Dosa Besar Ke-42: Nusyuz (Pembangkangan) Istri
Alloh ﷻ berfirman:
﴿وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا﴾
“perempuan-perempuan yang kamu
khawatirkan akan nusyuz-nya, maka nasihatilah mereka, pisahkanlah mereka
di tempat tidur, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.” (QS. An-Nisaa:
34)
Nabi ﷺ
bersabda:
«إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَىٰ فِرَاشِهِ، فَلَمْ تَأْتِهِ، فَبَاتَ
غَضْبَانَ عَلَيْهَا، لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ»
“Jika
seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya tidak
mendatanginya, dan dia tidur dalam keadaan marah kepadanya, maka para Malaikat
akan melaknatnya sampai pagi hari.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Dalam
lafazh lain di Shohihain: “Jika seorang istri tidur dalam keadaan meninggalkan
tempat tidur suaminya, Malaikat akan melaknatnya.”
Dalam
lafazh lain:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ
يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهَا، فَتَأْبَى عَلَيْهِ؛ إِلَّا كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا، حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا زَوْجُهَا»
“Demi Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada seorang laki-laki pun yang mengajak
istrinya ke tempat tidurnya lalu istrinya menolak, melainkan Yang di langit
(Alloh) murka kepadanya, sampai suaminya ridho kepadanya.” (HR. Muslim)
Nabi ﷺ
bersabda:
«لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ
أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ،
وَلَا تَأْذَنَ فِي بَيْتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ»
“Tidak
halal bagi seorang wanita untuk berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya ada (tidak
bepergian) kecuali dengan izinnya, dan tidak boleh mengizinkan (masuk ke)
rumahnya kecuali dengan izinnya.” (HR. Al-Bukhori)
Nabi ﷺ
bersabda:
«لَوْ كُنْتُ
آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ؛ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا»
“Seandainya
aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku
akan memerintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.” (Hadits
ini dishohihkan oleh At-Tirmidzi)
Bibi Ibnu
Muhshin menceritakan tentang suaminya kepada Nabi ﷺ,
lalu beliau bersabda:
«انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ؛ فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ»
“Lihatlah
posisimu di sisinya, karena dia adalah Jannahmu atau Naarmu.” (HR. An-Nasa’i)
Dari
Abdulloh bin Amr, ia berkata: Rosululloh ﷺ
bersabda:
«لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى امْرَأَةٍ لَا تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لَا
تَسْتَغْنِي عَنْهُ»
“Alloh
tidak akan memandang (dengan pandangan Rohmat) kepada seorang istri yang tidak
bersyukur kepada suaminya padahal dia tidak bisa hidup tanpanya.” (HR.
An-Nasa’i, sanadnya shohih)
Diriwayatkan
dari Nabi ﷺ
bahwa beliau bersabda:
«مَنْ خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ
حَتَّى تَرْجِعَ أَوْ تَتُوبَ»
“Wanita
yang keluar dari rumah suaminya (dengan marah), maka Malaikat melaknatnya
sampai dia kembali atau bertaubat.”
Ada banyak Hadits
dalam bab ini.