Dosa Besar Ke-2: Membunuh Jiwa
Alloh ﷻ berfirman:
﴿وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا﴾
“siapa yang membunuh seorang Mu’min
dengan sengaja, maka balasannya adalah Jahannam, dia kekal di dalamnya (jika
menghalalkannya), Alloh murka kepadanya, dan melaknatnya, serta menyediakan
baginya adzab yang besar.” (QS. An-Nisaa: 93)
Alloh ﷻ juga berfirman:
﴿وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ
أَثَامًا. يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا.
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ﴾
“orang-orang yang tidak menyembah ilah
yang lain beserta Alloh dan tidak membunuh jiwa yang diharomkan Alloh kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, siapa yang melakukan itu,
niscaya dia akan mendapatkan balasan dosa (di Naar). Akan dilipatgandakan adzab
baginya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan
terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman.” (QS. Al-Furqon:
68-70)
Alloh ﷻ berfirman:
﴿مَن قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ
فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا﴾
“Siapa yang
membunuh satu jiwa, bukan karena (orang itu membunuh) jiwa yang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya.” (QS. Al-Maidah: 32)
Alloh ﷻ berfirman:
﴿وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ. بِأَيِّ ذَنبٍ قُتِلَتْ﴾
“apabila bayi-bayi perempuan yang
dikubur hidup-hidup ditanya. Karena dosa apakah dia dibunuh?” (QS. At-Takwiir:
8-9) .
Nabi ﷺ
bersabda:
«اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ»
“Jauhilah
tujuh dosa yang membinasakan.” Lalu beliau menyebutkan di antaranya membunuh
jiwa yang diharomkan Alloh. (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Ketika
ditanya, dosa apakah yang paling besar, beliau ﷺ
bersabda:
«أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ»، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ
خَشْيَةَ أَنْ يُطْعَمَ مَعَكَ»، قِيلَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «أَنْ تُزَانِي حَلِيلَةَ
جَارِكَ»
“Engkau
menjadikan sekutu bagi Alloh padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” Ditanya lagi,
“Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena takut ia akan
makan bersamamu.” Ditanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Engkau
berzina dengan istri tetanggamu.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Nabi ﷺ
bersabda:
«إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفِهِمَا فَالْقَاتِلُ
وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ»، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! هَذَا الْقَاتِلُ! فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ؟ قَالَ:
«إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ»
“Jika dua
Muslim saling bertemu dengan pedang mereka, maka yang membunuh dan yang
terbunuh berada di Naar.” Dikatakan, “Wahai Rosululloh, ini adalah (hukuman
untuk) pembunuh, lalu mengapa yang terbunuh (juga di Naar)?” Beliau menjawab, “Karena
dia juga sangat berambisi untuk membunuh temannya.” (HR. Al-Bukhori dan
Muslim)
Nabi ﷺ
bersabda:
«لَا يَزَالُ الْمَرْءُ فِي فُسْحَةٍ مِنْ دِينِهِ مَا لَمْ
يَتَنَدَّ بِدَمٍ حَرَامٍ»
“Seseorang
akan senantiasa berada dalam kelapangan agamanya, selama dia tidak berlumuran
dengan darah yang harom.” (HR. Al-Bukhori)
Beliau
bersabda:
«لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا؛ يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ»
“Janganlah
kalian kembali menjadi kafir setelahku, di mana sebagian dari kalian memenggal
leher sebagian yang lain.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Basyir bin
Muhajir meriwayatkan dari Ibnu Buroidah, dari ayahnya, bahwa Nabi ﷺ
bersabda:
«لَقَتْلُ مُؤْمِنٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ زَوَالِ الدُّنْيَا»
“Sungguh,
membunuh seorang Mu’min lebih besar (dosanya) di sisi Alloh daripada lenyapnya
dunia.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Beliau ﷺ
bersabda:
«لَا يَزَالُ
الْمَرْءُ فِي فُسْحَةٍ مِنْ دِينِهِ مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا»
“Seseorang
senantiasa berada dalam kelapangan agamanya, selama dia tidak menumpahkan darah
yang harom.” (HR. Al-Bukhori)
Nabi ﷺ
bersabda:
«أَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ فِي الدِّمَاءِ»
“Perkara
pertama yang akan diputuskan di antara manusia (pada hari Kiamat) adalah
tentang pertumpahan darah.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Nabi ﷺ
bersabda:
«أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ: الْإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ»
“Dosa-dosa
besar yang paling besar adalah: syirik kepada Alloh, membunuh jiwa, dan durhaka
kepada kedua orang tua.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Humaid bin
Hilal meriwayatkan, dari Nashr bin ‘Ashim, dari Uqbah bin Malik, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ أَبَى عَلَى مَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا»
“Sungguh
Alloh menolak orang yang membunuh seorang Mu’min.” Beliau mengucapkannya tiga
kali. (Hadits ini sesuai syarat Muslim)
Nabi ﷺ
bersabda:
«مَا مِنْ نَفْسٍ تُقْتَلُ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا؛ لِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ»
“Tidak ada
satu jiwa pun yang dibunuh secara zholim, melainkan anak Adam yang pertama
(Qobil) menanggung bagian dari darahnya, karena dia adalah orang pertama yang
memulai pembunuhan.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Dari Ibnu
Amr, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
«مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا
تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا»
“Siapa yang
membunuh mu’ahad (kafir yang memiliki perjanjian damai), dia tidak akan
mencium bau Jannah, padahal baunya bisa tercium dari jarak perjalanan 40 tahun.”
(HR. Al-Bukhori dan An-Nasa’i)
Dari Abu
Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ, beliau
bersabda:
«أَلَا مَنْ قَتَلَ نَفْسًا مُعَاهَدَةً لَهَا ذِمَّةُ اللَّهِ وَذِمَّةُ رَسُولِهِ، فَقَدْ أَخْفَرَ ذِمَّةَ اللَّهِ، وَلَا يَرِحْ رَاحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا
لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ خَرِيفًا»
“Ketahuilah,
siapa yang membunuh jiwa mu’ahad yang memiliki perlindungan dari Alloh
dan Rosul-Nya, maka dia telah melanggar perjanjian Alloh, dan tidak akan
mencium bau Jannah, padahal baunya tercium dari jarak 40 tahun.” (Hadits ini
dishohihkan oleh At-Tirmidzi)
Dari Abu
Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«مَنْ أَعَانَ عَلَى قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ، لَقِيَ
اللَّهَ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ: آيِسٌ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ»
“Siapa yang
membantu membunuh seorang Mu’min, meskipun hanya dengan separuh kata, dia akan
bertemu Alloh dalam keadaan tertulis di antara kedua matanya: orang yang putus
asa dari rohmat Alloh.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, sanadnya memiliki
kelemahan)
Dari
Muawiyah Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, aku mendengar Rosululloh ﷺ
bersabda:
«كُلُّ ذَنْبٍ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَغْفِرَهُ، إِلَّا الرَّجُلَ يَمُوتُ كَافِرًا، أَوِ الرَّجُلَ يَقْتُلُ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا»
“Semua dosa
mungkin diampuni oleh Alloh, kecuali dosa seseorang yang mati dalam keadaan
kafir, atau seorang yang membunuh Mu’min dengan sengaja.” (HR. An-Nasa’i)