Nama-nama Alloh adalah Nama-nama Terbaik Milik Alloh yang Bukan Makhluk

 

Imam Abul Hasan Al-Asy’ari berkata:

* وأن أسماء الله لا يقال إنها غير الله كما قالت المعتزلة والخوارج

Bahwa nama-nama Alloh, tidak dikatakan bahwa nama itu selain Alloh, sebagaimana yang dikatakan oleh kelompok Mu’tazilah dan Khowarij.

Penjelasan:

[1] Mu’tazilah adalah sebuah sekte teologi Islam yang muncul pada awal abad kedua Hijriah dan mencapai puncaknya pada masa awal kekholifahan Abbasiyah. Namanya merujuk pada tindakan pendirinya, Washil bin ‘Atho’, yang “memisahkan diri” (i’tazala) dari majelis Al-Hasan Al-Bashri. Ini terjadi karena Washil berpendapat bahwa pelaku dosa besar bukanlah kafir dan bukan pula Mu’min, melainkan berada di “posisi di antara dua posisi” (manzilah bainal manzilatain). Ketika Washil memisahkan diri dari majelis Al-Hasan, dan ‘Amr bin ‘Ubaid ikut duduk bersamanya diikuti oleh para pendukung mereka, mereka pun disebut Mu’tazilah (orang-orang yang memisahkan diri).

Sekte ini sangat mengandalkan dan mengagungkan akal, bahkan menempatkannya di atas dalil wahyu (naql). Sekte ini memiliki dua aliran utama: satu di Bashroh, dengan tokoh-tokoh terkenalnya seperti Washil bin ‘Atho’, ‘Amr bin ‘Ubaid, Abu Al-Hudzail Al-Allaf, Ibrohim An-Nazhzhom, dan Al-Jahizh. Yang lainnya berada di Baghdad, dengan tokoh-tokoh seperti Bisyir bin Al-Mu’tamir, Abu Musa Al-Murdar, Tsumamah bin Asyros, dan Ahmad bin Abi Du’ad.

Mu’tazilah memiliki lima prinsip dasar yang menjadi poros madz-hab mereka, yaitu: Keadilan (mengingkari takdir buruk), Tauhid (At-Tauhid), Al-Manzilah bainal Manzilatain (pelaku dosa besar tidak kafir dan tidak beriman dan di Akhiroh kekal di Naar), Janji dan Ancaman (Al-Wa’d wal Wa’id), serta Amar Ma’ruf Nahi Munkar (memberontak penguasa zholim). Dalam prinsip-prinsip ini, mereka memiliki pemahaman tersendiri yang menyalahi tuntunan syariat dan pandangan mayoritas kaum Muslimin. (Al-Farq bainal Firaq, hlm. 117-120; At-Tabshir fi Ad-Din, hlm. 37; Al-Milal wan Nihal, 1/46-49)

[2] Khowarij adalah bentuk jamak dari khorijah, yang berarti “kelompok yang keluar”. Mereka adalah semua orang yang keluar dari kepemimpinan imam yang sah yang telah disepakati oleh jamaah. Julukan ini menjadi terkenal bagi sekelompok orang yang memberontak terhadap Amirul Mu’minin ‘Ali bin Abi Tholib Rodhiyallohu ‘Anhu. Mereka adalah orang-orang yang awalnya berada di pihaknya dalam Perang Shiffin, lalu memaksanya menerima arbitrase (tahkim), namun kemudian mereka berkata kepadanya: “Mengapa engkau mengangkat manusia sebagai hakim? Tidak ada hukum selain milik Alloh.”

Mereka juga disebut Haruriyyah karena mereka memisahkan diri ke daerah Haruro’ setelah kembali dari Shiffin. Jumlah mereka saat itu mencapai 12.000 orang. ‘Ali dan Ibnu ‘Abbas sempat berdebat dengan mereka, sehingga sebagian dari mereka kembali (ke jalan yang benar). ‘Ali kemudian memerangi sisa dari mereka hingga berhasil mengalahkan mereka di Nahrowan.

Kelompok Khowarij telah terpecah menjadi beberapa sekte, namun mereka semua disatukan oleh beberapa pandangan: mengkafirkan ‘Ali bin Abi Tholib Rodhiyallohu ‘Anhu, ‘Utsman bin ‘Affan, para peserta Perang Jamal, dan siapa saja yang menyetujui arbitrase atau salah satu dari dua hakim tersebut. Mereka juga mengkafirkan pelaku dosa besar dan meyakini keharusan memberontak terhadap pemimpin yang zholim. (Al-Milal wan Nihal, 1/114; Al-Farq bainal Firaq, hlm. 72-73)

[3] Pandangan yang menyatakan secara mutlak bahwa “nama-nama itu selain Alloh” atau “nama-nama itu adalah Alloh” merupakan salah satu bid’ah yang dimunculkan oleh para ahli kalam. Kata “nama” (ism) terkadang merujuk pada “yang dinamai” (al-musamma) itu sendiri, dan di lain waktu merujuk pada lafazh yang menunjukkannya.

Contohnya, jika Anda berkata, “Alloh berfirman begini,” atau “Alloh mendengar orang yang memuji-Nya,” dan semacamnya, maka yang dimaksud di sini adalah Dzat yang dinamai itu sendiri. Namun, jika Anda berkata, “Alloh adalah nama dalam bahasa Arob,” atau “‘Ar-Rohman’ adalah nama dalam bahasa Arob,” atau “‘Ar-Rohman’ adalah salah satu nama Alloh Ta’ala,” dan semacamnya, maka yang dimaksud di sini adalah lafazh “nama” itu, bukan Dzat yang dinamai.

Tidak boleh dikatakan secara mutlak “selain-Nya”, karena kata “selain” (ghoir) memiliki makna yang ambigu. Jika yang dimaksud dengan “berbeda” (mughoyaroh) adalah bahwa lafazh itu berbeda dari maknanya, maka itu benar. Namun, jika yang dimaksud adalah bahwa Alloh dahulu ada tanpa memiliki nama, lalu Dia menciptakan nama-nama untuk diri-Nya, atau bahwa makhluk-Nya yang menamai-Nya dengan nama-nama ciptaan mereka, maka ini adalah salah satu bentuk kesesatan dan penistaan terbesar terhadap nama-nama Alloh Ta’ala. (Lihat Syarh Al-’Aqidah Ath-Thohawiyyah, hlm. 80-81, dan Dar’u Ta’arudh Al-’Aql wan Naql, 3/24-25)

Yang lebih baik adalah mengatakan bahwa nama-nama Alloh adalah nama-nama terbaik milik Alloh. Kelompok Asy’ariyyah telah menyalahi imam mereka, Al-Asy’ari, dan seluruh imam Islam dengan menjadikan nama-nama Alloh sebagai “selain Alloh”, lalu mereka menghukuminya sebagai makhluk. Pandangan ini tingkat kekufurannya tidak lebih ringan dari pandangan yang menyatakan Al-Qur’an adalah makhluk.

Imam Ahmad berkata:

من زعم أن أسماء الله مخلوقة فهو كافر

“Siapa mengklaim bahwa nama-nama Alloh adalah makhluk, maka ia kafir.”

Ishaq bin Rohuyah berkata:

أفضوا الجهمية إلى أن قالوا: أسماء الله مخلوقة. . وهذا الكفر المحض

“Kaum Jahmiyyah akhirnya sampai pada perkataan: ‘Nama-nama Alloh adalah makhluk’... Ini adalah kekufuran yang nyata.”

Kholaf bin Hisyam Al-Muqri’ berkata:

من قال إن أسماء الله مخلوقة فكفره عندي أوضح من هذه الشمس

“Bagi saya, kekufuran orang yang mengatakan bahwa nama-nama Alloh adalah makhluk lebih jelas daripada matahari ini.” (Dikutip oleh Al-Lalika’i dalam Syarh Ushul I’tiqod, 2/207, 214)

Ringkasan:

Tidak boleh dikatakan secara umum bahwa nama-nama Alloh adalah Dzat Alloh atau selain Dzat Alloh. Masalah ini memerlukan perincian.

Diskusi:

S1: Bolehkah dikatakan bahwa nama-nama Alloh adalah Alloh atau selain Alloh? Jelaskan?

S2: Apa hukum orang yang mengklaim bahwa nama-nama Alloh adalah makhluk?

S3: Sebutkan madz-hab Asya’iroh dan Maturidiyyah dalam masalah apakah nama-nama Alloh yang terbaik adalah Alloh atau selain-Nya?

S4: Jelaskan secara singkat siapa itu Mu’tazilah dan Khowarij, beserta pokok-pokok ajaran yang menjadi dasar madz-hab mereka.


 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url