Dosa Besar Ke-24: Pendusta dalam Kebanyakan Ucapannya
Alloh ﷻ berfirman:
«إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ»
“Sungguh
Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta.” (QS.
Ghafir: 28)
Dia
berfirman:
﴿قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ﴾
“Celakalah
orang-orang yang berdusta.” (QS. Adz-Dzaariyaat: 10)
Dia
berfirman:
﴿ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ﴾
“Kemudian
marilah kita bersumpah, agar laknat Alloh ditimpakan kepada orang-orang yang
dusta.” (QS. Ali ‘Imron: 61)
Nabi ﷺ
bersabda:
«إِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ،
وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَلَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا»
“Sungguh
dusta mengantarkan kepada kefujuran (kejahatan), dan kefujuran mengantarkan ke
Naar. Seseorang akan senantiasa berdusta hingga dia ditulis di sisi Alloh
sebagai pendusta.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Beliau ﷺ
bersabda:
«آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ»
“Tanda
orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia
mengingkari, dan jika diberi amanah dia khianat.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Beliau
bersabda:
«أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ
خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا:
إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ،
وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ»
“Empat
perkara, siapa yang ada padanya, maka dia adalah munafik sejati. siapa yang ada padanya satu sifat dari
empat sifat itu, maka dia memiliki satu sifat kemunafikan hingga dia meninggalkannya:
jika diberi amanah dia khianat, jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia
berkhianat, dan jika bertengkar dia melampaui batas.” (HR. Al-Bukhori dan
Muslim)
Beliau ﷺ
bersabda:
«مَنْ تَحَلَّمَ بِحُلْمٍ
لَمْ يَرَهُ، كُلِّفَ أَنْ يَعْقِدَ بَيْنَ شَعِيرَتَيْنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
وَلَنْ يَفْعَلَ»
“Siapa yang
bermimpi (menceritakan mimpi) yang tidak dia lihat, maka dia akan dibebani
untuk mengikat dua butir gandum pada hari Kiamat, dan dia tidak akan pernah
bisa melakukannya.” (HR. Al-Bukhori)
Beliau ﷺ
bersabda:
«إِنَّ أَفْرَى الْفِرَى أَنْ يُرِيَ الرَّجُلُ عَيْنَيْهِ مَا لَمْ تَرَيَا»
“Sungguh
kebohongan yang paling besar adalah seorang laki-laki memperlihatkan kepada
kedua matanya sesuatu yang tidak ia lihat.” (HR. Al-Bukhori)
Beliau juga
meriwayatkan Hadits Samuroh bin Jundub yang panjang tentang mimpi Nabi ﷺ,
di dalamnya disebutkan: “Adapun laki-laki yang engkau lihat, di mana sisi
mulutnya disobek hingga ke belakang kepalanya, hidungnya hingga ke belakang
kepalanya, dan matanya hingga ke belakang kepalanya, maka dia adalah laki-laki
yang keluar dari rumahnya, lalu dia berdusta dengan satu dusta yang sampai ke
penjuru dunia.” (HR. Al-Bukhori)
Dari Nabi ﷺ:
«يُطْبَعُ الْمُؤْمِنُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ لَيْسَ الْخِيَانَةَ وَالْكَذِبَ»
“Seorang Mu’min
bisa saja memiliki semua perangai (yang buruk) kecuali khianat dan dusta.” (Hadits
ini diriwayatkan dengan dua sanad yang lemah dari Nabi ﷺ)
Beliau ﷺ
bersabda:
«إِنَّ فِي الْمَعَارِيضِ لَمَنْدُوحَةٌ
عَنِ الْكَذِبِ»
“Sungguh
dalam ma’arid (perkataan tidak langsung yang memungkinkan makna lain)
ada ruang untuk tidak berdusta.” (HR. Al-Baihaqi, Syu’abul Iman)
Beliau
bersabda:
«كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ»
“Cukup bagi
seseorang itu berdosa jika dia menceritakan semua yang dia dengar.” (HR.
Muslim)
Beliau
bersabda:
«الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ
يُعْطَ كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ»
“Orang yang
merasa kenyang (puas) dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya seperti
orang yang memakai dua pakaian dusta.” (HR. Muslim)
Beliau
bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ؛ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ»
“Jauhilah
prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (HR.
Al-Bukhori dan Muslim)
Nabi ﷺ
bersabda:
«ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ»
“Tiga
golongan yang Alloh tidak akan berbicara dengan mereka....” Di dalamnya ada: “…raja
yang pendusta.” (HR. Muslim)