Dosa Besar Ke-30: Memakan Bangkai, Darah, dan Daging Babi
Alloh ﷻ berfirman:
﴿قُل لَّا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَن يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَّسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ﴾
“Katakanlah
(Muhammad), ‘Tidak aku dapati di dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharomkan bagi orang yang mau memakannya, kecuali jika itu bangkai, atau
darah yang mengalir, atau daging babi—karena sungguh semua itu adalah kotor
(najis).’” (QS. Al-An’am: 145)
Siapa yang
dengan sengaja memakannya tanpa terpaksa, maka dia termasuk orang-orang yang
berdosa. Saya rasa tidak ada seorang Muslim yang sengaja memakan daging babi.
Mungkin hal itu dilakukan oleh kaum Zanadiqoh Al-Jabaliyyah dan At-Tiyamnah
yang telah keluar dari Islam. Dalam jiwa orang-orang Mu’min, makan daging babi
lebih besar dosanya daripada minum khomr.
Telah
shohih bahwa Rosululloh ﷺ bersabda:
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ، النَّارُ أَوْلَى بِهِ»
“Tidak akan
masuk Jannah daging yang tumbuh dari harta harom, Naar lebih pantas untuknya.”
Kaum
Muslimin telah sepakat atas keharoman bermain dadu. Cukuplah sebagai dalil keharomannya
sabda Nabi ﷺ
yang telah tsabit darinya:
«مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدَشِيرِ فَكَأَنَّمَا صَبَغَ يَدَهُ فِي لَحْمِ الْخِنْزِيرِ وَدَمِهِ»
“Siapa yang
bermain nardsyir (dadu), maka seolah-olah dia mencelupkan tangannya ke
dalam daging babi dan darahnya.”
Tidak
diragukan lagi bahwa mencelupkan tangan seorang Muslim ke dalam daging dan
darah babi itu lebih besar (dosanya) daripada bermain dadu. Lalu bagaimana jika
dia memakan daging dan meminum darahnya?! Semoga Alloh melindungi kita dari
itu.