Cari Artikel

Mempersiapkan...

7 Adab Kepada Diri Sendiri

 

1. Muhasabah Diri

Allah berfirman:

“Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah, semestinya setiap jiwa memperhatikan apa yang sudah disiapkan untuk hari esok.” (QS. Al-Hasyr: 18)

“Buku Catatan Amal diserahkan hingga orang-orang pendosa merasa takut melihat apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata: ‘Celaka kita, kitab apa ini, tidak meninggalkan yang kecil maupun yang besar, semuanya ditulis dengan teliti.’ Mereka menjumpai balasan di hadapannya. Robb-mu tidak menzholimi seorang pun.” (QS. Al-Kahfi: 49)

“Aku bersumpah demi jiwa yang mencela (pemiliknya atas maksiat dan melailaikan ketaatan).” (QS. Al-Qiyāmah: 2)

2. Puasa Senin dan Kamis

Dari Abu Huroiroh, Rasulullah bersabda: “Amal dilaporkan setiap hari Senin dan Kamis, dan aku suka amalku dilaporkan saat aku berpuasa.”[1]

3. Sholat Malam

Dari Aisyah, bahwa Nabi sholat malam hingga pecah-pecah telapak kakinya (saking lamanya berdiri) lalu Aisyah bertanya: “Kenapa Anda melakukan seperti ini wahai Rasulullah, sementara dosa-dosa Anda yang telah lalu dan akan datang telah diampuni?” Jawab beliau: “Tidakkah aku suka menjadi hamba yang banyak bersyukur?” Ketika gemuk, beliau sholat sambil duduk, ketika hendak rukuk beliau bangkit meneruskan bacaan beberapa ayat lalu ruku.[2]

4. Dzikir Pagi dan Sore

Dari Syaddad bin Aus, dari Nabi , beliau bersabda: “Istighfar paling utama adalah:

‘Ya Allah, Engkau Robb-ku, tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku hamba-Mu. Aku di atas janji dan ancaman-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang kukerjakan. Aku mengakui nikmat-Mu atasku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.’ Siapa yang membacanya dengan yakin di pagi hari lalu mati di hari itu sebelum sore maka ia termasuk penghuni Surga, dan siapa yang membacanya dengan yakin di malam hari lalu mati sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni Surga.”[3]

5. Sholat Dhuha

 Dari Abu Dzar, dari Nabi bersabda: “Setiap persendian seseorang dari kalian wajib ditunaikan sedekahnya setiap hari. Setiap tasbih (سُبْحَانَ اللَّهِ) adalah sedekah. Setiap tahmid (الحَمْدُ لِلَّهِ) adalah sedekah. Setiap tahlil (لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ) adalah sedekah. Setiap takbir (اللَّهُ أَكْبَرُ) adalah sedakah. Amar ma’ruf adalah sedekah. Nahi munkar adalah sedekah. Dua rokaat Dhuha telah mewakili semua itu.”[4]

6. Membersihkan Qolbu dari Apa yang Dimurkai Allah

Dari Abu Huroiroh, Rasulullah bersabda: “Sungguh Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi melihat qolbu (jantung) dan amal kalian.”[5]

7. Makan yang Halal

Dari Abu Huroiroh, Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, sungguh Allah Maha Baik dan hanya menerima yang baik. Sungguh Allah memerintahkan kepada orang beriman seperti yang diperintahkan kepada para Rosul: ‘Wahai para Rosul, makanlah makanan yang baik dan kerjakan amal sholih, sungguh Aku mengetahui apa kalian kerjakan.’ (QS. Al-Mukminun) dan juga berfirman: ‘Wahai orang-orang beriman, makanlah yang baik-baik dari rizqi yang Kami berikan kepada kalian.” Kemudian beliau menyinggung seorang lelaki safar jarak jauh, rambutnya acak-acakan dan berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa: Ya Robbi, ya Robbi,’ sementara makanannya harom, minumannya harom, pakaiannya harom, dan sarapannya harom. Lantas bagaimana akan dikabulkan doanya?”[6]

Dari An-Nu’man bin Basyir, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Yang halal sangat jelas, yang harom sangat jelas, dan di antara keduanya ada perkara yang hukumnya tersamar, banyak manusia tidak mengetahui hukumnya. Siapa yang menjauhi perkara yang samar-samar, maka ia telah menyelamatkan agama (hubungannya dengan Allah) dan kehormatannya (hubungannya dengan manusia). Siapa yang terjatuh kepada perkata samar-samar, ia seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan raja yang suatu saat akan dimasukinya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan. Ketahuilah wilayah larangan Allah di bumi adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, di jasad ada segumpal daging, yang jika baik maka seluruh jasad ikut baik, dan jika rusak maka seluruh badan ikut rusak. Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah qolbu (jantung).”[7]



[1] HR. At-Tirmidzi no. 747 dengan sanad shohih.

[2] HR. Bukhori no. 4837 dan Muslim no. 2820.

[3] HR. Bukhari no. 5831.

[4] HR. Muslim no. 720.

[5] HR. Muslim no. 2564.

[6] HR. Muslim no. 1015.

[7] HR. Bukhori no. 52 dan Muslim no. 1599.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url