Macam-Macam Puasa Sunnah

 

Macam-Macam Puasa Sunnah

Termasuk kebijaksanaan Allah dan rohmat-Nya atas hamba-hamba-Nya adalah menjadikan ibadah sunnah yang menyerupai ibadah wajib, sebagai tambahan pahala bagi mereka dan sekaligus menambal apa yang kurang dari ibadah wajibnya. Ibadah wajib akan disempurnakan dengan ibadah sunnah pada hari Kiamat.

Adapun hari-hari yang disunnahkan berpuasa adalah:

1)    Puasa 6 hari dari Syawwal, berdasarkan hadits Abu Ayyub Al-Anshori Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: aku mendengar Rosulullah berkata:

من صام رمضان، ثم أتبعه ستاً من شوال، كان كصيام الدهر

“Siapa yang puasa Romadhon lalu mengikutinya dengan  puasa 6 hari dari Syawwal, maka ia seakan puasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)

2)    Puasa Arofah bagi selain orang yang Haji, berdasarkan hadits Abu Qotadah Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosulullah bersabda:

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفِّر السنة التي قبله، والسنة التي بعده

“Puasa hari Arofah, aku berharap kepada Allah agar ia menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya.” (HR. Muslim no. 1162)

Adapun orang yang Haji tidak disunnahkan berpuasa Arofah, karena Nabi meninggalkan puasa Arofah sementara manusia melihatnya, dan karena hal itu lebih menguatkan raga orang yang berhaji untuk ibadah dan berdoa pada hari tersebut.

3)    Puasa hari Asyuro. Nabi pernah ditanya tentang puasa hari Asyuro dan menjawab:

أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله

“Aku berharap kepada Allah agar ia menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim no. 1162)

Dianjurkan menambah puasa sehari sebelum atau setelahnya, berdasarkan sabda Nabi :

لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع

“Jika aku masih hidup di tahun depan, aku benar-benar akan puasa pada tanggal 9 Muharrom.” (HR. Muslim no. 1133)

Juga sabda Nabi :

صوموا يوماً قبله أو يوماً بعده، خالفوا اليهود

“Puasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya, dan selisihi Yahudi.” (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah no. 2095. Sanadnya ada kelemahan tetapi shohih dari Ibnu Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma semisal itu secara mauquf)

4)    Puasa Senin Kamis dalam sepekan, berdasarkan hadits Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha:

كان النبي يتحرى صيام الاثنين والخميس

“Nabi selalu berusaha puasa Senin dan Kamis.” (HSR. Tirmidzi no. 745) Juga sabda Nabi :

تعرض الأعمال يوم الاثنين والخميس، فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم

“Amal dilaporkan tiap hari Senin dan Kamis dan aku suka amalku dilaporkan dalam keadaan aku berpuasa.” (HSR. Abu Dawud no. 2436)

5)    Puasa 3 hari setiap bulan, berdasarkan sabda Nabi kepada Abdullah bin Amr Rodhiyallahu ‘Anhuma:

صم من الشهر ثلاثة أيام، فإن الحسنة بعشر أمثالها، وذلك مثل صيام الدهر

“Puasalah 3 hari dalam sebulan, karena satu kebaikan dilipatkan 10 semisalnya. Maka itu seperti puasa setahun penuh.” (Bukhori no. 1976)

Juga dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:

أوصاني خليلي بثلاث: صيام ثلاثة أيام من كل شهر، وركعتي الضحى، وأن أوتر قبل أن أنام

“Orang yang paling kucintai memberiku wasiat 3 hal: puasa tiga hari tiap bulan, dua rokaat Dhuha, dan aku witir sebelum tidur.” (HR. Bukhori no. 1981)

Dianjurkan 3 hari tersebut adalah ayyamul bidh (hari-hari putih, yakni purnama) yaitu tanggal 13, 14, 15 dari hijriyah, berdasarkan hadits Abu Dzar Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosulullah berkata:

من كان منكم صائماً من الشهر فليصم الثلاث البيض

“Siapa di antara kalian berpuasa tiap bulan, pilihlah 3 hari putih.” (HHR. Ahmad, 5/152)

6)    Puasa Dawud, berdasarkan sabda Nabi :

أفضل الصيام صيام داود عليه السلام؛ كان يصوم يوماً ويفطر يوماً

“Puasa terbaik adalah puasa Dawud: sehari puasa sehari tidak.” (HR. Bukhori no. 1976) Puasa ini adalah puasa sunnah terbaik.

7)    Puasa Muharrom, berdasarkan hadits Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosulullah bersabda:

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل

“Puasa terbaik setelah Romadhon adalah puasa di bulan Allah yaitu Muharrom. Sholat terbaik setelah fardhu adalah sholat malam.” (HR. Muslim no. 1163)

8)    Puasa 9 Dzulhijjah. Dimulai dari hari pertama dari Dzulhijjah dan selesai di hari ke-9 hari Arofah. Ini berdasarkan umumnya hadits tentang keutamaan beramal di dalamnya, Nabi bersabda:

ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه العشر

“Tidak ada hari yang amal sholih lebih dicintai Allah pada hari itu melebihi pada 10 awal Dzulhijjah.” (HR. Bukhori no. 969) Puasa termasuk amal sholih.

Komentar

Artikel Terpopuler

Al-Quran Obat Rohani dan Jasmani

Bacaan Setelah Al-Fatihah dalam Sholat

Doa Naik Kendaraan dan Safar

Hukum Tiyaroh (Anggapan Sial)

Duduk Istirahat dalam Sholat Menurut 4 Madzhab