Dosa Besar Ke-65: Berdebat, Berselisih, dan Berkelahi, serta Wakil Para Hakim
Alloh ﷻ berfirman:
﴿وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ. وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا
وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ﴾
“di antara manusia ada orang yang
pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkanmu, dan dia mempersaksikan
Alloh atas apa yang ada di dalam hatinya padahal dia adalah penentang yang
paling keras. Apabila ia berpaling, ia berusaha di bumi untuk membuat kerusakan
dan merusak tanaman dan keturunan.” (QS. Al-Baqoroh: 204-205)
Alloh ﷻ berfirman:
﴿مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ﴾
“Tidaklah
mereka membuat perumpamaan itu kepadamu melainkan untuk berdebat; sebenarnya
mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (QS. Az-Zukhruf: 58)
Alloh ﷻ berfirman:
«إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ
سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ»
“Tentang
orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Alloh tanpa alasan yang sampai kepada
mereka. Di dalam dada mereka tidak ada selain (keinginan akan) kesombongan yang
tidak akan mereka capai.” (QS. Ghafir: 56)
Alloh ﷻ berfirman:
﴿وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ﴾
“janganlah kamu berdebat dengan Ahli
Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik.” (QS. Al-‘Ankabut: 46)
Nabi ﷺ
bersabda:
«إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى الْأَلَدُّ الْخَصِمُ»
“Sungguh
laki-laki yang paling dibenci di sisi Alloh ﷻ
adalah yang paling keras pertengkarannya.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Roja’ -Abu
Yahya, pemilik Al-Saqth, dia adalah rowi yang lemah- meriwayatkan dari Yahya
bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu,
ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda:
«مَنْ جَادَلَ فِي خُصُومَةٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَمْ يَزَلْ
فِي سَخَطِ اللَّهِ حَتَّى يَنْزِعَ»
“Siapa yang
berdebat dalam suatu pertengkaran tanpa ilmu, dia akan senantiasa dalam
kemurkaan Alloh sampai dia berhenti.”
Hajjaj bin
Dinar -dia adalah rowi yang jujur- meriwayatkan dari Abu Gholib, dari Abu
Umamah Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدَىٰ كَانُوا عَلَيْهِ
إِلَّا أُتُوا الْجَدَلَ، ثُمَّ تَلَا: ﴿مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ﴾»
“Tidaklah
suatu kaum tersesat setelah berada di atas petunjuk kecuali mereka diberi
(perangai) suka berdebat.” Lalu beliau membaca ayat: “Tidaklah mereka membuat
perumpamaan itu kepadamu melainkan untuk berdebat; sebenarnya mereka adalah kaum
yang suka bertengkar.” (HR. At-Tirmidzi)
Diriwayatkan
dari Nabi ﷺ:
«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي: زَلَّةُ عَالِمٍ، وَجِدَالُ مُنَافِقٍ
بِالْقُرْآنِ، وَدُنْيَا تَقْطَعُ أَعْنَاقَكُمْ»
“Sungguh
yang paling aku takutkan atas umatku adalah: ketergelinciran orang alim,
perdebatan munafik dengan Al-Qur’an, dan dunia yang memutus leher kalian.” (HR.
Yazid bin Abi Ziyad, dari Mujahid, dari Ibnu Umar.
Nabi ﷺ
bersabda:
«الْمِرَاءُ فِي
الْقُرْآنِ كُفْرٌ»
“Bantah-membantah
dalam Al-Qur’an adalah kekafiran.”
Dari Ibnu
Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«مَنْ خَاصَمَ فِي بَاطِلٍ - وَهُوَ يَعْلَمُ - لَمْ يَزَلْ
فِي سَخَطِ اللَّهِ حَتَّى يَنْزِعَ»
“Siapa yang
bertengkar dalam perkara batil -padahal dia tahu- dia akan senantiasa dalam
kemurkaan Alloh hingga dia berhenti.” Dalam lafazh lain: “Maka dia kembali
dengan murka dari Alloh.”
Diriwayatkan
dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ»
“Yang
paling aku takutkan atas umatku adalah setiap munafik yang pintar bicara.”
Beliau ﷺ
bersabda:
«الْحَيَاءُ وَالْعِيُّ شُعْبَتَانِ مِنَ الْإِيمَانِ، وَالْبَذَاءُ وَالْبَيَانُ
شُعْبَتَانِ مِنَ النِّفَاقِ»
“Al-Haya’
(rasa malu) dan al-’iyyi (tidak banyak bicara) adalah dua cabang dari
keimanan, sedangkan al-badza’ (bicara kotor) dan al-bayan (banyak
bicara/retorika) adalah dua cabang dari kemunafikan.”