Dosa Besar Ke-8: Memakan Harta Anak Yatim secara Zholim
Alloh ﷻ berfirman:
﴿إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَىٰ
ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ
سَعِيرًا﴾
“Sungguh
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zholim, sebenarnya mereka itu
memakan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (Sa’iir).” (QS. An-Nisaa: 10)
Alloh ﷻ berfirman:
﴿وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ﴾
“janganlah kamu dekati harta anak yatim,
kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat.” (QS. Al-An’am: 152)
Nabi ﷺ
bersabda:
«اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ»
“Jauhilah
tujuh dosa yang membinasakan.” Beliau menyebutkan, di antaranya memakan harta
anak yatim. (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
siapa saja yang
menjadi wali (pengasuh) bagi anak yatim dan dia fakir, lalu dia makan (dari
harta anak yatim) secara ma’ruf (layak), maka tidak mengapa. Adapun yang
melebihi batas ma’ruf, maka itu adalah harta harom yang kotor. Batasan ma’ruf
dikembalikan pada kebiasaan orang-orang Mu’min yang suci dari niat buruk.