Cari Artikel

Mempersiapkan...

Keni’matan Abadi

 

Jika Bab 4 telah memaparkan keindahan arsitektur dan pesona alam Jannah, maka Bab 5 ini akan membahas inti dari kebahagiaan sejati: keni’matan yang bersifat spiritual, psikologis, dan sosial. Keni’matan Jannah tidak hanya tentang apa yang dimakan atau dikenakan, tetapi tentang kualitas hidup yang sempurna: hubungan yang suci, kedamaian hati tanpa cacat, dan yang terpenting, pertemuan dengan Alloh Robb.

Ini adalah puncak targhib (motivasi) bagi Mukmin sejati. Karena sesungguhnya, ni’mat terbesar bukanlah keni’matan materi, melainkan keabadian, kesucian jiwa, dan keridhoan dari Robb Yang Maha Pengasih. Bab penutup ini akan merangkum janji-janji agung yang menjadi khotimah (penutup) bahagia bagi perjalanan iman para Abroor.

5.1. Pasangan yang Disucikan dan Huur ‘Iin

Dalam kesempurnaan Jannah, Alloh Robb menyediakan keni’matan relasional yang sempurna. Para penghuni Jannah akan mendapatkan pasangan yang suci (azwaajun muthohharoh) yang bebas dari segala kekurangan, baik fisik maupun akhlak, yang lazim ditemukan di dunia.

﴿وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ... وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾

“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, bahwa bagi mereka (disediakan) Jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. ... dan di sana bagi mereka ada pasangan-pasangan yang suci, dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqoroh: 25)

Selain itu, bagi laki-laki di Jannah, Alloh Robb juga menjanjikan pasangan yang sangat cantik dan suci yang dikenal sebagai Huur ‘Iin.

﴿كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ﴾

“Demikianlah. Dan Kami nikahkan mereka dengan Huur ‘Iin (bidadari-bidadari yang cantik jelita, bermata jeli).” (QS. Ad-Dukhon: 54)

Kehadiran pasangan-pasangan yang disucikan ini memastikan bahwa keni’matan emosional dan rumah tangga di Jannah akan mencapai tingkat kesempurnaan, bebas dari pertengkaran, kecemburuan, atau kelelahan.

5.2. Tanpa Kepedihan, Keluh Kesah, atau Rasa Dengki

Salah satu keni’matan terbesar di Jannah adalah kedamaian psikologis dan spiritual total. Segala bentuk kecemasan (khouf), kesedihan (huzn), dan rasa lelah (nashob) dicabut dari hati para penghuninya.

a) Hilangnya Kekhawatiran dan Kesedihan Duniawi

Kondisi psikis penghuni Jannah digambarkan sebagai ketenangan abadi:

﴿لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ﴾

“Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqoroh: 112)

b) Hilangnya Rasa Dengki dan Kelelahan

Bahkan, Alloh Robb mencabut segala rasa dengki dan permusuhan yang mungkin pernah ada di antara mereka di dunia.

﴿وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ﴾

“Dan Kami cabut segala rasa dendam (ghill) yang ada dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai; dan mereka berkata: ‘Segala puji bagi Alloh Robb yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami tidak akan mendapat petunjuk kalau Alloh Robb tidak memberikan kami petunjuk.’ (QS. Al-A’rof: 43)

Tidak ada lagi perkataan sia-sia atau kebohongan, yang ada hanyalah ucapan salam yang merupakan sumber ketenangan:

﴿لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّابًا﴾

“Di sana mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula) kebohongan.” (QS. An-Naba’: 35)

5.3. Puncak Keni’matan

Meskipun Jannah penuh dengan keni’matan materi dan relasional, puncak keni’matan (yang disebut Az-Ziyaadah, tambahan) adalah keni’matan rohani: diizinkan memandang Wajah Alloh Robb. Ini adalah hadiah yang lebih berharga daripada Jannah dan segala isinya.

Alloh Robb menjanjikan Al-Husna (Jannah) dan Ziyaadah (tambahan) kepada Al-Muhsinuun (orang-orang yang berbuat ihsan):

﴿لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾

“Bagi orang-orang yang berbuat ihsan (Al-Muhsinuun), ada Al-Husna (Jannah) dan tambahan (ziyaadah). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni Jannah, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus: 26)

Para Shohabat dan Tabi’in Rohimahullah menafsirkan Az-Ziyaadah dalam ayat ini sebagai melihat Wajah Alloh Robb Yang Maha Mulia. Ini dikuatkan oleh Hadits Shohih yang menjelaskan bahwa setelah para penghuni Jannah memasuki Jannah, Alloh Robb akan membuka hijab (penghalang), dan ni’mat melihat Wajah-Nya adalah ni’mat yang paling dicintai.

5.4 Kehidupan Tanpa Batas

Semua keni’matan di atas hanya menjadi sempurna karena satu sifat utama Jannah: Khuluud (kekekalan). Jika saja keni’matan itu fana, pasti akan ternodai oleh kekhawatiran akan kehilangan. Namun, Alloh Robb berulang kali menegaskan: mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

﴿خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا﴾

“Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari padanya.” (QS. Al-Kahf: 108)

Kekekalan ini berarti kesehatan abadi, kemudaan abadi, harta yang abadi, dan hubungan yang abadi, semua disempurnakan oleh keridhoan Alloh Robb yang juga abadi.

 

Penutup

Buku ini telah memandu kita melalui sifat-sifat Jannah yang agung: dari profil penghuninya, tingkatan kemuliaannya, arsitektur alamnya, hingga puncak keni’matan spiritualnya. Tujuan akhirnya adalah merenungkan kembali firman Alloh Robb:

﴿فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ﴾

“Barangsiapa dijauhkan dari Naar dan dimasukkan ke Jannah, sungguh dia telah beruntung (faza).” (QS. Ali Imron: 185).

Kemenangan sejati bukanlah keberhasilan materi di dunia fana ini, melainkan keberhasilan mencapai Jannah. Semoga Alloh Robb menjadikan kita semua termasuk dari golongan Al-Muttaquun dan Al-Abroor yang diundang ke Jannatul-Firdaus dan dikaruniai keni’matan memandang Wajah-Nya. Aamiin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url