Cari Artikel

Mempersiapkan...

5 Alasan Singkatnya Hidup di Dunia

 

Usia umat akhir zaman sangat pendek dibanding umat terdahulu yang mencapai ribuan. Umat Nabi Nuh Alaihissalām misalnya yang lebih dari seribu tahun. Lalu seiring zaman, usia umat-umat berkurang hingga sampai umat Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam, menjadi 60 tahunan, sedikit sekali yang melebihi 70 tahun.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Usia umatku antara 60 sampai 70 tahun. Sangat sedikit yang melebihi batas tersebut.” (Hasan: HR. At-Tirmidzi no. 3550)

Rentang ini (yakni 60-70 tahun) adalah rata-rata. Tidak sedikit yang meninggal kurang dari itu, baik 40 tahun, 20 tahun, bahkan baru menginjak remaja banyak pula yang meninggal.

Lalu bandingkan dengan kehidupan setelah mati. Kehidupan di alam barzah (alam kubur) jauh lebih lama dari usia di dunia. Lalu kehidupan di Mahsyar jauh lebih lama dari alam barzah, 50.000 tahun. Lalu Surga dan Neraka jauh lebih lama dari Mahsyar, selamanya, abadi. Allahul musta’an.

Allah menceritakan ucapan orang yang dibangkitkan:

“Mereka berkata: ‘Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?” (QS. Yasin: 52)

Mereka menyebut tidur, karena dibandingkan dengan alam barzah yang mereka lihat. Lama hidup di dunia bagaikan orang tidur lalu dibangunkan. Alangkah singkatnya.

Lalu masa di barzah ini jauh lebih singkat dibanding Mahsyar yang lamanya bagaikan 1.000 tahun, bahkan 50.000 tahun bagi orang kafir. Allah berfirman:

“Sesungguhnya sehari di sisi Rob-mu adalah seperti 1.000 tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47)

Nabi Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang sehari di Mahsyar bagaikan 50.000 tahun:

“(Mereka tersiksa di Mahsyar) dalam sehari yang lamanya seperti 50.000 tahun.” (HR. Muslim no. 987)

1) Perbandingan Hidup di Dunia dengan Akhirat

Dunia ini sangat singkat, jika dibandingkan dengan kehidupan satu hari di Akhirat yang menyamai 1.000 tahun di bumi.

Jika sehari Akhirat bagaikan 1.000 tahun dan usia rata-rata manusia 65 tahun, maka kehidupan di dunia kurang lebih HANYA 1,5 jam saja hari di Akhirat.

Karenanya berbagai kesenangan dunia yang melalaikan kita akan Akhirat adalah kesenangan yang sangat sebentar.

Allah berfirman,

“Katakanlah: ‘Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan Akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. An Nisa’: 77)

“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imron: 185)

2) Perumpamaan Singkatnya Dunia dalam Al-Quran

Terkadang Al-Quran memperumpamakannya seperti masa tanaman tumbuh lalu kering mati. Allah berfirman:

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Kahfi: 45)

Terkadang diumpamakan seperti tanaman subur lalu tiba-tiba datang masa dibakar. Allah berfirman:

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.” (QS. Yunus: 24)

3) Seakan Hidup Sesaat di Sore Hari

“Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.” (QS. An-Nazi'at [79]: Ayat 46)

Sungguh sangat rugi bagi manusia yang tidak dapat memanfaatkan waktu yang singkat di alam dunia ini untuk dijadikan modal bagi kebahagiaan abadi kelak di Akhirat.

Dari rangkaian kehidupan panjang yang manusia akan lalui, kehidupan di dua alam telah kita lalui (alam ruh dan alam rahim). Kemudian sedang kita lalui (alam dunia), serta akan kita lalui (alam Barzakh dan alam Makhsyar). Hanya kehidupan di alam dunia yang nantinya akan menjadi modal untuk kebahagiaan abadi di Akhirat kelak.

Allah SWT berfirman:

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.” (QS. Yunus [10]: Ayat 45)

4) Singkatnya Nikmat Dunia

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, ujarnya, Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Pada hari Kiamat akan dihadirkan orang yang paling merasakan nikmat di dunia dari kalangan penduduk Neraka. Kemudian ia dicelupkan sekali ke dalam Neraka lantas ditanyakan padanya, ‘Hai manusia, apakah kamu pernah melihat kebaikan, apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah wahai Robb-ku.’

Dan dihadirkan orang yang paling sengsara di dunia dari kalangan penduduk Surga lalu dicelupkan ke dalam Surga dengan sekali celupan. Ditanyakan padanya, ‘Wahai manusia, pernahkah kamu melihat satu penderitaan? Pernahkah kamu merasakan kesulitan?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak pernah merasakan penderitaan sama sekali dan aku tak pernah melihat adanya kesulitan sedikitpun.’”

Demikianlah. Seorang Muslim seharusnya benar-benar menyadari betapa dunia hanya negeri yang penuh dengan fatamorgana. Dunia bukanlah tempat bersenang-senang dan beristirahat. Dunia merupakan kampung mencari bekal. Sebaliknya, Akhiratlah tempat memetik buah amal. Jika perbuatan yang diusahakan di dunia baik, tentu balasan di Akhirat pun akan baik, dan demikian sebaliknya.

Imam Al-Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasannya Rosululullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengatakan,

“Ya Allah, tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali kehidupan Akhirat.”

5) Hidup Singkat Pilih Taat

Allah telah menggambarkan bagaimana ungkapan keluh kesah dan kesan orang-orang di hari Akhirat tentang kehidupan mereka di dunia. Allah berfirman:

“Mereka berbisik-bisik diantara mereka:”Kami tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari).” (QS. Thoha: 103)

“Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya diantara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia),melainkan hanya sehari saja.” (QS. Thoha: 104)

Berbahagialah orang-orang yang hidup di dunia dalam waktu yang amat singkat dekat dengan para Rosul-Rosul Allah dan mereka menjadi orang yang taat kepada Allah dan Rosulnya. Dan berbahagialah pula orang-orang yang dalam hidupnya yang singkat itu selalu bersama dengan orang-orang ahli kebenaran dan kebaikan penerus para Rosul dan selalu tolong menolong dalam beramar ma’ruf dan bernahi mungkar. Sehingga hidup mereka selalu dalam keberuntungan.

Allah berfirman:

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rosul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’rof: 157)

Semoga kita dijadikan Allah hamba yang selalu ingat Akhirat dan berbekal terbaik di dunia yang singkat ini. Amin.[]

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url