Cari Artikel

Mempersiapkan...

Karya-Karya Ilmiah Ibnul Mundzir (319 H)

Ibnu Al-Mundzir meninggalkan karangan-karangan berikut:

1- Tafsir Al-Qur’an Al-Karim

Tampak bagi kami bahwa Tafsir Ibnu Al-Mundzir adalah termasuk tafsir yang paling agung; Ad-Dawudi memasukkannya dalam Thobaqot Al-Mufassirin, dan menjelaskan bahwa belum pernah dikarang yang semisalnya.

Ibnu Al-Mundzir sendiri telah mengisyaratkan tafsirnya dalam kitabnya Al-Ausath, pada Kitab At-Tayammum ketika berdalil dengan firman Alloh Ta’ala:

﴿وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ

“Dan jangan (pula berdiam di Masjid ketika) kalian junub kecuali sekadar berlalu saja.(QS. An-Nisa’: 43)

Tampak bagi kami bahwa ia menafsirkan Al-Qur’an dengan Hadits yang shohih menurutnya, dan ia menukil bagi kita apa yang ditetapkan dari ucapan para Shohabat dan Tabi’in mengenainya, dan ia mengemukakan pendapatnya tentang sebagian ayat yang memungkinkan adanya ijtihad; karena ia adalah seorang mujtahid yang tidak bertaqlid kepada siapa pun.

Imam As-Suyuthi telah menemukan Tafsir Ibnu Al-Mundzir, dan ia banyak bersandar kepadanya dalam tafsirnya Tarjuman Al-Qur’an dan Ad-Durr Al-Mantsur fit Tafsir bil Ma’tsur, dan terdapat manuskrip yang sangat kuno dari Tafsir Ibnu Al-Mundzir untuk Al-Qur’an Al-Karim di “Goethe” Jerman dengan nomor 521, yang memuat tafsir surat Al-Baqoroh yang terdiri dari 198 lembar, sebagaimana telah sampai kepada kita nash-nash yang diambil darinya di catatan kaki Tafsir Ibnu Abi Hatim (Aya Sofia nomor 17 dalam 205 lembar, dan disalin pada tahun 784 H).

2- As-Sunan Al-Mabsuth

Ibnu Al-Mundzir mengisyaratkan kitab ini dalam kitabnya Al-Ausath lebih dari sekali, yang menunjukkan bahwa kitab ini lebih dahulu darinya.

Tampak bagi kami bahwa kitab As-Sunan Al-Mabsuth adalah kitab Fiqh Ibnu Al-Mundzir yang paling besar. Adz-Dzahabi menamainya Al-Mabsuth fil Fiqh, dan berkata: Belum dikarang yang semisalnya, sungguh perkara ini samar bagi Isma’il Al-Baghdadi, lalu ia menyebutkan dua kitab Ibnu Al-Mundzir: Kitab As-Sunan dan Kitab Al-Mabsuth fil Fiqh, padahal hakikatnya keduanya adalah satu kitab, yaitu: As-Sunan Al-Mabsuth.

Tampak bagi kami bahwa kitab ini hilang, kitab-kitab daftar manuskrip yang ada di tangan kami tidak mengungkap adanya salinan darinya.

3- As-Sunan wal Ijma’ wal Ikhtilaf

Ia adalah asal dari Al-Ausath dan ia diringkas darinya (As-Sunan). Ibnu Al-Mundzir telah banyak mengisyaratkan hal itu dalam kitabnya Al-Ausath.

As-Subki menemukannya, dan bersandar kepadanya, ia berkata tentangnya: Sungguh ia adalah kitab yang luas dan lengkap.

4- Al-Ausath min As-Sunan wal Ijma’ wal Ikhtilaf

Ia adalah ringkasan dari kitab As-Sunan wal Ijma’ wal Ikhtilaf sebagaimana diisyaratkan oleh Ibnu Al-Mundzir sendiri dalam kitab Al-Isyrof. Hajji Kholifah mendeskripsikannya: Ia adalah kitab yang besar ukurannya, sekitar 15 jilid yang sulit ditemukan, dan kitab ini menyajikan madz-hab para ulama dengan dalil-dalil mereka, dan menguatkan di antara mereka sesuai dengan dalil.

Terdapat bagian-bagian darinya di Turki, di perpustakaan Aya Sofia, Juz pertama terdiri dari 309 lembar, dan dengan tulisan tangan dari Abad ke-9 di bawah [nomor] 1034, kami menemukan salinan lain untuk jilid pertama atas nama Al-Mahmudiyyah, dan terdiri dari 80 halaman dengan nomor 1034 Aya Sofia, dan sisanya adalah foto kopi yang berjudul Ikhtilaf Al-‘Ulama’. Telah jelas bagi kami bahwa manuskrip Ikhtilaf Al-‘Ulama’ karya Ibnu Al-Mundzir di Darul Kutub Al-Mishriyyah “dengan nomor 37 Hadits” adalah juz pertama dari kitab Al-Ausath.

Az-Zarkali keliru karena menganggapnya sebagai kitab lain selain Al-Ausath, dan jilid keempat dari Al-Ausath di perpustakaan Ahmad Ats-Tsalits di Turki nomor 1110, terdiri dari 309 lembar dengan tulisan tangan pada tahun 864 H, dan terdapat di perpustakaan Al-Mahmudiyyah di Madinah Al-Munawwaroh salinan yang membawa judul yang sama dengan nomor “250 Hadits”, dan tanggal penyalinannya 787 H, dan jelas bagi kami dari mempelajarinya bahwa ia adalah juz terakhir dari Al-Ausath yang dimulai dengan hukum-hukum para pencuri, dan berakhir dengan akhir Kitab Al-Murtad.

Terdapat salinan darinya dalam 12 jilid dengan tulisan tangan Ibnu Katsir di Perpustakaan Umum di Jerman.

5- Al-Isyrof

Ia memuat penjelasan madz-hab para Imam dan ulama sebelumnya, dan dianggap sebagai salah satu kitab yang paling agung dalam perbedaan pendapat Fiqh, yang dijadikan sandaran oleh yang setuju dengannya maupun yang menentangnya.

Ibnu ‘Athiyyah menyebutkan dalam daftar kitab-kitab yang ia pelajari dengan judul “Al-Isyrof ‘ala Madz-hab Ahlil ‘Ilmi fil Ijtima’ wal Ikhtilaf.”

Dahulu terdapat salinan manuskrip di tangan As-Suyuthi di Perpustakaan Umum di Jerman, sebelum dihancurkan oleh perang.

Juz kedua dari kitab ini terdapat di perpustakaan Saray Ahmad Ats-Tsalits, dan jumlah lembarnya sekitar 349 lembar dengan tulisan tangan yang kembali ke Abad ke-7 H, dan dimulai dari Kitab An-Nikah sampai akhir kitab.

Juga terdapat salinan di Perpustakaan Al-Yusufiyyah di Maroko dengan nomor 514.

6- Al-Iqna’

Pemilik Kasyf Azh-Zhunun berkata tentangnya: Ia adalah hukum-hukum dalam masalah furu’ (cabang) yang terlepas dari dalil, dan kami telah mendapatkan salinan Perpustakaan Al-Qorowiyyin dengan nomor 1167, dan jumlah halamannya 114 lembar, dan tanggalnya 625 H.

Telah jelas bagi kami dari mempelajarinya bahwa ucapan Hajji Kholifah perlu ditinjau; kitab ini adalah ringkasan yang teliti dalam Fiqh, didukung dengan dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah, dan ijma’ ahli ilmu dari siapa yang dihafal oleh Ibnu Al-Mundzir, dan tampak bagi kami bahwa Al-Iqna’ adalah ringkasan dari Al-Isyrof. Ibnu Al-Mundzir mengisyaratkan bahwa Al-Iqna’ adalah ringkasan dari kitabnya yang lain, yang tidak ia tentukan.

7- Itsbat Al-Qiyas

Kitab ini hanya disebutkan oleh Ibnu An-Nadim.

Tampak bagi kami bahwa kitab ini membahas tentang ijtihad, syarat-syaratnya, rukun-rukunnya, dan jenis-jenisnya, dengan fokus pada qiyas-qiyas Rosululloh dan para Shohabat.

8- Tasyriif Al-Ghoni ‘ala Al-Faqir

Ibnu Hajar Al-Asqolani mengisyaratkan kepada kitab ini, dan berkata: Abu Sa’id bin Al-Arobi membantahnya dengan kitab “Tasyriif Al-Faqir ‘ala Al-Ghoni.”

Kami belum menemukan salinan darinya.

9- Jami’ Al-Adzkar

Hajji Kholifah menyandarkannya kepada Ibnu Al-Mundzir, dan Al-Baghdadi mengikutinya. Imam Al-Ghozali bersandar kepadanya dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulum Ad-Diin, dan berkata: Ia berisi do’a-do’a ma’tsur dari Nabi , dan dari para Shohabat rodhiyallahu ‘anhum yang sanad-sanadnya dibuang. Thosh Kubro Zadah menyinggungnya dalam Miftah As-Sa’adah, dan dahulu terdapat salinan darinya di Jerman.

10. Ziyadat ‘ala Mukhtashor Al-Muzani

Doktor Fu’ad Sazkin menisbatkan ini kepada Ibnu Al-Mundzir.

Telah jelas bagi kami bahwa kitab “Ziyadat ‘ala Mukhtashor Al-Muzani” adalah milik Ibnu Ziyad, dan nama lengkapnya: ‘Abdullah bin Muhammad bin Ziyad bin Maimun, kunyahnya Abu Bakr An-Naisaburi, dan ia wafat pada tahun 324 H, dan mungkin kesamaan dalam kunyah di antara keduanya adalah yang menyamarkan masalah ini bagi Sazkin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url