Matahari Terbit dari Barat, Tanda Kiamat Kubro!

 

Ilustrasi matahari terbit dari barat yang menandakan dekatnya Hari Kiamat

Matahari Terbit dari Barat, Tanda Kiamat Kubro!

Allah berfirman:

﴿يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انتَظِرُواْ إِنَّا مُنتَظِرُونَ

“Pada hari sebagian tanda Robmu datang (yaitu matahari terbit dari barat), iman tidak bermanfaat bagi orang yang belum beriman sebelumnya atau belum beramal pada imannya. Katakanlah: tunggulah dan kami menunggu (bersama kalian).” (QS. Al-An’am: 158)

Hadits-hadits shohih menunjukkan bahwa yang dimaksud tanda pada ayat tersebut adalah terbitnya matahari dari arah barat. Ini pendapat kebanyakan ahli tafsir.

(Tafsir Ath-Thobari 8/96, Tafsir Ibnu Katsir 3/366, Tafsir Al-Qurthubi 7/145)

Ath-Thobari (310 H) berkata: “Pendapat paling benar dalam masalah ini sesuai dengan zohir hadits dari Rosulullah adalah matahari terbit dari barat.” (Tafsir Ath-Thobari, 8/103)

Asy-Syaukani (1250 H) berkata: “Apabila telah shohih tafsir dari Nabi tanpa cacat, maka wajib didahulukan dan diambil.” (Tafsir Asy-Syaukani, 2/182)

Dalil dari Hadits

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا طَلَعَتْ فَرَآهَا النَّاسُ آمَنُوا أَجْمَعُونَ، فَذَلِكَ حِينَ: ﴿لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ، أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا

“Tidak akan terjadi Kiamat hingga matahari terbit dari barat. Apabila ia telah terbit dan semua manusia melihatnya, mereka beriman seluruhnya. Akan tetapi itu masa tidak bermanfaat iman dari orang yang belum beriman sebelumnya atau belum beramal dalam imannya.” (HR. Al-Bukhori no. 6506 dan Muslim no. 2954)

Nabi bersabda kepada Abu Dzar Rodhiyallahu ‘Anhu ketika matahari tenggelam: “Apakah kamu tahu kemana ia pergi?” Aku menjawab: “Allah dan Rosul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda:

«فَإِنَّهَا تَذْهَبُ حَتَّى تَسْجُدَ تَحْتَ العَرْشِ، فَتَسْتَأْذِنَ فَيُؤْذَنُ لَهَا وَيُوشِكُ أَنْ تَسْجُدَ، فَلاَ يُقْبَلَ مِنْهَا، وَتَسْتَأْذِنَ فَلاَ يُؤْذَنَ لَهَا يُقَالُ لَهَا: ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ العَزِيزِ العَلِيمِ»

“Ia pergi hingga bersujud di bawah Arsy. Ia minta izin (untuk terbit lagi dari timur) dan diizinkan. Hampir tiba waktunya ia bersujud tetapi tidak diterima, dan meminta izin tetapi tidak diizinkan. Dikatakan kepadanya: ‘Kembalilah dari tempat kamu datang (yakni barat).’ Maka ia terbit dari tempat tenggelamnya (barat). Itulah makna firman Allah: ‘Matahari berjalan (beredar) pada tempat edarnya (yakni ke bawah Arsy). Itulah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.’” (HR. Al-Bukhori no. 107 dan Muslim no. 159)

Taubat Tidak Diterima

Ibnu Katsir (774 H) berkata: “Apabila orang kafir beriman pada hari itu maka tidak diterima. Adapun orang beriman yang baik amalnya sebelum hari itu, maka ia dalam kebaikan yang besar. Jika amalnya bercampur keburukan lalu bertaubat pada hari itu maka tidak diterima taubatnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/371)

Dari Abu Musa Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi bersabda:

«إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا»

“Allah Azza wa Jalla membentangkan Tangan-Nya di malam hari agar bertaubat pelaku dosa siang hari, dan membentangkan Tangan-Nya di siang hari agar pelaku dosa malam hari bertaubat, hingga  terbitnya matahari dari barat.” (HR. Muslim no. 2759)

Anjuran Banyak Beramal Sebelum Tiba Waktunya

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosulullah bersabda:

«بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سِتًّا: طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، أَوِ الدُّخَانَ، أَوِ الدَّجَّالَ، أَوِ الدَّابَّةَ، أَوْ خَاصَّةَ أَحَدِكُمْ أَوْ أَمْرَ الْعَامَّةِ»

“Bersegerahlah beramal sebelum datangnya enam perkara: (1) terbitnya matahari dari barat, (2) dukhon (asap), (3) Dajjal, (4) Dabbah, (5) perkara khusus bagi setiap orang (yakni wafat), (6) atau perkara publik (yakni kematian massal).” (HR. Muslim no. 2947)

Abdullah bin Amr Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata: aku hafal dari Rosulullah dan tidak aku lupakan setelahnya:

«إِنَّ أَوَّلَ الْآيَاتِ خُرُوجًا، طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَخُرُوجُ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحًى، وَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا، فَالْأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيبًا»

 “Tanda pertama yang muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya Dabbah (binatang melata yang bisa bicara) di waktu dhuha. Mana saja dari keduanya yang muncul, yang lain akan mengikutinya dalam waktu dekat.” (HR. Muslim no. 2941)

Allahu a’lam.[]

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url