Apakah wanita haid tetap berpahala di Romadhon?
Apakah wanita haid tetap berpahala di Romadhon?
Wanita di bulan
Romadhon memborong pahala, karena Nabi ﷺ bersabda:
«إِذَا
صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ
بَعْلَهَا؛ دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ»
“Apabila seorang
wanita sholat lima waktu, puasa Romadhon, menjaga kemaluannya, dan mentaati
suaminya, ia pasti masuk Surga dari 8 pintu Surga mana saja yang ia sukai.”
(HR. Ibnu Hibbān no. 4163 dengan sanad shohih)
Peran istri
sangat besar di bulan Romadhon atas suami dan anaknya, karena dialah yang
menyiapkan menu berbuka ketika orang rumah istirahat, dan menyiapkan menu sahur
ketika orang rumah tertidur. Itu di samping pekerjaan rumah lainnya, seperti
mencuci dan membersihkan dapur, pakaian, dan rumah. Semua ini terhitung ibadah
dan berpahala, bahkan tercakup dalam hadits “mentaati suaminya”.
Jika dia haidh,
ia memang tidak boleh berpuasa tetapi pahalanya menetap, karena pada dasarnya
ia senang berpuasa Romadhon dan rindu atasnya. Orang yang tercegah melakukan
ibadah sementara ia sangat rindu atas ibadah tersebut, maka Allah tidak
mengurangi pahalanya. Ini sebagaimana hadits:
«إِذَا
مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا»
“Apabila
seseorang sakit atau safar maka akan ditulis untuknya pahala seperti apa yang
biasa dilakukannya ketika mukim dan sehat.” (HR. Al-Bukhori no. 2996)
Allahu a’lam.[]