Nasihat Emas Ulama Salaf tentang Keutamaan 10 Hari Dzulhijjah

 Oleh: Syaikh Fahd bin Abdulaziz Abdullah Asy-Syuwairikh

Segala puji bagi Allah Robb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang paling mulia, Muhammad, beserta keluarga dan para Shohabatnya seluruhnya. Amma ba’du:

Sepuluh hari Dzulhijjah adalah hari-hari yang mulia. Rosulullah bersabda:

ما من أيامٍ العملُ الصالح فيهن أحبُّ إلى الله من هذه الأيام العشر، قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله، فلم يرجع من ذلك بشيء

“Tidak ada hari-hari dimana amal sholih lebih dicintai Allah daripada hari-hari sepuluh ini (Dzulhijjah).” Para Shohabat bertanya: “Tidak juga jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhori dan Abu Dawud)

Maka seyogyanya seorang Muslim bersungguh-sungguh pada hari-hari itu dan memperbanyak amal sholih.

Para Salaf رحمهم الله memiliki banyak perkataan tentang sepuluh hari Dzulhijjah. Saya telah mengumpulkan sebagian darinya, semoga Allah Yang Maha Mulia memberikan manfaat kepada semua orang.

1. Sumpah Allah dengan Sepuluh Hari Dzulhijjah Karena Kemuliaannya

Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma dalam satu riwayat, Mujahid, Qatadah, Adh-Dhahhak, As-Suddi, dan Al-Kalbi رحمهم الله tentang firman Allah:

﴿وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Demi malam yang sepuluh” (Al-Fajr: 2)

Itu adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.

Berkata Masruq رحمه الله tentang firman-Nya “Demi malam yang sepuluh”: “Itulah sepuluh hari Dzulhijjah, itu adalah hari-hari terbaik dalam setahun.”

Berkata Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari رحمه الله: “Firman-Nya ‘Demi malam yang sepuluh’ adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah, karena ijma’ para ahli tafsir tentang hal itu.”

Berkata Ibnu Rojab رحمه الله: “Malam-malam sepuluh itu adalah sepuluh Dzulhijjah, ini adalah pendapat yang benar yang dipegang oleh mayoritas ahli tafsir dari kalangan Salaf dan selain mereka, dan ini adalah pendapat yang shohih dari Ibnu Abbas.”

Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir رحمه الله: “Malam-malam sepuluh yang dimaksud adalah sepuluh Dzulhijjah.”

2. Hari-Hari Sepuluh Dzulhijjah adalah Hari-Hari yang Paling Dicintai Allah

Dari Ka’ab رحمه الله berkata: “Allah memilih waktu, maka waktu yang paling dicintai Allah adalah bulan-bulan harom (Muharrom, Rojab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah), dan bulan harom yang paling dicintai Allah adalah Dzulhijjah, dan bagian Dzulhijjah yang paling dicintai Allah adalah sepuluh hari pertamanya.”

3. Keutamaan Hari-Hari Sepuluh Dzulhijjah Dibanding Hari-Hari Lain Dalam Setahun

Diriwayatkan dari Ibnu Umar rodhiyallahu ‘anhuma berkata: “Tidak ada hari yang lebih agung di sisi Allah daripada hari Jum’at, selain sepuluh hari (Dzulhijjah).” Al-Hafizh Ibnu Rojab رحمه الله berkata: “Ini menunjukkan bahwa hari-hari sepuluh lebih utama daripada hari Jum’at yang merupakan hari terbaik.”

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani رحمه الله: “Di dalamnya terdapat keutamaan hari-hari sepuluh Dzulhijjah dibanding hari-hari lain dalam setahun.”

4. Keutamaan Amal Sholih di Hari-Hari Sepuluh Dzulhijjah

Dari Mujahid رحمه الله berkata: “Tidak ada amal di hari-hari dalam setahun yang lebih utama daripada amal di sepuluh hari Dzulhijjah, dan itu adalah sepuluh hari yang Allah sempurnakan untuk Musa ‘alaihis salam.”

Berkata Al-Hafizh Ibnu Rojab رحمه الله: “Karena jihad adalah amal yang paling utama, dan banyak orang tidak mampu melakukannya, maka dzikir yang banyak dan kontinu bisa menyamainya bahkan melebihinya, dan amal di sepuluh Dzulhijjah lebih utama darinya, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.”

Berkata Al-’Allamah Ibnu ‘Utsaimin رحمه الله: “Sebagian orang menyangka bahwa sepuluh hari terakhir Romadhon lebih utama daripada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, padahal sebaliknya, amal sholih di sepuluh hari pertama Dzulhijjah lebih dicintai Allah daripada amal sholih di sepuluh hari terakhir Romadhon.”

5. Pengagungan Salaf Terhadap Hari-Hari Sepuluh Dzulhijjah

Berkata Imam As-Suyuthi رحمه الله: “Muhammad bin Nashr meriwayatkan dalam kitab Ash-Sholah dari Abu ‘Utsman berkata: ‘Mereka (Salaf) mengagungkan tiga sepuluh hari: sepuluh hari pertama Muharrom, sepuluh hari pertama Dzulhijjah, dan sepuluh hari terakhir Romadhon.’“

6. Kelalaian Manusia dari Amal Sholih di Sepuluh Dzulhijjah

Berkata Al-’Allamah Ibnu ‘Utsaimin رحمه الله: “Anda akan mendapati sepuluh hari pertama Dzulhijjah berlalu begitu saja pada kebanyakan orang, mereka tidak menganggapnya penting, tidak dengan puasa, tidak dengan sedekah, tidak dengan membaca Al-Qur’an, dan tidak dengan memperbanyak puasa; karena mereka tidak mengenalnya.”

7. Sebab Keistimewaan Sepuluh Dzulhijjah dengan Keutamaan

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani رحمه الله: “Yang nampak bahwa sebab keistimewaan sepuluh Dzulhijjah adalah karena berkumpulnya induk-induk ibadah di dalamnya; yaitu: Sholat, puasa, sedekah, dan Haji, dan ini tidak didapati di waktu lainnya.”

8. Dilipatgandakannya Pahala di Hari-Hari Sepuluh

Berkata Syaikh Sa’d bin Nashir Asy-Syatsri: “Dilipatgandakannya pahala melebihi sepuluh kali bisa terjadi karena beberapa sebab; diantaranya: besarnya waktu; sebagaimana dalam hadits: ‘Tidak ada hari-hari dimana amal sholih lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini; yaitu hari-hari sepuluh (Dzulhijjah).

9. Memperbanyak Amal Sholih di Sepuluh Dzulhijjah

Berkata Al-’Allamah Abdullah Al-Jibrin رحمه الله: “Macam-macam amal di sepuluh hari ini: (kelima) memperbanyak amal sholih dari ibadah-ibadah sunnah; seperti Sholat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar, dan semisalnya; karena itu termasuk amal yang dilipatgandakan pahalanya di hari-hari ini.”

10. Amal Paling Utama yang Dilakukan di Sepuluh Dzulhijjah

Berkata Al-’Allamah Abdullah Al-Jibrin رحمه الله: “Macam-macam amal di sepuluh hari ini: Pertama: menunaikan Haji dan Umroh, itu adalah amal yang paling utama, dan beberapa hadits menunjukkan keutamaannya; diantaranya sabda Nabi : ‘Umroh ke Umroh menghapus dosa di antara keduanya, dan Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali Surga,’ dan hadits-hadits shohih lainnya.”

11. Memperbanyak Doa, Tahlil, Takbir dan Tahmid di Hari-Hari Sepuluh

Berkata Al-’Allamah Ibnu Qoyyim رحمه الله: “Dahulu Nabi memperbanyak doa di sepuluh Dzulhijjah, dan memerintahkan untuk memperbanyak tahlil, takbir dan tahmid di dalamnya.”

Berkata Al-’Allamah Ibnu ‘Utsaimin رحمه الله: “Seyogyanya kita memperbanyak dzikir, tahmid dan takbir di hari-hari tasyriq, sebagaimana kita memperbanyaknya di sepuluh hari (Dzulhijjah).”

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani رحمه الله: “Berkata Ath-Thohawi: ‘Dahulu guru-guru kami mengatakan demikian; yaitu tentang takbir di sepuluh hari (Dzulhijjah).’“

Berkata Al-’Allamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رحمه الله: “Disyariatkan di dalamnya takbir, tahmid dan tahlil; berdasarkan sabda Nabi : ‘Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih dicintai-Nya untuk beramal daripada hari-hari sepuluh ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid di dalamnya.’ Semoga Allah memberikan taufik kepada semua.”

12. Takbir Mutlak dan Muqoyyad di Sepuluh Hari

Berkata Al-’Allamah Ibnu ‘Utsaimin رحمه الله: “Takbir terbagi menjadi dua bagian saja:

1. Mutlak

2. Mutlak dan muqoyyad

Yang mutlak: malam Idul Fitri, dan sepuluh Dzulhijjah hingga subuh hari Arofah. Yang mutlak dan muqayyad: dari subuh hari Arofah hingga terbenam matahari di hari terakhir tasyriq. Pendapat yang paling kuat bahwa takbir muqoyyad ini gugur jika jedanya panjang.”

13. Mengangkat Suara dengan Takbir di Hari-Hari Sepuluh

Seorang lelaki bertakbir di hari-hari sepuluh, maka Mujahid رحمه الله berkata: “Kenapa dia tidak mengeraskan suaranya? Sungguh aku telah menjumpai mereka (Salaf) dimana seseorang bertakbir di masjid maka bergemalah seluruh penghuni Masjid, kemudian suaranya keluar hingga ke penghuni lembah sampai mencapai Abthah, maka bergemalah seluruh penghuni Abthah.”

14. Keluar ke Pasar untuk Bertakbir di Hari-Hari Sepuluh

Berkata Imam Al-Bukhori رحمه الله: “Dahulu Ibnu Umar dan Abu Huroiroh keluar ke pasar di hari-hari sepuluh sambil bertakbir, dan orang-orang pun bertakbir mengikuti takbir mereka.”

15. Berkurban di Hari Nahar dan Hari-Hari Tasyriq

Berkata Al-’Allamah Abdullah Al-Jibrin رحمه الله: “Macam-macam amal di sepuluh hari ini: Ketujuh: disyariatkan berkurban di hari Nahar (Qurban) dan hari-hari tasyriq, itu adalah sunnah bapak kita Ibrohim ‘alaihis salam, ketika Allah menebus putranya dengan sembelihan yang besar; dan telah shohih ‘Bahwa Nabi berkurban dengan dua domba putih yang bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangannya sendiri, membaca basmalah dan bertakbir, dan meletakkan kakinya di sisi lehernya.’ (Muttafaq ‘alaih).”

16. Puasa di Hari-Hari Sepuluh Dzulhijjah

Dari Al-Laits رحمه الله berkata: “Dahulu Mujahid berpuasa di sepuluh hari (Dzulhijjah) dan ‘Atha’ pun bersungguh-sungguh melakukannya.”

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani رحمه الله: “Ini dijadikan dalil tentang keutamaan puasa sepuluh Dzulhijjah; karena puasa termasuk amal (sholih).”

Berkata Al-’Allamah Ibnu Baz رحمه الله: “Rosulullah menganjurkan amal sholih di dalamnya, dan puasa termasuk amal sholih, maka barangsiapa yang berpuasa atau bersedekah di dalamnya, dia berada dalam kebaikan yang besar.”

Berkata Al-’Allamah Abdullah Al-Jibrin رحمه الله: “Macam-macam amal di sepuluh hari ini: Kedua: berpuasa di hari-hari ini atau semampunya, khususnya hari Arofah.”

Allahu a’lam.[]

Tentang Penulis

فهد بن عبدالعزيز عبدالله الشويرخ (Fahd bin Abdulaziz Abdullah Asy-Syuwairikh) adalah seorang ulama, penceramah, dan dai terkenal dari Arob Saudi. Berikut profil singkatnya:

Lahir di Riyadh, Arob Saudi.

Aktif dalam bidang dakwah, khususnya dalam kajian agama, tafsir Al-Qur'an, dan hadis.

Aktivitas & Karya:

Sering mengisi ceramah, kajian ilmiah, dan program dakwah di berbagai masjid dan televisi Islam.

Memiliki rekaman kajian dan tausiyah yang tersebar di platform seperti YouTube dan media sosial.

Fokus pada pemurnian akidah, fiqh, dan pembahasan kontemporer sesuai manhaj Salaf.

Popularitas:

Dikenal dengan gaya penyampaian yang jelas, tegas, dan ilmiah.

Banyak diikuti oleh penuntut ilmu di dunia Arab dan internasional.

Pandangan Keagamaan:

Berpegang pada manhaj Salafi (mengikuti pemahaman Salafush Sholih).

Aktif membahas isu-isu seperti tauhid, bid'ah, dan nasihat untuk umat.

Jika Anda mencari kontennya, Anda bisa mencarinya di:

1.     YouTube (dengan nama "فهد الشويرخ" atau "Fahd Al-Shuwairekh").

2.     Twitter/X (@fahadalshuwaik).

3.     Situs-situs kajian Islam seperti Islamway atau Sahab.[]

Komentar

Artikel Terpopuler

Al-Quran Obat Rohani dan Jasmani

Bacaan Setelah Al-Fatihah dalam Sholat

Doa Naik Kendaraan dan Safar

Hukum Tiyaroh (Anggapan Sial)

Duduk Istirahat dalam Sholat Menurut 4 Madzhab