Hal-Hal yang Diharomkan bagi Orang yang Hendak Buang Hajat
Diharomkan buang air kecil di air yang tergenang. Berdasarkan Hadits Jabir rodhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ: Sungguh beliau melarang buang air kecil di air yang tergenang (yaitu: yang diam dan tidak mengalir).” (HR. Muslim no. 281, dan yang serupa ada pada Al-Bukhori no. 239)
Tidak boleh memegang kemaluan dengan tangan kanan saat buang
air kecil, dan tidak boleh beristinja' dengannya. Berdasarkan sabda Rosululloh ﷺ:
إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلَا
يَأْخُذَنَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَلَا يَسْتَنْجِي بِيَمِينِهِ
“Jika siapa pun di antara kalian buang air kecil, maka
janganlah dia memegang kemaluannya dengan tangan kanannya, dan jangan pula
beristinja' dengan tangan kanannya.” (HR. Al-Bukhori no. 154 dan lafazh ini
milik Al-Bukhori, dan Muslim no. 267)
Diharomkan buang air kecil atau air besar di jalan, atau di
tempat berteduh, atau di taman-taman umum, atau di bawah pohon yang berbuah,
atau di sumber-sumber air. Berdasarkan Hadits Mu'adz rodhiyallahu ‘anhu,
dia berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَ
الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ وَالظِّلِّ
“Jauhilah tiga perbuatan yang menyebabkan laknat: buang air
besar di sumber-sumber air, di tengah jalan, dan di tempat berteduh.” (HR.
Abu Dawud no. 26, dan Ibnu Majah no. 328. Sanadnya hasan, lihat Irwa'ul Gholil
1/100)
Dan Hadits Abi Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
اتَّقُوا اللَّاعِنَيْنِ
“Jauhilah dua perbuatan yang menyebabkan laknat.” Mereka
berkata: “Apa itu dua perbuatan yang menyebabkan laknat, wahai Rosululloh?” Beliau
bersabda:
الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيقِ
النَّاسِ أَوْ فِي ظِلِّهِمْ
“Buang
hajat di jalan yang dilalui orang atau di tempat berteduh mereka.” (HR.
Muslim no. 269)
Sebagaimana diharomkan membaca Al-Qur'an, dan diharomkan
beristijmar (bersuci dengan batu) dengan kotoran, atau tulang, atau makanan
yang dimuliakan. Berdasarkan Hadits Jabir rodhiyallahu ‘anhu: “Nabi ﷺ melarang beristimtar
dengan tulang atau dengan kotoran.” (HR. Muslim no. 263)
Diharomkan buang hajat di antara kuburan kaum Muslimin. Nabi
ﷺ bersabda:
لَا أُبَالِي أَوَسْطَ الْقُبُورِ
قَضَيْتُ حَاجَتِي أَوْ وَسْطَ السُّوقِ
“Aku tidak peduli apakah aku buang hajat di tengah-tengah
kuburan atau di tengah-tengah pasar?” (HR. Ibnu Majah no. 1567 dan
dishohihkan oleh Al-Albani dalam Irwa'ul Gholil 1/102)