Sifat Ilmu Alloh
Imam Abul Hasan Al-Asy’ari berkata:
* وأقروا أن لله
سبحانه علما كما قال: ﴿أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ﴾ ﴿وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلَا
تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ﴾
Mereka mengakui bahwa Alloh ﷻ
memiliki Ilmu, sebagaimana firman-Nya: “...Alloh menurunkannya dengan
Ilmu-Nya...” dan “...dan tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan
tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya...”
Penjelasan:
Ahli Sunnah wal Jama’ah menetapkan sifat Ilmu bagi Alloh Ta’ala.
Hal ini ditegaskan oleh Al-Isma’ili dalam kitabnya I’tiqod A’immah Ahlil
Hadits (hlm. 55), di mana beliau berkata: “Mereka menetapkan bahwa Dia
memiliki... dan Ilmu.” Juga oleh Ash-Shobuni dalam ‘Aqidatus Salaf Ashabil
Hadits (hlm. 5-6): “Begitu pula mereka berkata tentang semua sifat yang
disebutkan dalam Al-Qur’an dan diriwayatkan dalam hadits-hadits shohih, seperti
Pendengaran... dan Ilmu.”
Inilah yang ditunjukkan oleh dalil-dalil dari Al-Qur’an,
seperti firman Alloh Ta’ala:
﴿وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا
وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مُبِينٍ﴾
“Pada sisi Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada
yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Ayat agung ini adalah salah satu ayat yang paling rinci
menjelaskan Ilmu Alloh yang meliputi segala sesuatu, dan kitab-Nya yang mencatat
semua kejadian. Ilmu-Nya sempurna mencakup seluruh hal ghoib, yang Dia
perlihatkan sebagiannya kepada siapa yang Dia kehendaki dari makhluk-Nya.
Namun, banyak sekali hal ghoib yang ilmunya Dia simpan, bahkan dari para Malaikat
dan Rosul, apalagi dari selain mereka.
Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan padang pasir,
baik berupa hewan, pepohonan, pasir, kerikil, dan tanah. Dia juga mengetahui
apa yang ada di lautan, baik berupa hewan, mineral, hasil buruan, dan segala
sesuatu yang terkandung di dalamnya. Semua itu tercatat di sisi-Nya dalam kitab
yang nyata, yaitu Lauh Mahfuzh. Ini adalah bukti keagungan-Nya ﷻ. Seandainya seluruh
makhluk berkumpul untuk mencoba meliputi sebagian kecil saja dari
sifat-sifat-Nya, mereka tidak akan memiliki kemampuan atau kekuatan untuk itu.
Nash-nash syariat yang menunjukkan sifat Ilmu sangatlah
banyak. Ahli Sunnah wal Jama’ah telah bersepakat untuk mengimaninya, menetapkan
makna yang terkandung di dalamnya, dan menolak untuk bertanya “bagaimana” (kaifiyyah).
Al-Asy’ari dalam Risalah Ahlits Tsaghr (hlm. 66)
berkata: “Mereka bersepakat bahwa Alloh Ta’ala senantiasa ada, Maha
Hidup, Maha Kuasa, Maha Mengetahui....”
Adapun kaum Jahmiyyah, mereka mengingkari bahwa Alloh
memiliki Ilmu yang Dia sandarkan pada diri-Nya. Mereka menolak bahwa Alloh
telah meliputi segala sesuatu dengan Ilmu-Nya dan memerangi nash-nash yang
menunjukkan hal itu. Berdasarkan keyakinan ini, sesembahan mereka bukanlah Dzat
Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal, yang mengetahui segala sesuatu,
melainkan mereka menyembah ketiadaan.
Ringkasan:
Sifat Ilmu adalah sifat yang tetap bagi Alloh Ta’ala,
yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma’.
Diskusi:
S1: Jelaskan madz-hab Ahli Sunnah dalam menetapkan sifat
Ilmu bagi Alloh!
S2: Sebutkan dalil-dalil yang menetapkan bahwa Alloh Ta’ala
memiliki Ilmu!
S3: Bagaimana sikap kaum Jahmiyyah terhadap penetapan sifat
Ilmu bagi Alloh?