Cari Artikel

Mempersiapkan...

‘Adzab Kubur Menurut Abul Hasan Al-Asy'ari

 

Imam Abul Hasan Al-Asy’ari berkata:

* وبعذاب القبر

(Ahli Sunnah) mengimani adanya siksa kubur.

Penjelasan:

Ahli Sunnah mengimani dalil-dalil yang menunjukkan adanya siksa kubur bagi siapa saja dari makhluk-Nya yang Alloh kehendaki dari kalangan orang-orang yang celaka. Hal ini telah ditegaskan dan dibahas secara luas oleh Al-Hafizh Abu Bakr Al-Isma’ili dalam kitabnya I’tiqod A’immah Ahlil Hadits, (hlm. 69), di mana beliau berkata, “Mereka (Ahli Sunnah) mengatakan bahwa ‘adzab kubur itu benar adanya. Alloh akan menyiksa siapa saja yang berhak mendapatkannya jika Dia berkehendak, dan jika Dia berkehendak, Dia akan mengampuninya. Hal ini berdasarkan firman-Nya Ta’ala:

﴿النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

‘Kepada mereka diperlihatkan Naar pada pagi dan petang. Pada hari terjadinya Kiamat: (dikatakan kepada Malaikat), ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras’. (QS. Ghofir: 46)

Ayat ini menetapkan adanya siksaan bagi mereka selama dunia masih ada, yaitu pada waktu pagi dan petang, tidak di waktu antara keduanya, hingga ketika Kiamat tiba, barulah mereka disiksa dengan siksaan yang paling berat tanpa ada keringanan sebagaimana yang terjadi di dunia.

Alloh juga berfirman:

﴿وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

“Siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, ia akan mendapatkan kehidupan yang sempit.” (QS. Thoha)

Maksudnya adalah kehidupan yang sempit sebelum dunia berakhir, karena setelah itu Alloh berfirman:

﴿وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Tho-ha: 124)

Ini menjelaskan bahwa “kehidupan yang sempit” itu terjadi sebelum Hari Kiamat. Apa yang kita saksikan pada orang-orang Yahudi, Nashroni, dan kaum musyrikin yang hidup dalam kemewahan dan kelapangan, kita menjadi tahu bahwa yang dimaksud bukanlah sempitnya rizqi di dunia, karena banyak orang musyrik yang rizqinya lapang. Yang dimaksud dengan kehidupan sempit itu adalah (siksa) setelah kematian dan sebelum hari kebangkitan.

Di antara ayat-ayat lain yang dijadikan dalil oleh Ahli Sunnah untuk menetapkan adanya ‘adzab kubur adalah firman Alloh Ta’ala:

﴿يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

“Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di Akhiroh.” (QS. Ibrohim: 27)

Nabi sendiri menggunakan ayat ini sebagai dalil adanya ‘adzab kubur. Imam Al-Bukhori meriwayatkan dalam Shohihnya dari hadits Al-Baro’ bin ‘Azib Rodhiyallohu ‘Anhu, di dalamnya Nabi bersabda,

«المسلم إذا سئل في القبر يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله فذلك قوله: ﴿يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا »

“Seorang Muslim, jika ditanya di dalam kubur, ia akan bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Alloh dan bahwa Muhammad adalah utusan Alloh. Itulah makna firman-Nya: ‘Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman…’” (HR. Al-Bukhori no. 4699)

Nabi juga bersabda,

«إن أحدكم إذا مات عُرض عليه مقعده بالغداة والعشي، إن كان من أهل الجنة فمن أهل الجنة، وإن كان من أهل النار فمن أهل النار، فيقال: هذا مقعدك حتى يبعثك الله يوم القيامة»

“Sungguh jika salah seorang dari kalian mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya (di Akhiroh kelak) pada waktu pagi dan petang. Jika ia termasuk penghuni Jannah, maka (yang diperlihatkan adalah) tempat dari penghuni Jannah. Jika ia termasuk penghuni Naar, maka (yang diperlihatkan adalah) tempat dari penghuni Naar. Lalu dikatakan kepadanya: ‘Inilah tempatmu (yang ditampakkan) sampai Alloh membangkitkanmu pada Hari Kiamat.’” (HR. Al-Bukhori no. 1379)

Hadits-hadits yang menetapkan adanya ‘adzab kubur sangatlah banyak hingga mencapai derajat mutawatir. Syaikh ‘Abdul Ghoni Al-Maqdisi berkata dalam ‘aqidahnya (hlm. 37), “Hadits ini diriwayatkan dari Nabi oleh 12 orang Shohabat.” (Lihat Al-Majmu’ah Al-’Ilmiyyah As-Sa’udiyyah, hlm. 37)

Namun, mayoritas Ahli Sunnah dalam masalah ini diselisihi oleh Dhiror bin ‘Umar, Bisyir Al-Marisi, dan mayoritas kaum Mu’tazilah generasi akhir (Lihat: Syarah Al-Ushul Al-Khomsah, hlm. 730; Al-Mawaqif, hlm. 382)

Kesimpulan:

Ahli Sunnah mengimani adanya siksa di dalam kubur secara hakiki sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Diskusi:

S1: Apakah di dalam kubur benar-benar ada siksaan atau tidak?

S2: Sebutkan satu dalil yang menetapkan adanya siksa kubur!

S3: Sebutkan beberapa kelompok yang menyelisihi Ahli Sunnah dalam bab ini!


 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url