Hadits-Hadits Tentang Mahsyar
1. Hari Kebangkitan dan
Kondisi Mahsyar
Dari Sahl
bin Sa’ad, ia berkata: aku mendengar Nabi ﷺ bersabda:
«يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى
أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ نَقِيٍّ»، قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ: «لَيْسَ
فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ»
“Manusia
dikumpulkan pada hari Kiamat di atas bumi yang putih sedikit kemerahan seperti
putihnya butiran tepung.” Sahl atau orang lain berkata: “Tanpa ada tanda
(penunjuk jalan) bagi siapapun.” (HR. Bukhori no. 6521 dan Muslim no. 2790)
Dari Aisyah,
ia berkata: aku bertanya Rosulullah ﷺ tentang firman Allah E:
{يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ
وَالسَّمَاوَاتُ}، فَأَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ يَوْمَئِذٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟، فَقَالَ:
«عَلَى الصِّرَاطِ».
“Pada
hari bumi diganti dengan bumi lain, begitupula langit. (QS. Ibrohim) Di mana
manusia pada hari itu wahai Rosulullah?” Beliau menjawab: “Di atas jembatan.” (HR.
Muslim no. 2791)[1]
Dari Abu
Huroiroh, ia berkata: Rosulullah ﷺ membaca ayat ini:
{يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا}، قَالَ:
«أَتَدْرُونَ مَا أَخْبَارُهَا؟»، قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّ
أَخْبَارَهَا أَنْ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ وَأَمَةٍ بِمَا عَمِلَ عَلَى ظَهْرِهَا؛
أَنْ تَقُولَ عَمِلْتَ عَلَيَّ كَذَا وَكَذَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا»، قَالَ: «فَهُوَ
أَخْبَارُهَا»
“Pada
hari ini bumi mengabarkan beritanya.” Beliau bertanya: “Tahukah kalian apa yang
ia kabarkan?” Orang-orang menjawab: “Allah dan Rosul-Nya lebih tahu.” Beliau
menjawab: “Ia mengabarkan bahwa ia menjadi saksi atas perbuatan setiap
laki-laki maupun perempuan yang dilakukan di atasnya dengan berkata: ‘Kamu
telah berbuat demikian dan demikian pada waktu ini dan itu. Itulah yang ia
beritakan.” (HHR. Ahmad no. 8867. Dihasankan Ahmad Syakir dan dilemahkan
Al-Albani dan Al-Arnauth)
2. Hidangan Penghuni Surga
Dari Abu
Said Al-Khudri, Nabi ﷺ
bersabda:
«تَكُونُ الْأَرْضُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خُبْزَةً
وَاحِدَةً، يَتَكَفَّؤُهَا الْجَبَّارُ بِيَدِهِ كَمَا يَكْفَأُ أَحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ
فِي السَّفَرِ، نُزُلًا لِأَهْلِ الْجَنَّةِ»، فَأَتَى رَجُلٌ مِنْ الْيَهُودِ، فَقَالَ:
بَارَكَ الرَّحْمَنُ عَلَيْكَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ!، أَلَا أُخْبِرُكَ بِنُزُلِ أَهْلِ
الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟، قَالَ: «بَلَى»، قَالَ: تَكُونُ الْأَرْضُ خُبْزَةً
وَاحِدَةً كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، فَنَظَرَ النَّبِيُّ صلى الله
عليه وسلم إِلَيْنَا، ثُمَّ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ، ثُمَّ قَالَ: أَلَا
أُخْبِرُكَ بِإِدَامِهِمْ؟، قَالَ: إِدَامُهُمْ بَالَامٌ وَنُونٌ، قَالُوا: وَمَا هَذَا؟،
قَالَ: ثَوْرٌ وَنُونٌ، يَأْكُلُ مِنْ زَائِدَةِ كَبِدِهِمَا سَبْعُونَ أَلْفًا.
“Bumi
pada hari Kiamat menjadi sebongkah roti yang dibolak-balik oleh Al-Jabbar
dengan Tangan-Nya, sebagaimana seorang dari kalian membolak-balik rotinya saat
safar, sebagai hidangan untuk penghuni Surga.” Seorang dari Yahudi datang dan berkata:
“Semoga Allah memberkahimu hai Abul Qosim, maukah kamu kuberitahu hidangan penghuni
Surga pada hari Kiamat?” Jawab beliau: “Mau.” Yahudi berkata: “Bumi menjadi
sebongkah roti,” jawabannya seperti sabda Nabi ﷺ hingga Nabi ﷺ
menoleh ke kami lalu tertawa hingga nampak gigi gerahamnya. Lalu si Yahudi
berkata lagi: “Maukah engkau kuberitahu lauknya? Lauknya adalah balam
(sapi/lembu, bahasa Ibrani) dan nun (ikan paus).” Sohabat bertanya: “Apa
itu?” Jawab si Yahudi: “Tsaur (sapi/lembu) dan nun, yang bagian
terbaik dari hati keduanya dimakan oleh 70.000 orang (dari penghuni Surga).”[2]
(HR. Bukhori no. 6520 dan Muslim no. 2792)
3. Orang yang Paling
Ringan Siksanya Pada Hari Kiamat
Dari
An-Nu’man, ia berkata: aku mendengar Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، لَرَجُلٌ تُوضَعُ فِي أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَةٌ، يَغْلِي مِنْهَا
دِمَاغُهُ»
“Penduduk
Neraka yang paling ringan siksanya pada hari Kiamat adalah seseorang yang
diletakkan bara api di telapak kakinya yang menyebabkan otaknya mendidih.” (HR.
Bukhori no. 6561 dan Muslim no. 213)
4. “Lalu ikatlah dengan
rantai yang panjangnya 70 hasta lalu seretlah (ke Neraka)”
Dari
Abdullah bin Amr, ia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«لَوْ أَنَّ رَصَاصَةً مِثْلَ هَذِهِ - وَأَشَارَ
إِلَى مِثْلِ جُمْجُمَةٍ - أُرْسِلَتْ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ، وَهِيَ مَسِيرَةُ
خَمْسِ مِائَةِ سَنَةٍ، لَبَلَغَتْ الْأَرْضَ قَبْلَ اللَّيْلِ، وَلَوْ أَنَّهَا أُرْسِلَتْ
مِنْ رَأْسِ السِّلْسِلَةِ، لَسَارَتْ أَرْبَعِينَ خَرِيفًا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
قَبْلَ أَنْ تَبْلُغَ أَصْلَهَا أَوْ قَعْرَهَا»
“Seandainya
meriam sebesar ini (dari batu Neraka) –beliau menunjuk sebesar kepala
tengkorak– dijatuhkan dari langit ke bumi yang membutuhkan 500 tahun
perjalanan, niscaya akan sampai ke bumi sebelum malam hari. Seandainya ia
dijatuhkan dari kepala rantai, ia akan menggelinding selama 40 tahun baik pagi
maupun malam hari, sebelum mencapai dasarnya.” (HSR. Ahmad no. 6856.
Dishohihkan Ahmad Syakir, dihasankan Al-Arnauth, dilemahkan Al-Albani)
5. Puncak Panas dan Dingin
Merupakan Dua Hembusan Nafas Jahannam
Dari Abu
Huroiroh, ia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«اشْتَكَتْ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا، فَقَالَتْ:
يَا رَبِّ!، أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا، فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ: نَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ،
وَنَفَسٍ فِي الصَّيْفِ، فَهْوَ أَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنْ الْحَرِّ، وَأَشَدُّ مَا
تَجِدُونَ مِنْ الزَّمْهَرِيرِ»
“Neraka
mengadu kepada Robnya dengan berkata: ‘Ya Rob, sebagianku membakar sebagianku
yang lain.’ Maka Allah memberinya izin bernafas dua kali: bernafas di musim
dingin dan bernafas di musin panas. Ia kondisi paling panas yang kalian rasakan
dan kondisi paling dingin yang kalian rasakan.” (HR. Bukhori no. 3260 dan
Muslim no. 617)
6. Jarak Dua Tiupan
Dari Abu
Huroiroh, ia berkata: Rosulullah ﷺ bersabda:
«مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ» قَالَ:
أَرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالَ: أَرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ،
قَالَ: أَرْبَعُونَ سَنَةً؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالَ: «ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ البَقْلُ، لَيْسَ مِنَ الإِنْسَانِ
شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى، إِلَّا عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ، وَمِنْهُ
يُرَكَّبُ الخَلْقُ يَوْمَ القِيَامَةِ»
“Jarak
antara dua tiupan adalah 40.” Ada yang bertanya: “40 tahun?” Jawab Abu
Huroiroh: “Aku tidak tahu.” Ia bertanya lagi: “40 bulan?” Jawabnya: “Aku tidak
tahu.” Ia bertanya lagi: “40 hari?” Jawabnya: “Aku tidak tahu.” Nabi ﷺ
melanjutkan: “Lalu Allah menurunkan air dari awan sehingga mereka tumbuh
seperti rerumputan tumbuh. Tidak ada bagian apapun dari manusia kecuali hancur
kecuali satu tulang yaitu ajbudz dzanab (tulang ekor). Dari situ,
makhluk disusun kembali pada hari Kiamat.” (HR. Bukhori no. 4935 dan Muslim
no. 2955)
7. Permintaan Orang Kafir
Menebus dengan Emas Sepenuh Bumi
Dari Anas
bin Malik, Nabi ﷺ
bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ لِأَهْوَنِ أَهْلِ النَّارِ
عَذَابًا: لَوْ أَنَّ لَكَ مَا فِي الأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ كُنْتَ تَفْتَدِي بِهِ؟ قَالَ:
نَعَمْ، قَالَ: فَقَدْ سَأَلْتُكَ مَا هُوَ أَهْوَنُ مِنْ هَذَا وَأَنْتَ فِي صُلْبِ
آدَمَ، أَنْ لاَ تُشْرِكَ بِي، فَأَبَيْتَ إِلَّا الشِّرْكَ»
“Allah
berfirman kepada penduduk Neraka yang paling ringan siksaannya: ‘Seandainya
kamu memiliki harta sepenuh bumi, apakah akan kamu jadikan tebusan untukmu?’
Jawabnya: ‘Ya.’ Allah berfirman: ‘Dulu aku meminta sesuatu yang lebih ringan
dari itu ketika kamu di sulbi Adam, yaitu jangan menyekutukan-Ku tetapi kamu
enggan dan lebih memilih syirik.’” (HR. Bukhori no. 3334 dan Muslim no. 2805)
Dari Anas, Rosulullah
ﷺ
bersabda:
«يُؤْتَى بِالرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ،
فَيَقُولُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ!، كَيْفَ وَجَدْتَ مَنْزِلَكَ؟، فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ،
خَيْرُ مَنْزِلٍ، فَيَقُولُ: سَلْ وَتَمَنَّ، فَيَقُولُ: مَا أَسْأَلُ وَأَتَمَنَّى
إِلَّا أَنْ تَرُدَّنِي إِلَى الدُّنْيَا، فَأُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ عَشْرَ مَرَّاتٍ،
لِمَا يَرَى مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَةِ، وَيُؤْتَى بِالرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ،
فَيَقُولُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ!، كَيْفَ وَجَدْتَ مَنْزِلَكَ؟ فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ،
شَرُّ مَنْزِلٍ، فَيَقُولُ لَهُ: أَتَفْتَدِي مِنْهُ بِطِلَاعِ الْأَرْضِ ذَهَبًا؟
فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ، نَعَمْ، فَيَقُولُ: كَذَبْتَ، قَدْ سَأَلْتُكَ أَقَلَّ مِنْ
ذَلِكَ وَأَيْسَرَ فَلَمْ تَفْعَلْ، فَيُرَدُّ إِلَى النَّارِ»
“Akan
didatangkan seorang dari penghuni Surga dan dikatakan kepadanya: ‘Hai anak
Adam, bagaimana kamu mendapati rumahmu (di Surga)?’ Jawabnya: ‘Rumah terbaik.’
Allah berfirman: ‘Mintalah dan beranganlah!’ Dia menjawab: ‘Aku tidak meminta
dan tidak berangan selain Engkau kembalikan aku kedunia agar aku dibunuh di
jalan-Mu,’ karena ia melihat (balasan) pahala mati syahid. Akan didatangkan
seorang dari penghuni Neraka dan dikatakan kepadanya: ‘Hai anak Adam, bagaimana
kamu mendapati rumahmu?’ Jawabnya: ‘Rumah terburuk.’ Allah berfirman: ‘Apakah
kamu mau menebusnya dengan emas sepenuh bumi?’ Jawabnya: ‘Mau.’ Allah
berfirman: ‘Kamu bohong, dulu Aku meminta darimu lebih kecil dan rendah dari
ini tetapi kamu tidak melakukannya. Maka ia dikembalikan ke Neraka.’” (HSR.
Ahmad no. 13185)
8. Bab Sirnanya Dunia dan
Penjelasan Mahsyar Pada Hari Kiamat
Dari Abu
Huroiroh, dari Rosulullah ﷺ, beliau bersabda:
«إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيمُ السَّمِينُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ»، وَقَالَ: «اقْرَءُوا
{فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا}
“Sungguh
akan datang orang yang sangat besar dan gemuk pada hari Kiamat, ia tidak ada
harganya (sangat ringan di Timbangan) meskipun seharga (seberat) seekor nyamuk.
Bacalah: ‘Kami tidak menegakkan Timbangan untuknya pada hari Kiamat.’” (HR.
Bukhori no. 4729 dan Muslim no. 2785)
Dari Anas
bin Malik, ada seseorang bertanya: “Wahai Rosulullah, bagaimana orang kafir
berjalan dengan mukanya pada hari Kiamat?” Jawab beliau:
«أَلَيْسَ الَّذِي أَمْشَاهُ عَلَى رِجْلَيْهِ
فِي الدُّنْيَا، قَادِرًا عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟»
“Bukankah
Dzat yang menjadikannya berjalan dengan dua kakinya di dunia, tentu mampu
menjadikannya berjalan dengan wajahnya pada hari Kiamat?” Qotadah berkata:
“Benar, demi kemuliaan Rob kami.” (HR. Bukhori no. 6523 dan Muslim no. 2806)
Dari Aisyah,
Rosulullah ﷺ
bersabda:
«تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا» قَالَتْ
عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ
إِلَى بَعْضٍ؟ فَقَالَ: «الأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَاكِ»
“Kalian
akan digiring dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang, tanpa khitan.” Aisyah
berkata: “Wahai Rosulullah, kalau begitu lelaki dan perempuan akan saling
melihat (aurot)?” Jawab beliau: “Kondisinya lebih berat dari sekedar ingin
itu.” (HR. Bukhori no. 6527 dan Muslim no. 2859)
Dari Ibnu
Abbas, ia berkata: Nabi ﷺ berkhutbah di tengah kami dan berkata:
«إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا:
{كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ} [الأنبياء: 104] الآيَةَ، وَإِنَّ أَوَّلَ
الخَلاَئِقِ يُكْسَى يَوْمَ القِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ، وَإِنَّهُ سَيُجَاءُ بِرِجَالٍ
مِنْ أُمَّتِي فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ، فَأَقُولُ: يَا رَبِّ أَصْحَابِي،
فَيَقُولُ: إِنَّكَ لاَ تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ، فَأَقُولُ كَمَا قَالَ العَبْدُ
الصَّالِحُ: {وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ} [المائدة: 117]- إِلَى
قَوْلِهِ - {الحَكِيمُ} [البقرة: 32] قَالَ: فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا مُرْتَدِّينَ
عَلَى أَعْقَابِهِمْ»
“Kalian
akan dikumpulkan dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang, dan tanpa berkhitan.
‘Sebagaimana Kami mengawali awal penciptaan, Kami akan mengulanginya lagi,’
(QS. Al-Anbiya: 104)[3]
Manusia pertama yang akan diberi pakaian adalah Ibrohim. Akan datang beberapa
orang dari umatku lalu mereka dihalau dari sebelah kiri dan aku berkata: ‘Wahai
Robku, mereka umatku.’ Allah berfirman: ‘Kamu tidak tahu apa yang mereka
buat-buat sepeninggalmu.’ Maka aku mengucapkan seperti yang diucapkan hamba
sholih (Isa ﷺ):
‘Engkau menyaksikan mereka selama aku di tengah mereka. Ketika Engkau
mewafatkanku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Engkau menyaksikan segala
sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka maka mereka termasuk hamba-Mu, dan jika
Engkau mengampuni mereka, Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.’ (QS.
Al-Maidah: 117-118) Dikatan: “Mereka
tetap murtad.” (HR. Bukhori no. 6526 dan Muslim no. 2860)
Dari Abu
Huroiroh, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى ثَلَاثِ طَرَائِقَ:
رَاغِبِينَ رَاهِبِينَ، وَاثْنَانِ عَلَى بَعِيرٍ، وَثَلَاثَةٌ عَلَى بَعِيرٍ، وَأَرْبَعَةٌ
عَلَى بَعِيرٍ، وَعَشَرَةٌ عَلَى بَعِيرٍ، وَيَحْشُرُ بَقِيَّتَهُمْ النَّارُ تَقِيلُ
مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا، وَتَبِيتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا، وَتُصْبِحُ مَعَهُمْ
حَيْثُ أَصْبَحُوا، وَتُمْسِي مَعَهُمْ حَيْثُ أَمْسَوْا»
“Manusia
digiring dalam tiga kelompok: (1) kelompok yang berharap (rohmat Allah) dan
takut (siksa Allah); (2) kelompok yang naik onta: ada yang dua orang naik satu
onta (bergantian), ada yang 3 orang naik satu onta, ada yang 4 orang naik satu
onta, ada 10 orang naik satu onta; (3) kelompok selain mereka yang digiring
api, api bersama mereka ketika mereka istirahat di siang hari, ketika mereka
bermalam, ketika mereka masuk pagi hari, ketika mereka masuk sore hari.” (HR.
Bukhori no. 6522 dan Muslim no. 2861)[4]
Dari
Abdullah bin Umar, Nabi ﷺ bersabda:
{يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ العَالَمِينَ}
[المطففين: 6] «حَتَّى يَغِيبَ أَحَدُهُمْ فِي رَشْحِهِ إِلَى أَنْصَافِ أُذُنَيْهِ»
“Pada
hari manusia berdiri kepada Rob seluruh alam,’ (QS. Al-Muthoffifin: 6) hingga
seorang dari mereka tenggelam dalam keringatnya sampai pertengahan telinganya.”
(HR. Bukhori no. 4938 dan Muslim no. 2862)
Dari Abu
Huroiroh, Rosulullah ﷺ
bersabda:
«يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى
يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا، وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ
آذَانَهُمْ»
“Manusia
tenggelam pada hari Kiamat hingga keringat mereka dari tanah setinggi 70 hasta,
dan ada yang tenggelam hingga telinganya.” (HR. Bukhori no. 6532 dan Muslim
no. 2863)
Dari Ibnu
Umar, Rosulullah ﷺ
bersabda:
«إِذَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِقَوْمٍ عَذَابًا، أَصَابَ
الْعَذَابُ مَنْ كَانَ فِيهِمْ، ثُمَّ بُعِثُوا عَلَى أَعْمَالِهِمْ»
“Apabila
Allah menurunkan adzab pada suatu kaum, adzab tersebut mengenai siapa saja yang
ada di sana lalu mereka dibangkitkan sesuai amalnya.” (HR. Bukhori no. 7108
dan Muslim no. 2879)
Dari
Al-Miqdad bin Al-Aswad, ia berkata: aku mendengar Rosulullah ﷺ bersabda:
«تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ
الْخَلْقِ، حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ» - قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ:
فَوَاللهِ مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ؟ أَمَسَافَةَ الْأَرْضِ، أَمِ الْمِيلَ
الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ - قَالَ: «فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ
فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ
إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ
الْعَرَقُ إِلْجَامًا» قَالَ: وَأَشَارَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ
“Matahari
didekatkan ke makhluk pada hari Kiamat hingga jaraknya satu mil. –Sulaim bin Amir (rowi) berkata: aku tidak
tahu apakah maknanya mil ukuran jarak perjalanan atau mil bermakna celak– Manusia
tenggelam sesuai amal masing-masing. Ada yang tenggelam sampai mata kakinya.
Ada yang tenggelam sampai sikunya. Ada yang tenggelam sampai pinggangnya. Ada
yang tenggelam seluruh badannya.” Nabi ﷺ menunjuk dengan tangannya ke
mulutnya. (HR. Muslim no. 2864(
Dari
Abdullah bin Amr, Nabi ﷺ
bersabda:
«يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ النَّاسِ يَعْلُوهُمْ كُلُّ شَيْءٍ مِنْ الصَّغَارِ،
حَتَّى يَدْخُلُوا سِجْنًا فِي جَهَنَّمَ يُقَالُ لَهُ بُولَسُ، فَتَعْلُوَهُمْ نَارُ
الْأَنْيَارِ، يُسْقَوْنَ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ، عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ»
“Orang-orang
yang sombong pada hari Kiamat digiring seukuran semut dalam rupa manusia. Ia
diliputi kehinaan dari segala penjuru hingga masuk ke penjara di Jahannam
bernama Bulus. Api mengepung mereka dan mereka diberi minum thinatil khobal
yaitu cairan (darah dan nanah) penghuni Neraka.” (HSR. Ahmad no. 6677)
[1]
Ada dua pendapat tentang “bumi
diganti” yaitu (1) diganti dzatnya dan (2) diganti sifatnya (yaitu gunung dan
lembah diratakan). Yang nampak diganti dzatnya berdasarkan pertanyaan Aisyah
tersebut. Ada dua pendapat tentang “di atas jembatan” yaitu (1) jembatan yang
dibentangkan di atas punggung Jahannam menuju Surga dan (2) jembatan lain.
[2]
Makanan orang Arob adalah roti
yang dicampur lauknya berupa daging. Adonan gandum dibakar hingga menjadi roti
panas sehingga dibolak-balik di tangan.
[3]
Yakni manusia diciptakan
pertama kali dalam keadaan tanpa alas kaki, tanpa busana, tanpa berkhitan lalu
Allah akan membangkitkan mereka dalam keadaan itu pula.
[4]
Peristiwa ini terjadi
menjelang hari Kiamat ketika mereka digiring api dari berbagai belahan bumi
menuju Syam. Pendapat kedua: ini peristiwa di Mahsyar setelah kebangkitan.