Terjemah Kitab Meminjam dari Shohih Al-Bukhori
Kitab
Meminjam
Shohih
Al-Bukhori
كتاب القرض من صحيح البخاري
﷽
2385. Muhammad (bin Yusuf Al-Bikandi) menceritakan
kepada kami: Jarir (bin Abdul Hamid bin Qord) mengabarkan kepada kami: dari
Al-Mughiroh (bin Muqsim), dari Asy-Sya’bi (Amir bin Surohil), dari Jabir bin
Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata:
«غَزَوْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
كَيْفَ تَرَى بَعِيرَكَ، أَتَبِيعُنِيهِ، قُلْتُ: نَعَمْ، فَبِعْتُهُ إِيَّاهُ، فَلَمَّا
قَدِمَ الْمَدِينَةَ، غَدَوْتُ إِلَيْهِ بِالْبَعِيرِ، فَأَعْطَانِي ثَمَنَهُ
Aku ikut berperang
bersama Nabi ﷺ dan
beliau berkata: “Bagaimana pendapatmu tentang ontamu, maukah kamu jual
kepadaku?” Aku menjawab: “Ya.” Maka aku jual kepada beliau ontaku. Ketika kami
tiba di Madinah, aku segera pergi kepada beliau menyerahkan ontaku dan beliau
memberiku harganya.
2386. Dari Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, bahwa:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى طَعَامًا
مِنْ يَهُودِيٍّ إِلَى أَجَلٍ، وَرَهَنَهُ دِرْعًا مِنْ حَدِيدٍ»
Nabi ﷺ membeli makanan dari Yahudi
dengan tempo (pembayaran tertunda atau kredit) dengan memberinya jaminan baju
perang dari besi.
2387. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu,
dari Nabi ﷺ, beliau
bersabda:
«مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ
عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ»
“Siapa
yang mengambil (meminjam) harta manusia dengan niat ingin mengembalikannya maka
Allah akan membantu mengembalikannya. Siapa yang mengambil dengan niat
merusaknya (tidak berniat mengembalikannya) maka Allah akan merusaknya (dengan
merusak hatanya di dunia dan menghukumnya di Akhirat).”
Bab: (Bolehnya)
membeli dengan hutang tanpa memiliki harganya atau tidak di tempat
Yakni boleh membeli
barang dengan pembayaran tertunda (berhutang alias kredit). Begitu pula boleh
membeli barang tanpa memiliki uang seharga barang atau memilikinya tetapi tidak
sedang dibawah.
2385. Muhammad (bin Yusuf Al-Bikandi) menceritakan
kepada kami: Jarir (bin Abdul Hamid bin Qord) mengabarkan kepada kami: dari
Al-Mughiroh (bin Muqsim), dari Asy-Sya’bi (Amir bin Surohil), dari Jabir bin
Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata:
«غَزَوْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
كَيْفَ تَرَى بَعِيرَكَ، أَتَبِيعُنِيهِ، قُلْتُ: نَعَمْ، فَبِعْتُهُ إِيَّاهُ، فَلَمَّا
قَدِمَ الْمَدِينَةَ، غَدَوْتُ إِلَيْهِ بِالْبَعِيرِ، فَأَعْطَانِي ثَمَنَهُ
Aku ikut berperang
bersama Nabi ﷺ dan
beliau berkata: “Bagaimana pendapatmu tentang ontamu, maukah kamu jual
kepadaku?” Aku menjawab: “Ya.” Maka aku jual kepada beliau ontaku. Ketika kami
tiba di Madinah, aku segera pergi kepada beliau menyerahkan ontaku dan beliau
memberiku harganya.
2386. Mu’alla bin Asad menceritakan kepada kami: Abdul Wahid menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami: kami memperbincangkan jaminan (gadai) di sisi
Ibrohim (An-Nakhoi) lalu ia berkata: Al-Aswad menceritakan kepadaku: dari
Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى طَعَامًا
مِنْ يَهُودِيٍّ إِلَى أَجَلٍ، وَرَهَنَهُ دِرْعًا مِنْ حَدِيدٍ»
“Nabi ﷺ membeli makanan dari Yahudi
dengan tempo (pembayaran tertunda atau kredit) dengan memberinya jaminan baju
perang dari besi.”
Bab: Mengambil
harta manusia dengan niat mengembalikannya atau tidak
2387. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu,
dari Nabi ﷺ, beliau
bersabda:
«مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ
عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ»
“Siapa
yang mengambil (meminjam) harta manusia dengan niat ingin mengembalikannya maka
Allah akan membantu mengembalikannya. Siapa yang mengambil dengan niat
merusaknya (tidak berniat mengembalikannya) maka Allah akan merusaknya (dengan
merusak hatanya di dunia dan menghukumnya di Akhirat).”
Bab: Membayar
hutang
Allah E berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا،
وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالعَدْلِ، إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا
يَعِظُكُمْ بِهِ، إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا}
“Sungguh
Allah memerintahkan kalian agar menyerahkan amanah kepada pemiliknya. Apabila
kalian memutuskan perkara manusia harus adil. Sungguh nasihat terbaik adalah
apa yang dinasihatkan Allah kepada kalian. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)
2388. Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami: Abu Syihab menceritakan kepada kami: dari Al-A’masy dari Zaid bin Wahab dari Abu
Dzar Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا
أَبْصَرَ - يَعْنِي أُحُدًا - قَالَ: «مَا أُحِبُّ أَنَّهُ تَحَوَّلَ لِي ذَهَبًا،
يَمْكُثُ عِنْدِي مِنْهُ دِينَارٌ فَوْقَ ثَلاَثٍ، إِلَّا دِينَارًا أُرْصِدُهُ لِدَيْنٍ»
ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ الأَكْثَرِينَ هُمُ الأَقَلُّونَ، إِلَّا مَنْ قَالَ بِالْمَالِ
هَكَذَا وَهَكَذَا، - وَأَشَارَ أَبُو شِهَابٍ بَيْنَ يَدَيْهِ وَعَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ
شِمَالِهِ - وَقَلِيلٌ مَا هُمْ»، وَقَالَ: «مَكَانَكَ»، وَتَقَدَّمَ غَيْرَ بَعِيدٍ
فَسَمِعْتُ صَوْتًا، فَأَرَدْتُ أَنْ آتِيَهُ، ثُمَّ ذَكَرْتُ قَوْلَهُ: «مَكَانَكَ
حَتَّى آتِيَكَ»، فَلَمَّا جَاءَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الَّذِي سَمِعْتُ -
أَوْ قَالَ: الصَّوْتُ الَّذِي سَمِعْتُ؟ - قَالَ: «وَهَلْ سَمِعْتَ؟»، قُلْتُ: نَعَمْ،
قَالَ: " أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، فَقَالَ: مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ
لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الجَنَّةَ "، قُلْتُ: وَإِنْ فَعَلَ كَذَا
وَكَذَا، قَالَ: «نَعَمْ»
Aku bersama Nabi ﷺ. Ketika melihat gunung Uhud,
beliau bersabda: “Aku tidak suka Uhud diubah untukku menjadi emas yang berdiam
di sisinya satu dinar darinya lebih dari tiga hari kecuali satu dinar saja yang
kusiapkan untuk membayar hutang.” Lalu beliau bersabda: “Sungguh orang-orang
yang banyak (menumpuk harta) hanyalah orang-orang yang sedikit (pahala di
Akhirat) kecuali orang yang menunaikan hak harta ke sini dan ke sana —Abu
Syihab memperagakan tangannya ke depan, ke kanan, dan ke kiri— alangkah
sedikitnya mereka.” Beliau bersabda: “Tetaplah di tempatmu.” Beliau pergi ke
depan tidak jauh lalu aku mendengar suara hingga aku ingin mendatangi beliau
lalu aku teringat pesannya: “Tetaplah di tempatmu hingga aku mendatangimu.”
Ketika beliau datang aku bertanya: “Wahai Rosulullah, suara apakah yang aku
dengar?” Beliau berkata: “Kamu mendengarnya?” Jawabku: “Ya.” Beliau bersabda:
“Jibril mendatangiku dan berkata: ‘Siapa yang mati dari umatmu tanpa
menyekutukan Allah dengan apapun, dia pasti masuk Surga.” Aku bertanya:
“Meskipun ia melakukan dosa-dosa besar?” Jawab beliau: “Ya.”
2389. Ahmad bin Syabib bin Sa’id menceritakan kepada
kami: ayahku menceritakan kepada
kami: dari Yunus. Ibnu Syihab berkata:
Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah menceritakan kepadaku: Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا يَسُرُّنِي أَنْ لاَ يَمُرَّ
عَلَيَّ ثَلاَثٌ، وَعِنْدِي مِنْهُ شَيْءٌ إِلَّا شَيْءٌ أُرْصِدُهُ لِدَيْنٍ»
“Seandainya aku memiliki emas sebesar gunung
Uhud, aku tidak suka berlalu tiga hari sementara ada sedikit dari emas tersebut
kecuali sedikit emas yang kusiapkan untuk membayar hutangku.”
Ia diriwayatkan juga oleh
Sholih dan Uqoil dari Az-Zuhri.
Bab: Membeli
onta dengan pembayaran tertunda (kredit)
2390. Abul Walid menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: Salamah bin Kuhail mengabarkan kepada kami:
aku mendengar Abu Salamah di Mina menceritakan dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu:
أَنَّ رَجُلًا تَقَاضَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَغْلَظَ لَهُ فَهَمَّ بِهِ أَصْحَابُهُ، فَقَالَ: «دَعُوهُ،
فَإِنَّ لِصَاحِبِ الحَقِّ مَقَالًا، وَاشْتَرُوا لَهُ بَعِيرًا فَأَعْطُوهُ إِيَّاهُ»
وَقَالُوا: لاَ نَجِدُ إِلَّا أَفْضَلَ مِنْ سِنِّهِ، قَالَ: «اشْتَرُوهُ، فَأَعْطُوهُ
إِيَّاهُ، فَإِنَّ خَيْرَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً»
Ada seseorang menagih
hutang kepada Rosulullah ﷺ dengan kasar hingga beberapa Sohabatnya ingin menindaknya lalu
beliau bersabda: “Biarkan dia, karena pemilik hak (hutang) berhak berbicara
(sesukanya). Belilah onta dan berikan kepadanya.” Mereka menjawab: “Kami tidak
mendapatkan kecuali onta yang lebih baik dari ontanya.” Beliau bersabda: “Belilah
lalu berikan kepadanya. Orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang
terbaik dalam membayar hutang.”
Bab: Baik dalam
menagih
2391. Muslim menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: dari Abdul Malik, dari Rib’i, dari Hudzaifah Rodhiyallahu
‘Anhu, ia berkata: aku mendengar Nabi ﷺ bersabda:
«مَاتَ رَجُلٌ، فَقِيلَ لَهُ، قَالَ: كُنْتُ أُبَايِعُ النَّاسَ، فَأَتَجَوَّزُ
عَنِ المُوسِرِ، وَأُخَفِّفُ عَنِ المُعْسِرِ، فَغُفِرَ لَهُ»
“Seseorang
meninggal dan ditanyakan kepadanya (apa yang kamu perbuat?). Dia menjawab: ‘Aku
dulu menjual dengan sistem pembayaran tertunda (kredit) kepada manusia. Aku
memudahkan orang yang mampu dan meringankan tagihan orang yang kesulitan.’ Maka
ia diampuni Allah.”
Abu Mas’ud berkata: aku
mendengar dari Nabi ﷺ.
Bab: Apakah
boleh memberi yang lebih besar dari onta yang dipinjam?
2392. Musaddad menceritakan kepada kami: dari Yahya dari Sufyan ia berkata: Salamah
bin Kuhail menceritakan kepadaku: dari Abu Salamah dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu:
أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَقَاضَاهُ بَعِيرًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «أَعْطُوهُ»، فَقَالُوا: مَا نَجِدُ إِلَّا سِنًّا أَفْضَلَ مِنْ سِنِّهِ،
فَقَالَ الرَّجُلُ: أَوْفَيْتَنِي أَوْفَاكَ اللَّهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَعْطُوهُ، فَإِنَّ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ أَحْسَنَهُمْ
قَضَاءً»
Seseorang mendatangi Nabi ﷺ menagih hutang onta. Rosulullah ﷺ bersabda: “Berilah dia.”
Orang-orang berkata: “Kami tidak menemukan kecuali onta yang lebih baik dari
ontanya (yang dipinjamkan kepada Anda dengan akad jual beli).” Lelaki itu
berkata: “Sempurnakan kepadaku dan semoga Allah menyempurnakanmu.” Rosulullah ﷺ bersabda: “Berilah ia, karena
termasuk orang yang terbaik dari kalian adalah yang terbaik dalam membayar
hutang (membayar tagihan).”
Bab: Bagus dalam
membayar tagihan
2393. Abu Nu’aim menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami: dari Salamah dari Abu Salamah dari Abu
Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
كَانَ لِرَجُلٍ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سِنٌّ مِنَ الإِبِلِ، فَجَاءَهُ يَتَقَاضَاهُ، فَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَعْطُوهُ»، فَطَلَبُوا سِنَّهُ، فَلَمْ يَجِدُوا لَهُ إِلَّا
سِنًّا فَوْقَهَا، فَقَالَ: «أَعْطُوهُ»، فَقَالَ: أَوْفَيْتَنِي وَفَى اللَّهُ بِكَ،
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحْسَنُكُمْ
قَضَاءً»
Ada orang yang
menghutangi Nabi ﷺ onta.
Lalu ia datang menagihnya. Nabi ﷺ bersabda: “Berilah dia.” Mereka mencarikan
onta tetapi tidak mendapatkan onta untuknya kecuali onta yang lebih tinggi.
Beliau bersabda: “Berikan itu kepadanya.” Dia berkata: “Anda telah memberiku
berlebih semoga Allah membalasmu.” Nabi ﷺ bersabda: “Sungguh orang terbaik dari
kalian adalah yang terbaik dalam membayar hutang.”
2394. Khollad bin Yahya menceritakan kepada kami: Mis’ar menceritakan kepada kami: Muharib bin Ditsar menceritakan kepada
kami: dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu
‘Anhuma, ia berkata:
أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ
فِي المَسْجِدِ - قَالَ مِسْعَرٌ: أُرَاهُ قَالَ: ضُحًى - فَقَالَ: «صَلِّ رَكْعَتَيْنِ»،
وَكَانَ لِي عَلَيْهِ دَيْنٌ، فَقَضَانِي وَزَادَنِي
Aku mendatangi Nabi ﷺ saat beliau di Masjid —Mis’ar
menyangka: di waktu Dhuha— lalu beliau bersabda: “Sholatlah dua rokaat
(Tahiyyatul Masjid).” Beliau memiliki hutang kepadaku lalu melunasinya dan
memberi tambahan kepadaku.
Bab: Boleh
menagih di bawah haknya atau membebaskannya
2395. Abdan menceritakan kepada kami: Abdullah (bin Mubarok) mengabarkan kepada
kami: Yunus mengabarkan kepada kami: dari Az-Zuhri ia berkata: (Abdullah) putra
Ka’ab bin Malik menceritakan kepadaku bahwa Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma
mengabarkan kepadanya bahwa:
أَنَّ أَبَاهُ قُتِلَ يَوْمَ أُحُدٍ شَهِيدًا، وَعَلَيْهِ دَيْنٌ،
فَاشْتَدَّ الغُرَمَاءُ فِي حُقُوقِهِمْ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلَهُمْ أَنْ يَقْبَلُوا تَمْرَ حَائِطِي وَيُحَلِّلُوا أَبِي،
فَأَبَوْا، فَلَمْ يُعْطِهِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَائِطِي،
وَقَالَ: «سَنَغْدُو عَلَيْكَ»، فَغَدَا عَلَيْنَا حِينَ أَصْبَحَ، فَطَافَ فِي النَّخْلِ
وَدَعَا فِي ثَمَرِهَا بِالْبَرَكَةِ، فَجَدَدْتُهَا، فَقَضَيْتُهُمْ، وَبَقِيَ لَنَا
مِنْ تَمْرِهَا
Ayahku terbunuh di perang
Uhud sebagai syahid dalam keadaan memiliki hutang. Orang-orang keras dalam
menagih haknya. Lalu aku mendatangi Nabi ﷺ lalu beliau meminta mereka menerima
(pembayaran dalam bentuk) kurma dari kebunku dan membebaskan hutang ayahku.
Mereka menolak. Sementara Nabi ﷺ tidak menyerahkan kebunku kepada mereka.
Beliau bersabda: “Kami akan berangkat di awal pagi ke tempatmu.” Maka beliau
berangakat di pagi hari ke tempat kami dan mengitari kebun kurma dengan
mendoakan buahnya dengan keberkahan. Maka aku memanen buahnya dan melunasi
hutang kepada mereka. Sebagian buahnya masih tersisa untuk kami.
Bab: (Bolehnya)
muqosoh dan mujazafah dalam hutang
Muqosoh adalah si A
memiliki hutang kepada si B dan si B memiliki hutang kepada si C dengan nilai
yang sama lalu si B memindah dari si A langsung ke si C.
Mujazafah adalah memperkirakan tanpa ditakar dan ditimbang.
2396.
2396 - حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ المُنْذِرِ، حَدَّثَنَا أَنَسٌ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ وَهْبِ بْنِ
كَيْسَانَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ:
أَنَّ أَبَاهُ تُوُفِّيَ وَتَرَكَ عَلَيْهِ ثَلاَثِينَ وَسْقًا لِرَجُلٍ مِنَ اليَهُودِ،
فَاسْتَنْظَرَهُ جَابِرٌ، فَأَبَى أَنْ يُنْظِرَهُ، فَكَلَّمَ جَابِرٌ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَشْفَعَ لَهُ إِلَيْهِ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَلَّمَ اليَهُودِيَّ لِيَأْخُذَ ثَمَرَ نَخْلِهِ
بِالَّذِي لَهُ، فَأَبَى، فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
النَّخْلَ، فَمَشَى فِيهَا، ثُمَّ قَالَ لِجَابِرٍ: «جُدَّ لَهُ، فَأَوْفِ لَهُ الَّذِي
لَهُ» فَجَدَّهُ بَعْدَمَا رَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَأَوْفَاهُ ثَلاَثِينَ وَسْقًا، وَفَضَلَتْ لَهُ سَبْعَةَ عَشَرَ وَسْقًا، فَجَاءَ
جَابِرٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَهُ بِالَّذِي كَانَ،
فَوَجَدَهُ يُصَلِّي العَصْرَ، فَلَمَّا انْصَرَفَ أَخْبَرَهُ بِالفَضْلِ، فَقَالَ:
«أَخْبِرْ ذَلِكَ ابْنَ الخَطَّابِ»، فَذَهَبَ جَابِرٌ إِلَى عُمَرَ فَأَخْبَرَهُ،
فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: لَقَدْ عَلِمْتُ حِينَ مَشَى فِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُبَارَكَنَّ فِيهَا
Bab: Berlindung
dari hutang
2397. Abul Yaman menceritakan kepada kami: Syuaib mengabarkan kepada kami: dari Az-Zuhri
(pindah sanad) dan Ismail menceritakan kepada kami: saudaraku menceritakan kepadaku, dari
Sulaiman dari Muhammad bin Abi Atiq dari Ibnu Syihab dari Urwah bahwa Aisyah Rodhiyallahu
‘Anha memberitahunya:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يَدْعُو فِي الصَّلاَةِ وَيَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ
وَالمَغْرَمِ»، فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
مِنَ المَغْرَمِ؟ قَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ
فَأَخْلَفَ»
Rosulullah ﷺ biasa berdoa dalam sholatnya: “Ya Allah
aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.” Ada yang bertanya: “Wahai
Rosulullah, alangkah seringnya Anda berlindung dari hutang.” Beliau bersabda:
“Apabila seseorang berhutang maka ia akan berkata bohong dan mengingkari
janji.”
Bab: Mensholati
orang yang memiliki hutang
2398. Abul Walid menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: dari Adi bin Tsabit, dari Abu Hazim, dari Abu
Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ:
«مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِوَرَثَتِهِ، وَمَنْ تَرَكَ كَلًّا فَإِلَيْنَا»
“Siapa
yang meninggalkan harta maka untuk ahli warisnya. Siapa yang meninggalkan
tanggunan (hutang atau keluarga) maka menjadi tanggungjawab kami (penguasa).”
2399. Abdullah bin Muhamma menceritakan kepada
kami: Abu Amir menceritakan kepada
kami: Fulaih menceritakan kepada
kami: dari Hilal bin Ali dari
Abdurrohman bin Abi Amroh, dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ مُؤْمِنٍ إِلَّا وَأَنَا أَوْلَى بِهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ،
اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: {النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ}
[الأحزاب: 6] فَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ مَاتَ وَتَرَكَ مَالًا فَلْيَرِثْهُ عَصَبَتُهُ
مَنْ كَانُوا، وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا، فَلْيَأْتِنِي فَأَنَا مَوْلاَهُ»
“Tidak
ada seorang Mukmin kecuali aku lebih berhak atasnya di dunia dan di Akhirat.
Bacalah jika kalian mau: ‘Nabi lebih berhak atas orang-orang beriman dari diri
mereka sendiri.’ (QS. Al-Ahzab: 6) Maka siapapun dari orang beriman yang
wafat meninggalkan harta maka itu untuk ahli warisnya. Siapa yang meninggalkan
hutang atau keluarga maka datanglah kepadaku karena aku yang menangggungnya
(nafkah).”
Bab: Menunda
membayar padahal mampu adalah kezoliman
2400. Musaddad menceritakan kepada kami: Abdul A’la menceritakan kepada kami: dari Ma’mar dari Hammam bin Munabbih saudara
Wahab bin Muhabbih, ia mendengar Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu
berkata: Rosulullah ﷺ
bersabda:
«مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ»
“Menunda
membayar padahal mampu adalah kezoliman.”
Bab: Pemilik hak
berhak berbicara
Disebutkan dari Nabi ﷺ:
«لَيُّ
الوَاجِدِ يُحِلُّ عُقُوبَتَهُ وَعِرْضَهُ»
“Menunda
membayar padahal mampu menjadikannya boleh dihukum dan dinodai kehormatannya.”
Sufyan berkata: “Maksud
kehormatannya adalah kamu menunda membayar dan maksud dihukum adalah dipenjara.”
2401. Musaddad menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami: dari Syu’bah dari Salamah dari Abu Salamah
dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu:
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ يَتَقَاضَاهُ،
فَأَغْلَظَ لَهُ، فَهَمَّ بِهِ أَصْحَابُهُ، فَقَالَ: «دَعُوهُ فَإِنَّ لِصَاحِبِ الحَقِّ
مَقَالًا»
Seseorang mendatangi Nabi
ﷺ untuk
menagih hutang dengan kasar hingga beberapa Sohabatnya ingin menindaknya lalu
beliau bersabda: “Biarkan dia, karena orang yang memiliki hak (hutang) boleh
berbicara.”
Bab: Siapa yang
hartanya dijumpai pada orang bangkrut dalam jual beli, pinjaman, titipan, maka
ia lebih berhak
Al-Hasan berkata:
“Apabila seseorang bangkrut dan jelas kebangkrutannya maka (budaknya) tidak
boleh dibebaskan maupun dijual belikan.”
Sa’id bin Al-Musayyib
berkata: “Utsman memutuskan siapa yang menuntut haknya (yang ada pada orang
lain) sebelum ia bangkrut maka ia berhak atas tuntutan tersebut. Siapa yang
melihat barangnya maka ia lebih berhak atasnya.”
2402. Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami: Zuhair menceritakan kepada kami: Yahya bin Said menceritakan kepada kami: Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm
mengabarkan kepada kami: bahwa Umar bin Abdul Aziz mengabarkan kepada kami:
bahwa Abu Bakar bin Abdurrohman bin Al-Harits bin Hisyam mengabarkan kepadanya
bahwa ia mendengar Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ أَدْرَكَ مَالَهُ بِعَيْنِهِ عِنْدَ رَجُلٍ - أَوْ إِنْسَانٍ
- قَدْ أَفْلَسَ فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ مِنْ غَيْرِهِ»
“Siapa
yang mendapati hartanya sendiri pada seseorang yang sedang bangkrut maka ia
lebih berhak atasnya.”
Bab: Menunda
membayar besok atau semisalnya tidak termasuk menunda yang terlarang
Jabir berkata:
Orang-orang keras dalam menagih haknya dari hutang ayahku. Lalu Nabi ﷺ meminta mereka menerima
(pembayaran dalam bentuk) kurma dari kebunku dan membebaskan hutang ayahku.
Mereka menolak. Sementara Nabi ﷺ tidak menyerahkan kebunku kepada mereka.
Beliau bersabda: “Kami akan berangkat di awal pagi ke tempatmu.” Maka beliau
berangakat di pagi hari ke tempat kami dan mengitari kebun kurma dengan
mendoakan buahnya dengan keberkahan. Maka aku memanen buahnya dan melunasi
hutang kepada mereka
Bab: (Bolehnya)
menjual harta orang yang bangkrut lalu membagikannya kepada para penagih hingga
digunakan untuk membiayai dirinya sendiri
2403. Musaddad menceritakan kepada kami: Yazid bin Zuroi’ menceritakan kepada
kami: Husain Al-Mu’allim menceritakan
kepada kami: Atho bin Abi Robah
menceritakan kepada kami: dari Jabir bin
Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata:
أَعْتَقَ رَجُلٌ غُلاَمًا لَهُ عَنْ دُبُرٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ يَشْتَرِيهِ مِنِّي؟»، فَاشْتَرَاهُ نُعَيْمُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، فَأَخَذَ ثَمَنَهُ، فَدَفَعَهُ إِلَيْهِ
Seseorang memerdekakan
budaknya dengan cara mudabbar (jika majikan mati maka budaknya bebas, padahal
si majikan miskin). Maka Nabi ﷺ berkata: “Siapa yang mau membelinya dariku (penguasa)?” Lalu ia
dibeli Nu’aim bin Abdillah. Beliau mengambil harganya dan menyerahkannya ke
lelaki tersebut.
Bab: Menjual
dengan kredit sampai waktu tertentu atau menundanya
Ibnu Umar berkata tentang
transaksi kredit: “Tidak mengapa, meskipun penjual diberi melebihi harganya
selama tidak memberi syarat.”
Atho dan Amr bin Dinar
berkata: “Ia boleh ditunda pembayarannya.”
2404. Dan Al-Laits berkata: Jafar bin Robiah
menceritakan kepadaku, dari Abdurrohman bin Hurmuz dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu, dari Rosulullah ﷺ bahwa:
«أَنَّهُ ذَكَرَ رَجُلًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، سَأَلَ بَعْضَ بَنِي
إِسْرَائِيلَ أَنْ يُسْلِفَهُ، فَدَفَعَهَا إِلَيْهِ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى»
Beliau menyebutkan
seorang dari Bani Isroil yang meminta orang lain dari Bani Isroil akad salaf
(memesan barang) dan menyerahkan barangnya sampai waktu yang telah ditentukan.
Al-Hadits
Bab: Syafaat
dalam membebaskan hutang
Yakni meminta orang lain
agar menjadi peranta dalam membebaskan hutang
2405. Musa menceritakan kepada kami: Abu Awanah menceritakan kepada kami: dari Mughiroh dari Amir (Asy-Sya’bi), dari
Jabir Rodhiyallahu ‘Anhu ia berkata:
أُصِيبَ عَبْدُ اللَّهِ، وَتَرَكَ عِيَالًا وَدَيْنًا، فَطَلَبْتُ
إِلَى أَصْحَابِ الدَّيْنِ أَنْ يَضَعُوا بَعْضًا مِنْ دَيْنِهِ فَأَبَوْا، فَأَتَيْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاسْتَشْفَعْتُ بِهِ عَلَيْهِمْ، فَأَبَوْا،
فَقَالَ: «صَنِّفْ تَمْرَكَ كُلَّ شَيْءٍ مِنْهُ عَلَى حِدَتِهِ، عِذْقَ ابْنِ زَيْدٍ
عَلَى حِدَةٍ، وَاللِّينَ عَلَى حِدَةٍ، وَالعَجْوَةَ عَلَى حِدَةٍ، ثُمَّ أَحْضِرْهُمْ
حَتَّى آتِيَكَ»، فَفَعَلْتُ، ثُمَّ جَاءَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَعَدَ
عَلَيْهِ، وَكَالَ لِكُلِّ رَجُلٍ حَتَّى اسْتَوْفَى، وَبَقِيَ التَّمْرُ كَمَا هُوَ،
كَأَنَّهُ لَمْ يُمَسَّ
Abdullah (ayahku) wafat
dan meninggalkan beberapa tanggungan (anak-anak perempuan) dan hutang. Maka aku
meminta orang-orang yang memiliki hak hutang untuk membebaskan sebagian hutang
ayahnya tetapi mereka menolak. Lalu aku mendatangi Nabi ﷺ meminta syafaat beliau kepada
mereka tetapi mereka tetap menolak. Beliau berkata: “Bagilah kurmamu beberapa
bagian: bagian kurma Ibnu Zaid (kualitas tinggi), bagian kurma lin (kualitas
rendah), bagian ajwah lalu datangkan mereka dan aku akan datang.” Aku
melaksanakan. Lalu beliau ﷺ datang dan mendudukinya dan menakar untuk masing-masing orang
(dari penagih hutang) hingga sempurna. Sementara kurmanya masih sisa
sebagaimana awalnya seakan belum tersentuh.
2406.
Bab: Larangan
menyia-nyiakan harta
Allah E berfirman:
{وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ الفَسَادَ}
“Allah
tidak menyukai kerusakan.” (QS. Al-Baqoroh: 205)
{لاَ يُصْلِحُ [ص:120] عَمَلَ المُفْسِدِينَ}
“Tidak
beruntung perbuatan orang-orang yang merusak.” (QS. Yunus: 81)
أَصَلَوَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا
أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ
“Apakah
tuhanmu menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah leluhur kami atau
melarang kami berbuat sesuka kami pada harta kami sendiri?”
{وَلاَ تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ}
“Janganlan
kalian menyerahkan harta (yang dititipkan kepada) kalian kepada orang-orang
bodoh (anak yatim)?” (QS. An-Nisa: 5)
Juga hajr (dilarang
menggunakan harta) pada demikian dan larangan curang.
2407. Abu Nu’aim menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami: dari Abdullah bin Dinar, ia berkata: aku
mendengar Ibnu Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata:
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
إِنِّي أُخْدَعُ فِي البُيُوعِ، فَقَالَ: «إِذَا بَايَعْتَ فَقُلْ: لاَ خِلاَبَةَ»
فَكَانَ الرَّجُلُ يَقُولُهُ
Ada seseorang berkata
kepada Nabi ﷺ: “Aku
biasa ditipu dalam jual beli.” Beliau berkata: “Jika kamu melakukan transaksi
katakan (kepada klainmu): Jangan curang.” Lalu orang itu mengucapkannya.
Yakni orang tersebut
akalnya kurang akibat kepalanya pernah terluka dan sering ditipu orang. Maka
Nabi ﷺ
memerintahkannya agar mengingatkan klainnya agar tidak curang ketika transaksi
bersamanya.
2408. Utsman menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami: dari Manshur dari Asy-Sya’bi, dari Warrod
maula Al-Mughiroh bin Syu’bah, dari Al-Mughiroh
bin Syu’bah Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ: عُقُوقَ الأُمَّهَاتِ، وَوَأْدَ
البَنَاتِ، وَمَنَعَ وَهَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ،
وَإِضَاعَةَ المَالِ»
“Sungguh
Allah melarang atas kalian: durhaka kepada ibu, mengubur bayi hidup-hidup,
menahan hak harta. Juga membenci dari kalian: gosib, banyak bertanya dan
meminta, dan menyia-nyiakan harta.”
Bab: Budak
bertanggungjawab atas harta majikannya dan tidak tidak boleh dibelanjakan tanpa
seizinnya
2409. Abul Yaman menceritakan kepada kami: Syuaib mengabarkan kepada kami: dari
Az-Zuhri, ia berkata: Salim bin Abdullah mengabarkan kepadaku: dari Abdullah
bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma, ia mendengar Rosulullah ﷺ bersabda:
«كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ رَاعٍ
وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ
عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ»
“Setiap
kalian adalah penanggungjawab dan akan ditanya tentangnya. Imam adalah
penanggungjawab dan akan ditanya tentangnya. Lelaki penanggungjawab pada
keluarganya dan akan ditanya tentangnya. Istri penanggungjawab pada rumah
suamiya akan ditanya tentangnya. Budak penanggungjawab pada harta majikannya
dan akan ditanya tentangnya (pada hari Kiamat).”
Ibnu Umar berkata: aku
mendengar itu semua dari Nabi ﷺ dan aku kira Nabi ﷺ juga bersabda:
«وَالرَّجُلُ فِي مَالِ أَبِيهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ»
“Lelaki
(anak) penanggungjawab pada harta ayahnya dan ia akan ditanya tentangnya. Maka
setiap kalian adalah penanggunjawab dan akan ditanya tentangnya.”
TAMAT.
Komentar
Posting Komentar