Dosa Besar Ke-35: Menuntut Ilmu untuk Dunia dan Menyembunyikan Ilmu
Alloh ﷻ berfirman:
﴿إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ﴾
“Sungguh
yang takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah para ulama.” (QS.
Fathir: 28)
Alloh ﷻ berfirman:
﴿إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَىٰ مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَٰئِكَ يَلْعَنُهُمُ
اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ﴾
“Sungguh,
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam
Kitab, mereka itu dilaknat oleh Alloh dan dilaknat (pula) oleh mereka yang
melaknat.” (QS. Al-Baqoroh: 159)
Alloh ﷻ juga berfirman:
﴿إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ﴾
“Sungguh
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Alloh dari Al-Kitab.”
(QS. Al-Baqoroh: 174)
Alloh ﷻ berfirman:
﴿وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ
ظُهُورِهِمْ﴾
“(Ingatlah)
ketika Alloh mengambil janji dari orang-orang yang diberi Al-Kitab (yaitu), ‘Hendaklah
kamu menerangkan (isi Kitab itu) kepada manusia dan jangan kamu
menyembunyikannya.’ Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung
mereka.” (QS. Ali ‘Imron: 187)
Nabi ﷺ
bersabda:
«مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا
مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ، لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Siapa yang
menuntut ilmu yang seharusnya untuk mencari wajah Alloh, namun dia tidak
mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan perhiasan dunia, maka dia tidak akan
mencium arfa Jannah pada hari Kiamat.” Maksudnya, baunya. Sanadnya
shohih. (HR. Abu Dawud)
Sudah
disebutkan sebelumnya tentang tiga orang yang diseret ke Naar, salah satunya
adalah yang dikatakan kepadanya: “Kamu menuntut ilmu agar dikatakan alim, dan
itu telah dikatakan.”
Dari Yahya
bin Ayyub, dari Ibnu Juroij, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir secara marfu’,
ia berkata: “Janganlah kalian menuntut ilmu untuk menyombongkan diri di hadapan
ulama, atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, atau untuk menarik
perhatian manusia (agar duduk di majelis kalian). Siapa yang melakukan itu,
maka Naar, Naar baginya.” Ibnu Wahb meriwayatkannya dari Ibnu Juraij secara
mursal.
Diriwayatkan
Ishaq bin Yahya bin Tholhah, dari Abdulloh bin Ka’b bin Malik, dari ayahnya,
dari Nabi ﷺ:
«مَنِ ابْتَغَى الْعِلْمَ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ،
أَوْ يُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ، أَوْ تُقْبَلَ أَفْئِدَةُ
النَّاسِ إِلَيْهِ فَإِلَى النَّارِ»
“Siapa yang
menuntut ilmu untuk menyombongkan diri di hadapan ulama, atau berdebat
dengannya di hadapan orang-orang bodoh, atau agar hati manusia tertuju
kepadanya, maka dia akan masuk ke dalam Naar.” (HR. At-Tirmidzi)
Dalam
lafazh lain, “Alloh akan memasukkannya ke dalam Naar.” Namun, Ishaq adalah rowi
yang lemah.
Nabi ﷺ
bersabda:
«مَنْ سُئِلَ
عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ، أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ»
“Siapa yang
ditanya tentang suatu ilmu lalu dia menyembunyikannya, maka pada hari Kiamat
mulutnya akan dikendalikan dengan kendali dari api.” (Sanadnya shohih, HR.
Atho’ dari Abu Huroiroh)
Abdulloh
bin Ayyasy Al-Qotabani meriwayatkan dari ayahnya, dari Abu Abdurrohman
Al-Hubli, dari Abdulloh bin Amr, bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«مَنْ كَتَمَ عِلْمًا أَلْجَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ»
“Siapa yang
menyembunyikan ilmu, maka Alloh akan mengendalikan mulutnya pada hari Kiamat dengan
kendali dari api.” Al-Hakim berkata, “Sesuai dengan syarat Al-Bukhori dan
Muslim, dan aku tidak mengetahui ada cacat pada Hadits ini.”
Nabi ﷺ
bersabda:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ»
“Ya Alloh,
aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.” (HR. Muslim)
Nabi ﷺ
bersabda:
«مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا
لِغَيْرِ اللَّهِ - أَوْ أَرَادَ بِهِ غَيْرَ اللَّهِ - فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ»
“Siapa yang
menuntut ilmu bukan karena Alloh -atau menginginkan selain Alloh dengannya-,
maka hendaklah dia mengambil tempatnya di Naar.” (Hadits ini dihasankan oleh
At-Tirmidzi)
Ibnu Mas’ud
Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: “Siapa yang menuntut ilmu namun tidak
mengamalkannya, maka ilmu itu tidak akan menambahinya kecuali kesombongan.”
Diriwayatkan
dari Abu Umamah Al-Bahili Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«يُجَاءُ بِالْعَالِمِ السُّوءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُقْذَفُ فِي جَهَنَّمَ، فَيَدُورُ بِقَصَبِهِ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِالرَّحَى، فَيُقَالُ: يَا وَيْلَهُ! بِمَ لَقِيتَ هَذَا وَإِنَّمَا اهْتَدَيْنَا بِكَ؟! فَيَقُولُ: كُنْتُ أُخَالِفُكُمْ
إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ»
“Pada hari
Kiamat, orang alim yang buruk akan didatangkan, lalu dia dilemparkan ke
Jahannam. Dia berputar dengan usus-ususnya sebagaimana keledai berputar di
penggilingan. Lalu dikatakan, ‘Celaka dia! Mengapa engkau mengalami ini,
padahal kami mendapat petunjuk karenamu?’ Dia menjawab: ‘Aku menyelisihi kalian
dalam apa yang aku larang kalian darinya.’” (HR. Ahmad dan Al-Bukhori)
Hilal bin
Al-Ala’ berkata: “Menuntut ilmu itu berat, menjaganya lebih berat dari
menuntutnya, mengamalkannya lebih berat dari menjaganya, dan selamat darinya
lebih berat dari mengamalkannya.” Ya Alloh, ilhamilah kami petunjuk kami,
dengan anugerah dan kemurahan-Mu.