Sholat Sunnah di Rumah 25 Lipat
Sholat
Sunnah di Rumah 25 Lipat
Seperti
Sholat Fardhu di Masjid
Dari
seorang Sohabat Nabi ﷺ,
ia Rodhiyallahu ‘Anhu berkata:
«تَطُوُّعُ الرَّجُلِ
فِي بَيْتِهِ يَزِيدُ عَلَى تَطَوُّعِهِ عِنْدَ النَّاسِ كَفَضْلِ صَلَاةِ الْجَمَاعَةِ
عَلَى صَلَاةِ الرَّجُلِ وَحْدَهُ»
“Sholat
sunnah di rumah bertambah (pahalanya) atas sholat sunnah bersama manusia,
seperti sholat berjamaah atas sholat seseorang sendirian.” (HSR. Abdurrozzaq
no. 4835 dalam Mushonnafnya)[1]
As-Saib bin
Khobbab berkata: aku selalu sholat (sunnah) di Masjid, lalu Zaid bin Tsabit
berkata kepadaku:
«صَلَاةُ الرَّجُلِ
فِي بَيْتِهِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِي الْمَسْجِدِ، إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ، وَصَلَاةُ
الرَّجُلِ فِي بَيْتِهِ نُورٌ»
“Sholat
seseorang di rumahnya lebih utama dari sholat di Masjid kecuali sholat fardhu.
Sholat seseorang di rumahnya adalah cahaya.” (HSR. Ibnu Abi Syaibah no. 6304
dalam Mushonnafnya)
Al-Qosim
bin Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shiddiq, satu dari 7 ahli fiqih kota Madinah,
berkata:
«إِنَّ الصَّلاةَ
النَّافِلَةَ تَفْضُلُ فِي السِّرِّ عَلَى الْعَلانِيَةِ، كَفَضْلِ الْفَرِيضَةِ فِي
الْجَمَاعَةِ»
“Sholat
sunnah dengan sembunyi lebih utama dari terang-terangan, seperti keutamaan
sholat fardhu berjamaah.” (HSR. Ibnul Mubarok no. 151 dalam Az-Zuhd)
Lebih
Utama dari Sholat di Masjid
Dari Zaid
bin Tsabit Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi ﷺ bersabda:
«صَلُّوا أَيُّهَا
النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ، فَإِنَّ أَفْضَلَ صَلاَةِ المَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا
الصَّلاَةَ المَكْتُوبَةَ»
“Sholatlah,
wahai manusia, di rumah kalian, karena sholat terbaik seseorang adalah di
rumahnya kecuali sholat fardhu.” (HR. Bukhori no. 7290 dan Muslim no. 781)
Agar
Tidak Menjadi Kuburan
Dari Ibnu
Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma, Nabi ﷺ bersabda:
«اجْعَلُوا فِي
بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاَتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا»
“Kerjakanlah
sholat (sunnah) di rumah kalian, dan jangan menjadikannya seperti kuburan.”
(HR. Bukhori no. 432 dan Muslim no. 777)
Agar
Rumah Penuh Kebaikan
Dari Jabir
bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhuma, Nabi ﷺ bersabda:
«إِذَا قَضَى
أَحَدُكُمُ الصَّلَاةَ فِي مَسْجِدِهِ، فَلْيَجْعَلْ لِبَيْتِهِ نَصِيبًا مِنْ صَلَاتِهِ،
فَإِنَّ اللهَ جَاعِلٌ فِي بَيْتِهِ مِنْ صَلَاتِهِ خَيْرًا»
“Apabila
seorang dari kalian telah selesai sholat di Masjidnya, hendaknya ia memberi
bagian dari sholatnya (dari sholat sunnah) untuk rumahnya, karena Allah akan
menjadikan kebaikan pada rumahnya dari sholatnya.” (HR. Muslim no. 778)
Agar
Rumah Menjadi Hidup Tidak Mati
Dari Abu
Musa Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi ﷺ bersabda:
«مَثَلُ الْبَيْتِ
الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ، وَالْبَيْتِ الَّذِي لَا يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ، مَثَلُ
الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ»
“Perumpamaan
rumah yang digunakan berdzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak ada dzikir
kepada Allah, seperti orang hidup dengan orang mati.” (HR. Muslim no. 779)
Agar
Setan Lari dari Rumah
Dari Abu
Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, Nabi ﷺ bersabda:
«لَا تَجْعَلُوا
بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ
فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ»
“Kalian
jangan menjadikan rumah kalian seperti kuburan. Setan lari dari rumah yang
dibacakan padanya surat Al-Baqoroh.” (HR. Muslim no. 780)
Membaca
Al-Quran yang terbaik adalah dalam sholat. Hadits ini menunjukkan keutamaan
Al-Baqoroh dibaca dalam sholat di rumah.
Rosulullah
ﷺ Sholat di Rumah
Abdullah
bin Syaqiq berkata: aku bertanya kepada Aisyah tentang sholat sunnah Rosulullah
ﷺ.
Ia menjawab:
«كَانَ يُصَلِّي
فِي بَيْتِي قَبْلَ الظُّهْرِ أَرْبَعًا، ثُمَّ يَخْرُجُ فَيُصَلِّي بِالنَّاسِ، ثُمَّ
يَدْخُلُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، وَكَانَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ الْمَغْرِبَ، ثُمَّ
يَدْخُلُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، وَيُصَلِّي بِالنَّاسِ الْعِشَاءَ، وَيَدْخُلُ بَيْتِي
فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ... وَكَانَ إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ»
“Beliau
sholat (qobliyah) 4 rokaat sebelum Zuhur di rumahku. Lalu keluar sholat (Zuhur)
bersama manusia. Lalu masuk (ke rumahku) sholat (ba’diyah) dua rokaat.
Beliau
sholat Maghrib bersama manusia, lalu masuk (ke rumahku) sholat (ba’diyah) dua
rokaat.
Beliau
sholat Isya bersama manusia, lalu masuk ke rumahku sholat (ba’diyah) dua
rokaat.
…
Pada waktu Subuh, beliau sholat (qobliyah) dua rokaat (di rumahku).” (HR.
Muslim no. 730)
Lebih
Utama dari Sholat di Masjid Nabawi
Abdullah
bin Sa’ad Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: aku bertanya kepada Rosulullah ﷺ,
mana yang lebih utama, sholat di rumahku atau sholat di Masjid?” Jawab beliau:
«أَلَا تَرَى
إِلَى بَيْتِي؟ مَا أَقْرَبَهُ مِنَ الْمَسْجِدِ، فَلَأَنْ أُصَلِّيَ فِي بَيْتِي أَحَبُّ
إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُصَلِّيَ فِي الْمَسْجِدِ، إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَلَاةً مَكْتُوبَةً»
“Tidakkah kamu melihat rumahku? Betapa dekatnya ia dari Masjid! Sungguh
aku sholat di rumahku lebih aku sukai dari aku sholat di Masjid kecuali sholat
fardhu.” (HSR. Ibnu Majah no. 1378)
Rumah
Lebih Utama Bagi Wanita
Dari Ibnu
Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma, Nabi ﷺ bersabda:
«لَا تَمْنَعُوا
نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ، وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ»
“Kalian
jangan melarang para wanita kalian ke Masjid, tetapi rumah mereka lebih utama
bagi mereka.” (HSR. Abu Dawud no. 567)
Mencakup
Seluruh Sholat Sunnah
An-Nawawi
(676 H) berkata:
فيه استحباب النوافل الراتبة في البيت كما يستحب فيه غيرها، ولا خلاف في هذا
عندنا، وبه قال الجمهور، وسواء عندنا وعندهم راتبة فرائض النهار والليل
“Dianjurkan
untuk melaksanakan sholat sunnah rowatib di rumah, begitu pula sholat sunnah
lainnya. Tidak ada perselisihan dalam masalah ini menurut kami. Ini pendapat
jumhur (mayoritas) ulama, baik menurut kami (Syafiiyah) maupun selain kami,
baik rowatib dari sholat fardhu siang hari maupun malam hari.” (Syarah
Shohih Muslim, 9/6)
تمت بحمد الله.
***
[1]
Al-Mundziri mencantumkannya dalam
At-Targhib secara marfu (sabda Nabi ﷺ) dan
menyebutkan bahwa ia diriwayatkan Al-Baihaqi dengan sanad bagus. Al-Albani
menguatkan sanad mauquf (ucapan Sohabat, bukan ucapan Nabi ﷺ) tetapi
memiliki hukum marfu. (As-Sohihah, no. 3149).