Allah Tinggi di Atas ‘Arsy
Imam Abul Hasan Al-Asy’ari berkata:
* وأن الله سبحانه
وتعالى على عرشه كما قال: ﴿الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى﴾
Alloh ﷻ
berada di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana firman-Nya: “(Yaitu) Robb Yang Maha
Pemurah, yang ber-istawa’ (bersemayam atau tinggi) di atas ‘Arsy.”
(QS. Thoha)
Bahasa:
(الرَّحْمَنُ):
Berasal dari pola kata fa’lan dari kata rohima, yang menunjukkan
makna kepenuhan dan kelimpahan. Maksudnya adalah luasnya rohmat Alloh yang
bersifat umum.
Penjelasan:
Penyebutan istawa’ (tinggi) juga terdapat di 6 tempat
lain dalam kitab Alloh Ta’ala, di antaranya firman-Nya:
﴿إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ﴾
“Sungguh Robb kamu ialah Alloh yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia ber-istawa’ di atas ‘Arsy.” (QS. Al-A’rof)
Juga firman-Nya:
﴿اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ﴾
“Alloh-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana)
yang kamu lihat, kemudian Dia ber-istawa’ di atas ‘Arsy.” (QS. Ar-Ro’d)
Juga firman-Nya:
﴿اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا
بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ﴾
“Alloh-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia ber-istawa’ di atas
‘Arsy.” (QS. As-Sajdah)
Serta firman-Nya ﷻ:
﴿هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ
أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ﴾
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa;
kemudian Dia ber-istawa’ di atas ‘Arsy. Dia mengetahui...” (QS.
Al-Hadid)
Juga firman-Nya:
﴿الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا
فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا﴾
“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia ber-istawa’ di atas ‘Arsy, (Dialah)
Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Alloh) kepada yang lebih
mengetahui (Muhammad).” (QS. Al-Furqon)
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Alloh ber-istawa’ di
atas ‘Arsy-Nya dan ketinggian-Nya di atas seluruh makhluk-Nya, tabaroka wa ta’ala.
Semua ayat menggunakan lafazh istawa yang diikuti dengan kata ‘ala
(di atas). Para imam Sunnah seperti Abu Al-‘Aliyah, Mujahid, dan lainnya menafsirkannya sebagai “tinggi dan
berada di atas” (al-’uluw wal irtifa’).
Ketika Imam Malik (179 H) ditanya tentang istawa’,
beliau menjawab:
الاستواء معلوم،
والكيف مجهول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة
“Istawa’ itu maknanya sudah diketahui, caranya (kaifiyyah)
tidak diketahui, mengimaninya adalah wajib, dan bertanya tentangnya adalah
bid’ah.” (Al-Asma’ was Shifat, hlm. 515-516)
Ibnul Mubarok (181 H) berkata:
نعرف ربنا
بأنه فوق سبع سماوات، على العرش استوى، بائن من خلقه، ولا نقول كما قالت الجهمية
“Kita mengenal Robb kita dengan (keyakinan) bahwa Dia berada di
atas tujuh langit, ber-istawa’ di atas ‘Arsy, terpisah dari makhluk-Nya,
dan kita tidak berkata seperti yang dikatakan oleh kaum Jahmiyyah.” (Ar-Rod
‘ala Al-Jahmiyyah, Ad-Darimi, hlm. 67)
Para ulama Salaf telah bersepakat mengenai hal ini,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Asy’ari dalam risalahnya kepada penduduk
Ats-Tsaghr (hlm. 75), beliau berkata: “(Mereka bersepakat)... bahwa Dia berada
di atas langit-langit-Nya, di atas ‘Arsy-Nya, bukan di atas bumi-Nya.”
Inilah aqidah Ahli Sunnah secara keseluruhan dan aqidah
Al-Asy’ari sebagaimana yang Anda lihat. Namun, kelompok Asy’ariyyah (pengikut
Al-Asy’ari di masa kini) justru menyelisihinya, baik secara khusus terhadap
imam mereka maupun secara umum terhadap seluruh imam Sunnah. Ini adalah salah
satu keanehan dan kontradiksi mereka, karena mereka berada di antara dua
pilihan: tafwidh (menyerahkan makna sepenuhnya tanpa memahami), yang
merupakan kebodohan dan pembodohan, atau ta’wil (menafsirkan secara
menyimpang), yang merupakan penyelewengan dan penolakan sifat.
Ringkasan:
Ahli Sunnah mengimani istawa’-nya Alloh di atas ‘Arsy
sebagai istawa’ yang hakiki, yang sesuai dengan keagungan-Nya.
Diskusi:
S1: Jelaskan madz-hab Ahli Hadits mengenai sifat istawa’
di atas ‘Arsy bagi Alloh ﷻ!
S2: Sebutkan perbedaan antara pandangan Ahli Hadits dan
pandangan Asy’ariyyah mengenai sifat ini.