Hukum Bersiwak
Siwak adalah menggunakan ranting kayu atau sejenisnya pada gigi atau gusi. Tujuannya adalah untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan bau yang menempel padanya.
Bersiwak dianjurkan di setiap waktu. Bahkan orang yang
berpuasa jika bersiwak saat berpuasa, maka tidak mengapa melakukannya. Baik siwak
itu di awal hari maupun di akhirnya. Karena Nabi ﷺ telah menganjurkannya secara mutlak, dan tidak membatasinya
pada waktu tertentu. Beliau ﷺ
bersabda:
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ
مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak itu membersihkan mulut dan mendatangkan keridhoan
Robb.” (HR. Al-Bukhori dalam Kitab Ash-Shoum 2/40 secara mu'allaq dengan shighoh
jazm, dan diriwayatkan oleh Ahmad 6/47, dan An-Nasa'i 1/10. Dishohihkan oleh
Al-Albani dalam Irwa'ul Gholil 1/105)
Dan beliau ﷺ
bersabda:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي
لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku
perintahkan mereka untuk bersiwak di setiap Sholat.” (Muttafaq Alaih: HR.
Al-Bukhori no. 887, dan Muslim dalam Kitab Ath-Thoharoh no. 252)