Cari Artikel

Mempersiapkan...

Al-Qurb (Kedekatan Alloh) Menurut Abul Hasan Al-Asy'ari

 

Imam Abul Hasan Al-Asy’ari berkata:

* وأن الله يقرب من خلقه كيف شاء كما قال: ﴿وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Allah dekat dari makhluk-Nya sebagaimana yang Dia kehendaki, seperti firman-Nya: “Kami lebih dekat darinya daripada urat nadinya.” (QS. Qof)

Bahasa:

(يقرب): berarti mendekat;

(الوريد): bentuk jamaknya adalah auridah, yaitu pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung (vena).

Penjelasan:

Sungguh Alloh Subhanahu berada di atas langit-langit-Nya, di atas ‘Arsy-Nya. Pada saat yang sama, Dia juga dekat dengan hamba-hamba-Nya di akhir malam, sementara Dia tetap berada di atas ‘Arsy-Nya. Ketinggian-Nya Subhanahu di atas langit-langit-Nya adalah suatu keniscayaan bagi Dzat-Nya, Dia tidak pernah kecuali berada di tempat yang Maha Tinggi dan sama sekali tidak ada sesuatu pun di atas-Nya, sebagaimana dikatakan oleh makhluk yang paling mengetahui tentang Alloh (Nabi ):

«وأنت الظاهر فليس فوقك شيء»

“Engkaulah Azh-Zhohir (Yang Maha Tinggi), maka tidak ada sesuatu pun di atas-Mu.” (HR. Muslim)

Dia Subhanahu Maha Dekat dalam ketinggian-Nya, dan Maha Tinggi dalam kedekatan-Nya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Hadits shohih dari Abu Musa Al-Asy’ari Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Kami pernah bersama Rosululloh dalam suatu perjalanan, lalu suara kami meninggi saat bertakbir. Maka beliau bersabda:

«أيها الناس، اربعوا على أنفسكم فإنكم لا تدعون أصمَّ ولا غائبا؛ إن الذي تدعونه سميع قريب أقرب إلى أحدكم من عنق راحلته»

“Wahai manusia, rendahkanlah suara kalian, karena sungguh kalian tidak sedang menyeru Dzat yang tuli dan tidak pula ghoib (tidak hadir). Sungguh Dzat yang kalian seru Maha Mendengar lagi Maha Dekat, bahkan lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada leher hewan tunggangannya.” (HR. Al-Bukhori no. 6384 dan Muslim no. 2704)

Rosululloh dan beliau adalah makhluk yang paling tahu tentang Robbnya—memberitakan bahwa Alloh lebih dekat kepada salah seorang dari mereka daripada leher hewan tunggangannya. Beliau juga memberitakan bahwa Alloh berada di atas langit-langit-Nya, di atas ‘Arsy-Nya, mengawasi makhluk-Nya, melihat perbuatan mereka, dan mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Ini adalah kebenaran yang tidak saling bertentangan. Hal yang dapat memudahkan Anda untuk memahami ini adalah dengan menyadari keagungan Robb dan pengetahuan-Nya yang meliputi seluruh makhluk-Nya. Sadarilah bahwa tujuh lapis langit ini laksana sebutir biji sawi di tangan seorang hamba, dan bahwa Dia Subhanahu menggenggam langit-langit dengan Tangan-Nya dan bumi dengan Tangan-Nya yang lain, lalu mengguncangkannya. Maka, bagaimana mungkin mustahil bagi Dzat yang memiliki sebagian dari keagungan ini untuk berada di atas ‘Arsy-Nya, sekaligus mendekat kepada makhluk-Nya sekehendak-Nya, sementara Dia tetap berada di atas ‘Arsy Subhanahu wa Ta’ala, Maha Suci nama-nama-Nya dan Maha Agung sifat-sifat-Nya? (Lihat: Mukhtashor Ash-Showaa’iq, 2/271)

Ringkasan:

Sungguh Alloh Ta’ala mendekat kepada makhluk-Nya kapan pun dan bagaimana pun Dia kehendaki. Tidak ada pertentangan antara kedekatan ini dengan ketinggian-Nya di atas seluruh makhluk dan keberadaan-Nya di atas ‘Arsy. Dia Subhanahu juga akan datang pada Hari Kiamat untuk memutuskan perkara di antara mereka sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai riwayat.

Diskusi:

S1: Sebutkan sebagian dalil yang menunjukkan penetapan sifat Maji’ (datang) bagi Alloh Ta’ala!

S2: Sebutkan dalil bahwa Alloh Ta’ala mendekat kepada makhluk-Nya kapan pun Dia kehendaki!

S3: Apakah ada pertentangan antara sifat dekat dengan sifat tinggi dan bersemayam di atas ‘Arsy?


 

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url