup. Jika kita
menyadari bahwa Jannah adalah rumah abadi yang dipenuhi keni’matan, pasangan
suci, dan keridhoan Robb, maka kita akan memandang segala kemiskinan dan penyakit,
serta guncangan di dunia ini (sebagaimana dialami oleh umat terdahulu) sebagai
harga yang sangat murah untuk membelinya.
Mari kita jadikan Jannah sebagai impian
tertinggi kita, sehingga setiap langkah, setiap Sholat, setiap ibadah yang kita
lakukan di dunia ini, menjadi anak tangga yang membawa kita semakin dekat ke
tempat tinggal abadi yang telah dijanjikan oleh Alloh Robb kita. Sesungguhnya,
tempat tinggal Akhiroh adalah jauh lebih baik bagi mereka yang bertaqwa.