Dosa Besar Ke-52: Menjulurkan Pakaian di Bawah Mata Kaki karena Sombong atau Lainnya (Isbal)

Alloh berfirman:

﴿وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا

janganlah kamu berjalan di bumi dengan angkuh.” (QS. Al-Isro: 37)

Nabi bersabda:

«مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ»

“Apa yang berada di bawah mata kaki dari kain sarung, maka ia di Naar.” (HR. Al-Bukhori)

Beliau bersabda:

«لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا»

“Alloh tidak akan memandang orang yang menjulurkan kain sarungnya karena sombong.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Beliau bersabda:

«ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: الْمُسْبِلُ، وَالْمَنَّانُ، وَالْمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ»

“Tiga golongan yang Alloh tidak akan memandang mereka pada hari Kiamat, tidak menyucikan mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: al-musbil (orang yang menjulurkan pakaiannya), al-mannan (orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian), dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim)

Beliau bersabda:

«بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ، مُرَجَّلٌ رَأْسُهُ، يَخْتَالُ فِي مِشْيَتِهِ؛ إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ الْأَرْضَ، فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»

“Ketika seorang laki-laki berjalan dengan mengenakan hiasan yang membuat dirinya kagum, rambutnya tersisir rapi, berjalan dengan angkuh, tiba-tiba Alloh membenamkannya ke dalam bumi, dan dia terus berguncang di dalamnya hingga hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma, dari Nabi , beliau bersabda:

«الْإِسْبَالُ فِي الْإِزَارِ وَالْقَمِيصِ وَالْعِمَامَةِ، مَنْ جَرَّ مِنْهَا شَيْئًا خُيَلَاءَ، لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

“Menjulurkan pakaian terjadi pada kain sarung, gamis, dan imamah. Siapa yang menjulurkan salah satunya karena sombong, maka Alloh tidak akan memandangnya pada hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i) dengan sanad shohih.

Jabir bin Sulaim berkata: Rosululloh berkata kepadaku:

«إِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ؛ فَإِنَّهَا مِنَ الْمَخِيلَةِ، وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ»

“Jauhilah menjulurkan kain sarung, karena itu adalah kesombongan. sungguh Alloh tidak menyukai kesombongan.” (Hadits ini dishohihkan oleh At-Tirmidzi)

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: “Ketika seorang laki-laki Sholat dalam keadaan kain sarungnya menjulur, Rosululloh berkata kepadanya: ‘Pergilah dan berwudhu.’ Dia pun pergi berwudhu, lalu kembali. Beliau berkata lagi: ‘Pergilah dan berwudhu.’ Lalu laki-laki itu berkata: ‘Wahai Rosululloh, kenapa engkau memerintahkannya untuk berwudhu lalu diam saja?’ Beliau bersabda:

«إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ، وَإِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ صَلَاةَ رَجُلٍ مُسْبِلٍ إِزَارَهُ»

“Sungguh dia Sholat dalam keadaan kain sarungnya menjulur, dan sungguh Alloh tidak menerima Sholat seorang laki-laki yang menjulurkan kain sarungnya.” (HR. Abu Dawud). ini sesuai syarat Muslim, in syaa Alloh.

Nabi bersabda:

«مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلَاءَ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

“Siapa yang menjulurkan pakaiannya karena sombong, Alloh tidak akan memandangnya pada hari Kiamat.” Abu Bakar Rodhiyallahu ‘Anhu bertanya: “Wahai Rosululloh, sungguh kain sarungku longgar kecuali jika aku menjaganya.” Beliau bersabda:

«إِنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ يَفْعَلُهُ خُيَلَاءَ»

“Sungguh engkau bukan orang yang melakukannya karena sombong.” (HR. Al-Bukhori)

Nabi bersabda:

«إِزْرَةُ الْمُؤْمِنِ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ»

“Kain sarung seorang Mu’min sampai pertengahan betisnya.”

Abu Sa’id berkata: Rosululloh bersabda:

«إِزْرَةُ الْمُسْلِمِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ، وَلَا حَرَجَ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ مَا كَانَ أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِي النَّارِ، مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ»

“Kain sarung seorang Muslim sampai pertengahan betis. Tidak mengapa jika di antara itu sampai mata kaki. Apa yang berada di bawah mata kaki, maka ia di Naar. Siapa yang menjulurkan kain sarungnya karena sombong, Alloh tidak akan memandangnya.” (HR. Abu Dawud) dengan sanad shohih.

Ibnu Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata: “Aku berjalan melewati Rosululloh dalam keadaan kain sarungku longgar. Beliau bersabda:

«يَا عَبْدَ اللَّهِ! ارْفَعْ إِزَارَكَ»

“Wahai Abdulloh, naikkan kain sarungmu.” Aku menaikkannya, lalu beliau bersabda: “Tambahkan lagi.” Aku menambahkannya. Setelah itu aku terus menjaganya.” (HR. Muslim)

Setiap orang yang memakai farjiyyah (gamis) yang hampir menyentuh tanah, atau jubah, atau celana khofajiyyah, maka dia termasuk dalam ancaman yang disebutkan. Kami memohon kepada Alloh keselamatan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url