Daya Panas Api Jahannam
Daya Panas Api Jahannam
Neraka sangat
panas. Berada pada puncak panas. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu,
Nabi ﷺ bersabda:
«نَارُكُمْ جُزْءٌ
مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ»، قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كَانَتْ
لَكَافِيَةً قَالَ: «فُضِّلَتْ عَلَيْهِنَّ بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ
مِثْلُ حَرِّهَا»
“Api kalian ini (yang biasa dinyalakan
manusia) adalah satu dari 70 bagian api Jahannam.” Ada yang berkata: “Wahai
Rosulullah, satu bagian ini sudah cukup menyiksa.” Beliau bersabda: “Ia
dilebihkan 69 lipat. Masing-masing darinya seperti panasnya.” (HR. Bukhori
no. 3265 dan Muslim no. 2843)
Api ini
dinyalakan terus-menerus hingga menjadi hitam dan gelap. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu, Rosulullah ﷺ
bersabda:
«أُوقِدَ عَلَى النَّارِ
أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى احْمَرَّتْ، ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ،
ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ فَهِيَ سَوْدَاءُ مُظْلِمَةٌ»
“Api Neraka
dinyalakan 1.000 tahun hingga memerah. Lalu dinyalakan 1.000 tahun hingga
memutih. Lalu dinyalakan 1.000 tahun lagi hingga menghitam. Sehingga Neraka
menjadi hitam dan gelap.” (HR. At-Tirmidzi no. 2591)
Api dunia
menyinari, adapun api Neraka ia tidak menyinari tetapi gelap, sehingga pedunduk
Neraka bertambah rasa takutnya.
Api ini memiliki
daya panas yang sangat besar hingga membakar semua organ tubuh, sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
﴿سَأُصْلِيهِ سَقَرَ (26) وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ
(27) لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ (28) لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ﴾
“Aku akan
memasukkannya ke Saqor. Tahukah kamu apa itu Saqor? Ia tidak menyisakan dan
tidak meninggalkan. Ia membakar kulit.” (QS. Al-Muddats-tsir: 26-29)
Yakni ia membakar
segala sesuatu dan tidak menyisakan dan meninggalkan apapun, terutama membakar
kulit.
Api dunia tidak
mempu membakar organ dalam kecuali membakar dahulu kulit luar. Adapun api
Neraka ia mampu membakar organ dalam dan masuk ke hati, sementara penduduk
Neraka tersiksa tanpa bisa mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
﴿وَيْلٌ لِكُلِّ
هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1) الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (2) يَحْسَبُ
أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3) كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6)
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ﴾
“Celaka setiap
orang yang mencela orang lain dengan perbuatan maupun lisannya. Yaitu orang
yang gemar menimbun harta dan menghitung-hitungnya. Ia mengira bahwa hartanya
bisa memperlama usianya. Tidak, sungguh dia akan dilempar ke Huthomah. Tahukah
kamu apa itu Huthomah? Ia adalah api Allah yang dinyalakan, yang menyebar
sampai ke hati.” (QS. Al-Humazah: 1-7)
Api ini mengepung
dari segala penjuru: atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang, sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
﴿إِنَّا أَعْتَدْنَا
لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا﴾
“Kami sediakan
bagi orang-orang zolim api yang mengepungnya dari segala penjuru.” (QS.
Al-Kahfi: 29)
Api Dinyalakan Setiap Hari
Api ini ditambah nyalanya setiap hari ketika
matahari di atas kepala, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
«ثُمَّ صَلِّ فَإِنَّ
الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ حَتَّى يَسْتَقِلَّ الظِّلُّ بِالرُّمْحِ، ثُمَّ
أَقْصِرْ عَنِ الصَّلَاةِ، فَإِنَّ حِينَئِذٍ تُسْجَرُ جَهَنَّمُ»
“Lalu sholatlah (Dhuha)
karena sholat tersebut disaksikan (Malaikat) sampai bayang matahari tersisa
sekitar satu tombak (sekitar 10 menit sebelum Zuhur). Lalu berhentilah sholat
karena pada saat itu api Jahannam sedang dinyalakan.” (HR. Muslim no. 832)
Dinyalakan Lagi Pada Hari Kiamat
Setelah
dinyalakan di dunia, ia dinyalakan lagi pada Hari Kiamat, sebagaimana firman
Allah:
﴿وَإِذَا الْجَحِيمُ
سُعِّرَتْ﴾
“Ketika Neraka
apinya dinyalakan.” (QS. At-Takwir: 12)
Lalu api ini
digunakan untuk menyiksa dan setiap kali apinya padam karena berpindah ke badan
yang dibakar, Allah menambah nyala apinya, sebagaimana firman-Nya:
﴿كُلَّمَا خَبَتْ
زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا﴾
“Setiap kali apinya
padam, Kami tambahkan nyala apinya.” (QS. Al-Isro: 97)
Angin, Air, dan Naungan Juga
Panas
Yang panas, tidak
hanya apinya. Tetapi juga anginnya, airnya, dan naungannya. Di dunia tiga ini
dimanfaatkan manusia untuk mendinginkan, sementara di Neraka justu panas. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
﴿وَأَصْحَابُ الشِّمَالِ
مَا أَصْحَابُ الشِّمَالِ (41) فِي سَمُومٍ وَحَمِيمٍ (42) وَظِلٍّ مِنْ
يَحْمُومٍ (43) لَا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ﴾
“Golongan kiri,
alangkah menderitanya golongan kiri. Mereka disiksa dengan samum (angin
yang sangat panas), hamim (air yang mendidih), naugan yang sangat panas,
yang tidak menyejukkan dan menyenangkan.” (QS. Al-Waqiah: 41-44)
Naungan
Naungan di dunia
untuk tempat berteduh dari panas, sementara di Neraka justru menambah hawa
panas. Naungan ini tidak menyejukkan karena memberi hawa panas, dan tidak
menyenangkan karena pemandangannya mengerikan dan memberi rasa takut,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas:
﴿وَظِلٍّ مِنْ يَحْمُومٍ
(43) لَا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ﴾
Naungan ini
bercabang tiga dan masing-masing menambah hawa panas, sebagaimana firman Allah:
﴿انْطَلِقُوا إِلَى
ظِلٍّ ذِي ثَلَاثِ شُعَبٍ (30) لَا ظَلِيلٍ وَلَا يُغْنِي مِنَ اللَّهَبِ (31)
إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ (32) كَأَنَّهُ جِمَالَتٌ صُفْرٌ﴾
“Pergilah kalian
menuju naungan yang memiliki tiga cabang, yang tidak memberi kesejukan maupun
melindungi dari kobaran api. Apinya menyembur bunga api bagaikan (sebesar)
istana, seolah-olah (warnanya) onta yang sangat gelap.” (QS. Al-Mursalat:
30-33)
Air yang Mendidih
Air di dunia berfungsi
menyejukkan dan melepas dahaga, adapun air di Neraka justru sangat panas, yang
menambah hawa panas, mengelupas kulit hingga menjadikan usus terputus.
Ketika api ini
mendekat ke wajah, seketika wajah meleleh terbakar, sebagaimana firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala:
﴿وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا
يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا﴾
“Ketika mereka meminta minum, mereka diberi
minuman air mendidih yang membakar wajah. Ia minuman terburuk dan tempat
terburuk pula.” (QS. Al-Kahfi: 29)
Yakni ketika
mereka minta minum lalu air didekatkan ke wajah mereka, seketika wajah mereka
terbakar, lantas bagaimana jika air ini diminum? Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
﴿وَسُقُوا مَاءً
حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ﴾
“Mereka diberi
minuman mendidih yang memutus-mutus usus mereka.” (QS. Muhammad: 15)
Kenapa mereka
minum? Bukankah mereka tahu ia air mendidih yang membakar wajahnya? Jawabannya,
karena dipaksa dan terpaksa. Mereka dipaksa Malaikat dan mereka terpaksa minum
karena ribuan tahun kehausan tanpa minum.
Angin dan Udara Neraka
Saking panas
udara di Neraka, pengaruhnya sampai dirasakan oleh dunia dan penduduknya.
Dari Abu Huroiroh
dan Ibnu Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma, Rosulullah ﷺ
bersabda:
«إِذَا اشْتَدَّ
الحَرُّ فَأَبْرِدُوا عَنِ الصَّلاَةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ»
“Apabila cuaca
sangat panas, tundalah sholat Zhuhur, karena cuaca sangat panas tersebut
berasal dari uap Jahannam.” (HR. Bukhori no. 533)
Begitu pula
dengan demam, ia pengaruh dari api Jahannam, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
«الحُمَّى مِنْ فَيْحِ
جَهَنَّمَ فَأَبْرِدُوهَا بِالْمَاءِ أَوْ قَالَ بِمَاءِ زَمْزَمَ
“Demam berasal
dari uap Jahannam. Maka dinginkan ia dengan air atau air zamzam.” (HR.
Bukhori no. 3261)
Dari Abu Huroiroh
Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi ﷺ
bersabda:
«اشْتَكَتِ النَّارُ
إِلَى رَبِّهَا، فَقَالَتْ: يَا رَبِّ أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا، فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ،
نَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ وَنَفَسٍ فِي الصَّيْفِ، فَهُوَ أَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنَ
الحَرِّ، وَأَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنَ الزَّمْهَرِيرِ»
“Neraka mengadu
kepada Robnya dan berkata: ‘Ya Rob, bagian tubuhku membakar bagian yang lain.’
Maka Allah mengizinkannya bernafas dua kali, yaitu bernafas di musim dingin dan
musim panas. Bernafas di musim panas adalah kondisi dunia paling panas yang
kalian rasakan, dan bernafas di musim dingin adalah kondisi dunia paling dingin
yang kalian rasakan.” (HR. Bukhori no. 537)[]
Komentar
Posting Komentar