Penjelasan Shiroth - Jembatan di Atas Punggung Jahannam

 

1. Pendahuluan

Shiroth adalah jembatan yang dibentangkan di atas Neraka. Nama lainnya adalah Jisr (jembatan). Untuk masuk Surga, seseorang harus melewati Shiroth. Yang melewati Shiroth hanya orang beriman, baik Mukmin yang baik maupun yang banyak dosanya. Adapun orang kafir, musyrik, dan munafik, mereka tidak melewati Shiroth, tetapi langsung dilempar ke Neraka.

Allah berfirman:

﴿وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا

“Setiap kalian pasti melewatinya (Shiroth), sebagai kepastian yang sudah ditetapkan oleh Rob-mu. Lalu Kami menyelematkan orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang zholim berlutut.” (QS. Maryam: 71)

2. Ukuran Shiroth Sangat Panjang

Jembatan ini sangat panjang sekali, tidak ada yang tahu kadar panjangnya selain yang menciptakannya. Karena Jembatan ini dipasang di atas punggung Jahannam, maka ukuran panjangnya mengikuti ukuran Jahannam. Jahannam sangat panjang dan besar sekali, tidak ada yang tahu kadarnya selain Allah. Nabi bersabda tentang matahari dan bulan yang dimasukkan ke Jahannam:

«الشَّمْسُ وَالقَمَرُ مُكَوَّرَانِ يَوْمَ القِيَامَةِ»

“Sesungguhnya matahari dan bulan dilempar ke Neraka.” (HR. Al-Bukhori no. 3200)

«يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ، مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا»

“Jahannam akan didatangkan pada hari itu, memiliki 70.000 tali kekang, dan setiap tali kekangnya ditarik oleh 70.000 Malaikat.” (HR. Muslim no. 2842)

Dua hadits ini mengisyaratkan Jembatan ini sangat panjang sekali.

3. Jurang di bawah Shiroth sangat Dalam

Adapun kedalaman jurangnya, disebutkan dalam hadits Abu Huroiroh, ia berkata: saat kami bersama Rosulullah , tiba-tiba kami mendengar suara batu jatuh, lalu Nabi bertanya: “Tahukah kalian suara apa ini?” Kami menjawab: “Allah dan Rosul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda:

«هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا، فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الْآنَ، حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا»

“Ini adalah batu yang dilempar di Neraka sejak 70 tahun yang lalu dan baru sekarang terjatuh di dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)

4. Miring dan Licin

Nabi ketika ditanya tentang Jembatan ini, menjawab:

«مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ»

“Miring dan licin.” (HR. Al-Bukhori no. 7439)

Ia miring (مَدْحَضَةٌ) atau mudah menjadikan orang yang lewat miring hingga terjatuh.

Ia licin (مَزِلَّةٌ) sehingga pijakan kaki tidak bisa kokoh dan mudah membuat orang yang melewatinya terpleset dan jatuh.

5. Besi Pengait Penuh Duri

Di sekitar Jembatan ini ada besi-besi pengait yang penuh duri yang ujungnya bengkok. Nabi bersabda:

«فِي جَهَنَّمَ كَلاَلِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ، هَلْ رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ، تَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ»

“Di Jahannam ada kalālib (besi-besi pengait yang penuh duri yang ujungnya bengkok), bagaikan pohon berduri Sa’dan. Tahukan kalian apa itu pohon Sa’dan?” Jawab mereka: “Tahu wahai Rosulullah.” Beliau menjawab: “Ia mirip dengan pohon berduri Sa’dan, hanya saja tidak ada yang tahu ukuran besarnya kecuali Allah. Ia akan mencabik-cabit manusia sesuai dengan amal perbuatannya.” (HR. Al-Bukhori no. 806)

6. Gelap

Kegelapan menyeliputi Jembatan ini, karena matahari tidak ada, matahari sudah dilempar ke Jahannam.

Untuk melewatinya, seseorang butuh cahaya. Ada yang cahayanya sebesar gunung, ada yang cahayanya sebesar unta, dan ada yang cahayanya sebesar jempol kakinya, yang jika menyala ia berjalan dan jika redup ia berhenti. Semua ini berdasarkan amal sholihnya. Allah berfirman:

﴿يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

“Ingatlah pada hari ketika kamu (Muhammad)  melihat orang-orang beriman laki-laki maupun perempuan, cahanya mereka bersinar di depan dan sisi kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)

Allah berfirman:

﴿يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Ingatlah pada hari Allah tidak menghinakan Nabi Muhammad dan orang-orang beriman bersamanya. Cahaya mereka bersinar di depan dan di sebelah kanannya, mereka berdoa: ‘Ya Allah, sempurnakanlah cahaya kami dan ampuni kami. Sungguh hanya Engkau yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim: 8)

Nabi bersabda:

«بَشِّرِ الْمَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke Masjid di malam hari bahwa mereka mendapatkan cahaya sempurna pada hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud no. 561)

7. Kondisi Orang Beriman Melewatinya

Ada tiga kelompok orang beriman dalam melewati Jembatan ini. Kelompok pertama disebut Nabi sebagai ناج مسلم (berhasil dan selamat), yakni berhasil melewati Jembatan dan selamat dari cabitan kalālib. Kelompok ini melewati Shiroth bagaikan thorf (kedipan mata), ada yang seperti barq (kilat), ada yang seperti rīh (angin), ada yang seperti ajāwidil khoil (kudu cepat), ada pula yang seperti rikāb (unta). Masing-masih berjalan sesuai dengan kekuatan iman dan amalnya.

Kelompok kedua مخدوش ناج (tercabik-cabik tetapi berhasil melewati Shiroth). Mereka adalah orang-orang yang membawa dosa-dosa besar dan belum bertaubat. Rasa sakit yang mereka terima dari cabikan kalālib untuk menghapus dosa-dosanya.

Kelompok ketiga مكدوس في النار (terjatuh di Neraka), yaitu orang beriman yang dosa-dosanya lebih dominan dan Allah menghendaki mereka masuk Neraka. Seandainya mereka di dunia menyempatkan dirinya memperbanyak istighfar dan taubat tentulah mereka selamat.

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menjadikan kita ke dalam golongan pertama. Amin.[]

 

 

 

Komentar

Artikel Terpopuler

Al-Quran Obat Rohani dan Jasmani

Bacaan Setelah Al-Fatihah dalam Sholat

Doa Naik Kendaraan dan Safar

Hukum Tiyaroh (Anggapan Sial)

Duduk Istirahat dalam Sholat Menurut 4 Madzhab