Fiqih Iftitah dalam Sholat
Definisi
Iftitah
atau istiftah adalah bacaan pembuka Sholat yang berisi pujian dan sanjungan
kepada Allah, setelah takbirotul ihrom.
Kapan Dibaca?
Ulama
berselisih pendapat. Ada yang berpendapat dibaca setelah takbirotul ihrom dan
ada yang dibaca setelah taawwudz.
Ibnu
Utsaimin berkata: “Doa istiftah dianjurkan dibaca pada setiap takbirotul ihrom.
Jika kamu telah takbirotul ihrom pada Sholat fardhu maupun sunnah, maka bacalah
istiftah.” (Situs resmi Ibnu Utsaimin)
Bolehkah Dibaca Setiap
Rokaat?
Ulama
sepakat ia dibaca sekali pada rokaat pertama.
Hukum
Ulama
berselisih pendapat: ada yang berpendapat wajib, sunnah, dan tidak dianjurkan.
Pendapat
Wajib: Ini pendapat
sebagian fuqoha tetapi tidak kuat.
Pendapat
Sunnah: Ini
pendapat jumhur (mayoritas ulama): Hanafiyah, Syafiiyah, Hanabilah.
An-Nawawi
berkata: “Mayoritas ulama berpendapat disunnahkan doa istiftah, baik dari
kalangan Sohabat, Tabiin, maupun generasi setelahnya. Tidak diketahui ada yang
menyelisihi pendapat ini kecuali Malik dan ia berkata: tidak perlu membaca doa
istiftah mapun bacaan apapun di antara takbirotul ihrom dan Al-Fatihah.” (Al-Majmu,
3/321)
Ibnu
Qudamah berkata: “Kesimpulannya istiftah termasuk sunnah Sholat menurut
pendapat mayoritas ahli ilmu. Malik tidak sependapat tetapi berpendapat langung
membaca Al-Fatihah setelah takbirotul ihrom, berdasarkan hadits Anas: “Nabi ﷺ, Abu
Bakar, Umar, membuka Sholat dengan alhamdulillahi robbil alamiin.” (Al-Mughni,
1/341)
Pendapat
Makruh: Ini
pendapat Malik bin Anas. Alasannya: banyak Sohabat yang tidak menyebutkannya,
seperti hadits Anas bin Malik: “Aku Sholat di belakang Nabi ﷺ, Abu
Bakar, Umar, Utsman dan mereka memulai Sholat dengan alhamdulillahi robbil
alamiin (dst).” (Muttafaqun Alaih)
Yang rojih
(lebih kuat) adalah sunnah, karena beberapa Sohabat membacanya seperti hadits
Umar, Aisyah, Abu Said, Anas, Ibnu Umar, Ali, Jabir, dan lain-lain, yang akan
disebutkan nanti.
Lafazh
Ada 5
lafazh a1
1) Lafazh
Umar, Abu Si’id, Aisyah:
Abdah bin
Abi Lubabah berkata:
أنَّ عُمَرَ
بنَ الخَطَّابِ كانَ يَجْهَرُ بهَؤُلَاءِ الكَلِمَاتِ يقولُ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وبِحَمْدِكَ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وتَعَالَى جَدُّكَ، ولَا إلَهَ غَيْرُكَ
Umar bin
Al-Khoth-thob mengeraskan membaca kalimat:
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وتَعَالَى جَدُّكَ، ولَا إلَهَ غَيْرُكَ
…
(HR. Muslim no. 399)
Yakni
setelah takbirotu ihrom dan dikeraskan untuk mengajari manusia.
Abu Said
berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، يَسْتَفْتِحُ صَلَاتَهُ يَقُولُ:
«سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ،
وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ»
Rosulullah ﷺ
membuka Sholatnya dengan membaca:
«سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ
اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ»
… (HSR.
Ibnu Majah no. 804)
Ini lafazh
terbaik yang dipilih Abu Hanifah, Ahmad, Malik. Juga dipilih Bin Baz dan ia
berkata: “Termasuk sunnah membuka Sholat pada semua jenis Sholat, baik pada
Tarowih maupun selainnya, dengan:
سبحانك اللهم وبحمدك، وتبارك اسمك، وتعالى جَدُّك، ولا إله
غيرك
Ini sunnah.
Jika bertakbir ihrom maka membaca doa di atas pada setiap mengawali Sholat.
Memilih ini karena ia rigkas. Seandainya memilih istiftah shohih yang lain,
tidak mengapa.” (Fatawa Nur Ala Ad-Darb, 10/15)
***