Keutamaan Istri-Istri Nabi ﷺ - Mahmud Al Mishri
Alloh ﷻ berfirman:
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ
أُمَّهَتُهُمْ
“Nabi itu
lebih utama bagi orang-orang Mu’min dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya
adalah ibu-ibu mereka.” (QS. Al-Ahzab: 6)
Dan Alloh ﷻ
berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ
تُرِدْنَ الْحَيَوٰةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ
سَرَاحًا جَمِيلًا وَإِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ
فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا
“Wahai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: ‘Jika kalian menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasannya, maka kemarilah, aku akan memberi kalian mut’ah
(santunan, pesangon) dan menceraikan kalian dengan cara yang baik.’ jika kalian menghendaki Alloh dan
Rosul-Nya serta Negeri Akhiroh, maka sungguh Alloh telah menyediakan bagi
wanita-wanita yang berbuat baik di antara kalian pahala yang agung.” (QS.
Al-Ahzab: 28-29)
Sungguh Nabi ﷺ
telah memilih untuk dirinya dan untuk keluarga beliau kehidupan yang sederhana,
bukan karena tidak mampu meraih kenikmatan hidup, sebab beliau hidup hingga
bumi ditaklukkan untuknya, harta rampasan perang menjadi banyak, dan fai’
(harta yang diperoleh tanpa peperangan) menjadi merata, dan orang yang tadinya
tidak punya harta atau bekal menjadi kaya! Namun demikian, sebulan penuh
berlalu tanpa ada api yang menyala di rumah-rumah beliau (karena tidak memasak), bersamaan dengan kedermawanan
beliau dalam bershodaqoh, memberi hadiah, dan hibah. Tetapi itu adalah pilihan
untuk mengungguli kenikmatan kehidupan dunia dan keinginan yang tulus pada apa
yang ada di sisi Alloh. Keinginan dari orang yang mampu tetapi memilih untuk
menahan diri, mengungguli dan memilih. Rosululloh ﷺ tidak diwajibkan oleh aqidahnya, tidak pula oleh syari’atnya,
untuk menjalani kehidupan seperti ini yang beliau bebankan kepada dirinya dan
keluarganya. Sebab, hal-hal yang baik tidaklah diharomkan dalam aqidah dan
syari’at beliau; beliau tidak mengharomkannya atas dirinya ketika hal itu
disajikan kepadanya tanpa perlu memberatkan diri, dan didapatkan secara
kebetulan dan tidak disengaja, tanpa mengejarnya, tidak menginginkannya, tidak
tenggelam di dalamnya, dan tidak disibukkan dengannya. Beliau juga tidak
mewajibkan ummatnya untuk menjalani kehidupan seperti yang beliau pilih untuk
dirinya, kecuali bagi siapa pun yang memilih untuk mengungguli kelezatan dan
kenikmatan, serta melepaskan diri dari beban dunia menuju kebebasan sempurna
dari keinginan dan kecenderungan nafsu.
Alloh ﷻ
berfirman:
يَانِسَاءَ النَّبِيِّ مَن يَأْتِ مِنكُنَّ بِفَاحِشَةٍ
مُّبَيِّنَةٍ يُضَعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
وَمَن يَقْنُتْ مِنكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ، وَتَعْمَلْ صَلِحًا نُّؤْتِهَا أَجْرَهَا
مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا يَانِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ
كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ
الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَوةَ وَآتِينَ
الزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ
الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي
بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
“Wahai
istri-istri Nabi, siapa di antara kalian yang melakukan suatu perbuatan keji
yang nyata (selingkuh), niscaya akan dilipatgandakan adzab baginya dua kali
lipat, dan yang demikian itu mudah bagi Alloh. siapa di antara kalian yang taat (qonitat) kepada Alloh dan
Rosul-Nya serta mengerjakan amal sholih, niscaya Kami berikan kepadanya pahala
dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia. Wahai istri-istri
Nabi, kalian tidaklah seperti salah seorang dari wanita-wanita lain, jika
kalian bertaqwa. Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara,
sehingga bangkit nafsu orang yang di dalam hatinya ada penyakit (zina), dan
ucapkanlah perkataan yang baik. tinggallah
di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang pertama. tegakkanlah
Sholat, dan tunaikanlah Zakat, dan taatilah Alloh dan Rosul-Nya. Sungguh, Alloh
bermaksud hendak menghilangkan rijs (dosa dan kotoran) dari kalian,
wahai ahlul bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya. ingatlah apa yang dibacakan di
rumah-rumah kalian berupa ayat-ayat Alloh dan hikmah (sunnah Nabi). Sungguh,
Alloh Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ahzab: 30-34)