Siroh Nabawi (2): Dari Kenabian Sampai Hijroh
SETELAH KENABIAN
Tahun Ke 1-3
Kenabian
Beliau menjadi Nabi
dengan turunnya Al-Alaq. Berselang beberapa waktu, turun Al-Mudats-tsir
ayat 1-5 sebagai awal pengangkatan sebagai Rosul. Lalu beliau ﷺ mulai berdakwah sirriyah
(sembunyi-sembunyi selama 3 tahun).
Yang pertama masuk Islam:
Khodijah dari kalangan wanita, Abu Bakar dari kalangan laki-laki, Ali bin Abi
Tholib dari kalangan anak, Zaid bin Haritsah dari kalangan budak.
Abu Bakar menawarkan
Islam kepada beberapa teman dekatnya hingga masuk Islam beberapa orang seperti
Utsman bin Affan, Az-Zubair bin Al-Awwam.
Pengajaran Islam dilakukan
di rumah Al-Arqom yang biasa disebut Darul Arqom, untuk mengajari mereka
aqidah, iman, Surga, Neraka. Belum turun syariat-syariat ibadah seperti sholat
fardhu, puasa Romadhon, zakat, haji, jihad, adzan, dan lain-lain.
Tahun Ke-5
Kenabian
Orang-orang yang masuk
Islam mulai disakiti Quroisy sehingga Nabi ﷺ mengizinkan para Sohabatnya hijroh ke
Habasyah. Raja Habasyah yang beragama Nashori dikenal adil, tidak membedakan
dalam keadilan. Maka berhijroh 12 orang di antaranya Utsman bin Affan,
Az-Zubair bin Al-Awwam, Abdurrohman bin Auf, Ja’far bin Abi Tholib. Mereka
tinggal di sana selama 10 tahun.
Tahun Ke-6
Kenabian
Dua tokoh besar Qoroisy
masuk Islam: Hamzah bin Abdul Muth-tholib dan Umar bin Al-Khoth-thob. Islam
menjadi kuat dengan ke-Islaman keduanya.
Tahun Ke-7
Kenabian
Quroisy sepakat memboikot
(memutus hubungan) dengan Bani Hasyim bin Abdi Manaf: tidak mengadakan
jual-beli, menyapa, menikahkan. Bani Hasyim diikuti saudara mereka: Bani
Muth-tholib bin Abdi Manaf bersama Abu Tholib.
Quroisy menggantungkan
lembaran boikut tersebut di Ka’bah dan tidak akan dihapus sampai Bani Hasyim
menyerahkan Muhammad ﷺ untuk
dibunuh.
Mereka diboikot selama
tiga tahun di lembah Abu Tholib sehingga mereka kelaparan, anak-anak menangis
dan sakit-sakitan, dan makan dedaunan dan rerumputan.
Bangkitlah Al-Muth’im
bin Adi bin Naufal bin Abdi Manaf dan Zam’ah bin Al-Aswad bin Abdul
Muth-tholib bin Asad membatalkan lembaran tersebut.
Bani Hasyim keluar dari
lembah pada akhir tahun ke-9 dari kenabian.
Tahun Ke-10 Kenabian
Khodijah wafat dan tiga
hari berikutnya wafat Abu Tholib hingga Nabi ﷺ sangat bersedih dan ia dikenal sebagai āmul
huzn (tahun kesedihan).
Quroisy mulai berani
menyakiti fisik Nabi ﷺ, dari
sebelumnya hanya adu mulut karena kehormatan Abu Tholib.
Pada Syawwal, Nabi ﷺ menikahi Aisyah binti Abu Bakar
yang berusia 6 tahun sementara beliau berusia 50 tahun. Beliau satu rumah
bersamanya saat di Madinah dan ia berusia 9 tahun.
Pada Syawwal ini pula,
beliau menikahi Saudah binti Zam’ah yang sudah tua sementara suaminya wafat
dalam hijroh di Habasyah. Usianya 55 tahun, sementara Nabi ﷺ 50 tahun.
Beliau ﷺ keluar menuju Thoif ditemani
Zaid bin Haritsah menawarkan Islam kepada beberapa tokoh di sana. Beliau
ditolak dengan ejekan dan lemparan batu hingga berdarah.
Allah menghibur beliau
dengan diutusnya dua Malaikat gunung untuk menghancurkan mereka tetapi beliau
justru berkata kepada Malaikat tersebut: “Aku berharap Allah mengeluarkan dari
mereka keturunan yang kelak menyembah Allah.”
Beberapa jin mendengarkan
bacaaan Al-Quran Nabi ﷺ dalam
sholat dan mereka masuk Islam lalu berdakwah kepada kaumnya.
Tahun Ke-11
Kenabian
Nabi ﷺ menawarkan Islam kepada para
jamaah Haji lalu 6 orang dari Madinah menerimanya. Mereka kembali ke Madinah
dan menyebarkan Islam di sana.
Tahun Ke-12
Kenabian
Nabi ﷺ diperjalankan di malam hari dari
Makkah ke Baitul Maqdis lalu dari Baitul Maqdis ke langit ke tujuh dan menerima
perintah kewajiban sholat lima waktu sehari semalam.
Pada musim Haji, 12
penduduk Madinah yang sudah masuk Islam bertemu Nabi ﷺ lalu mereka berbaiat di samping tempat
bernama Aqobah sehingga ia disebut baiat Aqobah I.
Nabi ﷺ mengikutsertakan Mush’ab bin Umair
ke Madinah bersama mereka untuk mengajari mereka Al-Quran.
Tahun Ke-13
Kenabian
Pada musim Haji, 70
penduduk Madinah yang sudah masuk Islam bertemu Nabi ﷺ dan mereka berbaiat di samping Aqobah
untuk melindungi dan menolong Nabi ﷺ jika berhijroh ke Madinah.
Nabi ﷺ membuat 12 pemimpin regu dari
mereka. Nabi ﷺ
berpesan kepada mereka: “Masing-masing dari kalian bertanggungjawab atas
kaumnya.” Ia dinamakan baiat Aqobah II.
Nabi ﷺ mengizinkan Sohabatnya untuk
hijrah ke Madinah dengan sembunyi-sembunyi dan menahan Abu Bakar dan Ali.
Quroisy berkumpul di Darun
Nadwah untuk bermusyawarah dan mereka memutuskan membunuh Nabi ﷺ dengan cara setiap kabilah
mengirim lelaki sehingga darah yang tertumpah di atas sebuah kabilah hingga
Bani Hasyim tidak akan mampu menuntut darah.
Jibril turun memberitahu
rencana mereka dan beliau diizinkan hijroh ke Madinah ditemani Abu Bakar.
Sementara Ali ditempatkan di kamar Nabi ﷺ.[]