6 Alasan Semua Takdir Allah Baik
Takdir adalah ketentuan
yang sudah Allah tulis 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi.
Allah menulisnya dengan ilmu-Nya yang luas dan sempurna, tanpa menzholimi
siapapun. Maka apapun yang terjadi di muka bumi adalah ketentuan Allah yang
Allah menghendakinya terjadi. Tidak ada satupun dari peristiwa di langit maupun
di bumi melainkan Allah mengetahuinya dan menghendakinya terjadi.
Kita beriman bahwa
ketentuan Allah ini, semuanya adalah baik. Karena Allah adalah Al-Hakim, yang
Maha Bijaksana.
Dari Abul Abbas Abdullah
bin Abbas Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: aku pernah di belakang Nabi Shollallahu
‘Alaihi wa Sallam pada suatu hari, lalu beliau bersabda, “Hai anak
kecil! Sesungguhnya aku akan mengajarimu satu kalimat, ‘Jagalah Allah, maka
Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu.
Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah. Apabila kamu meminta pertolongan,
maka mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah! Seandainya umat manusia
bersatu untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan bisa
memberimu manfaat kecuali sesuatu yang telah Allah tulis untukmu, dan
seandainya mereka bersatu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya
mereka tidak akan bisa menimpakan bahaya kepadamu kecuali sesuatu yang telah
ditulis atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (Shohih:
HR. At-Tirmidzi no. 2516)
Dalam riwayat selain
At-Tirmidzi, “Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu.
Kenalilah Allah saat lapang, maka Dia akan mengenalmu saat susah. Ketahuilah!
Apa yang meleset bagimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan
meleset bagimu. Ketahuilah! Sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran,
sesungguhnya kelapangan itu bersama kesempitan, dan sesungguhnya bersama kesusahan
itu ada kemudahan.” (Shohih: HR. Ahmad 1/293, 303, 307-308)
1) Semua Takdir
Allah Baik
Semua takdir itu baik.
Ada hikmah di balik itu. Yang merasakan jelek adalah kita. Allah itu sama
sekali tidak berbuat jelek. Takdir Allah tidaklah kejam.
Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu
‘Anhu, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Aku begitu takjub
pada seorang Mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk
seorang Mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (Shohih: HR. Ahmad, 3/117)
2) Takdir Baik
dan Takdir Buruk
Hadits Jibril yang
membicarakan tentang rukun iman menyebutkan,
“Dan engkau beriman
kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim, no. 8)
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin Rohimahullah
berkata, “Takdir itu tidak ada yang buruk. Yang buruk hanya pada yang
ditakdirkan (al–maqdur, artinya manusia atau makhluk yang merasakan
jelek). Takdir jika dilihat dari perbuatan Allah, semua takdir itu baik.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ‘Kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.’
Jadi, takdir Allah itu selamanya tidak ada yang jelek. Karena ketetapan takdir
itu ada karena rahmat dan hikmah. Kejelekan murni itu hanya muncul dari pelaku
kejelekan. Sedangkan Allah itu hanya berbuat baik saja selama-lamanya.” (Syarh
Al-Arba’in An-Nawawiyyah, hlm. 88)
Dalam salah satu doa
iftitah yang terdapat dalam hadits ‘Ali bin Abi Thalib Rodhiyallahu ‘Anhu
disebutkan,
“Kebaikan itu
seluruhnya pada kedua tangan-Mu dan kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.” (HR. Muslim, no. 771)
3) Mengapa Allah
Menakdirkan Kejelekan?
Karena ada hikmah di
balik itu seperti:
agar kebaikan dapat
dikenal;
supaya manusia
menyandarkan diri kepada Allah;
supaya manusia
bertaubat kepada-Nya setelah ia berbuat dosa;
banyak meminta
perlindungan kepada Allah dari keburukan dengan berdzikir dan berdoa;
ada maslahat besar di
balik kesulitan atau musibah yang menimpa.
4) Bisa Jadi
yang Jelek itu Baik untuk Kita
Allah Ta’ala berfirman,
“Diwajibkan atas kamu
berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh:
216)
Allah yang lebih
mengetahui akibat terbaik setiap perkara. Allah yang Mahatahu yang paling
maslahat untuk urusan dunia dan Akhirat kita. Sedangkan kita sendiri tidak
mengetahui yang terbaik dan yang jelek untuk kita. (Tafsir Az-Zahrowain,
hlm. 348-349)
5) Doa Agar
Semua Takdir Kita Baik
Dari Ummul Mukmini
‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam
mengajarkan doa berikut ini,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا
عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ
وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ
بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قرَّبَ
إِلَيْهَا مِنْ قَولٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مَنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا
مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي
خَيْرًا
Allohumma inni
as-aluka minal khoiri kullihi ‘aajilih wa aajilih, maa ‘alimtu minhu wa maa lam
a’lam. Wa a’udzu bika minasy syarri kullihi ‘aajilih wa aajilih maa ‘alimtu
minhu wa maa lam a’lam. Allohumma inni as-aluka min khoiri maa sa-alaka ‘abduka
wa nabiyyuk muhammadun shollallahu ‘alaihi wa sallam. Wa a’udzu bika min syarri
maa ‘aadza bihi ‘abduka wa nabiyyuk. Allohumma inni as-alukal jannah wa maa
qorroba ilaihaa min qoulin aw ‘amal. Wa ‘audzu bika minan naari wa maa qorroba
ilaihaa min qoulin aw ‘amal. Wa as-aluka an taj’ala kulla qodhoo-in qodhoitahu
lii khoiroo.
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon
kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku
ketahui maupun tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari semua
keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun
yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dari kebaikan
apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam
kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh
hamba dan nabi-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang
mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung
kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan
atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan
baik untukku.” (Shohih: HR.
Ibnu Majah, no. 3846)
6) Selalu
Berbaik Sangka Kepada Allah
Hari-harinya pun penuh
warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan
nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan
ini.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)
Di antara kesedihan yang
banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang
tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang
kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang
ia miliki demi terwujudnya impian itu.
Tetapi tanpa disadari hal
itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi,
tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah.
Orang-orang seperti ini,
hendaknya mengingat sebuah firman Allah:
“Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh:
216)
Semoga Allah menjadikan
kita hamba-hamba-Nya yang selalu berbaik sangka kepada-Nya, dan menjadikan kita
selalu pasrah dengan takdir-Nya. Amin.[]