Cari Artikel

Mempersiapkan...

Penggugur Pahala Amal Kebaikan

Allah tidak menerima ibadah hamba kecuali harus terpenuhi dua syarat: ikhlas dan ittiba. Dikatakan ikhlas jika ditujukan hanya untuk Allah, dan dikatakan ittiba jika ibadahnya dikerjakan sesuai petunjuk Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam. Untuk mencapai dua syarat ibadah ini, tentu sangat sulit. Jika seorang hamba mampu mewujudkannya –dan ini sangat sulit– ia wajib menjaganya agar tidak hangus. Sungguh menderita orang yang susah payah beramal dengan sungguh-sungguh dengan memenuhi syarat dan rukun ibadahnya serta ikhlas dan ittiba, tetapi kemudian amalnya hangus dan dijadikan debu yang beterbangan sehingga tidak bisa ditimbang di Mizan. Allah berfirman:

“Dan Kami hadapikan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (QS. Al-Furqōn [25]: 23)

“Katakanlah: ‘Maukah kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia (gugur) amal kebaikannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah beramal sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi [18]: 103-104)

Penggugur amal adalah sesuatu yang jika dilakukan akan menjadikan pahala dari amal sholihnya terhapus, baik secara menyeluruh atau tertentu.

Faktor penggugur ada dua tinjauan:

1. Faktor dalam; yaitu tidak terpenuhinya syarat dan rukun suatu ibadah. Misalkan sholat tanpa wudhu maka sholatnya batal dengan sendirinya. Gerakannya dari takbir hingga salam tidak dianggap, karena tidak terpenuhinya wudhu yang merupakan syarat sholat. Syarat dan rukun ibadah ini banyak dibahas di kitab-kitab fiqih.

2. Faktor luar; yaitu apa yang tidak berkaitan langsung dengan ibadah. Misalkan memakai parfum ke masjid bagi wanita, maka hal ini membatalkan pahala sholatnya hingga ia mandi dan hilang aromanya. Pahala sholat ini terhapus meskipun si wanita tersebut sudah memenuhi syarat dan rukun sholat. Inilah yang dimaksud dengan penggugur faktor luar, dan inilah yang dibahas dalam artikel ini, karena banyak kalangan yang tidak mengetahuinya sehingga perlu dikaji lebih mendalam.

Penggugur amal ada dua macam, yaitu penggugur kulli dan penggugur juz’i. Penggugur kulli adalah sesuatu yang jika dilakukan maka ia menghapus semua amal sholih yang pernah dikerjakannya selama hidupnya, dari A-Z. Misalkan murtad; ia menghapus seluruh amal yang pernah dikerjakannya selama menjadi Muslim: baik sholatnya, puasanya, zakatnya, sedekahnya, haji dan umrohnya, dan amalan kebaikan lainnya.

Adapun penggugur juz’i, adalah amalan yang jika dikerjakan maka menghapus amal tertentu, tidak berdampak pada amal-amal sholih lainnya yang pernah dikerjakannya. Misalkan melakukan mann (menyebut-menyebut pemberian), maka ia menghapus sedekah yang disisipi mann saja, adapun sedekah lainnya maka tidak terkena dampaknya.

Dari sini kita tahu, akan penting dan daruratnya mengetahui dengan baik bab ini, dengan harapan semoga kita dijaga Allah darinya dan tidak menjadikan kita termasuk penghuni kekal di Neraka selama-lamanya.

Penggugur Seluruh Amal

Di antara penggugur kulli (seluruh amal) yang paling besar ada 4, yaitu kufur, syirik, riddah, dan nifaq. Semua orang yang di sisi Allah termasuk orang kafir, musyrik, murtad, dan munafik adalah hangus semua amal kebaikannya dan di Akhirat kekal di Neraka selama-lamanya, kecuali jika bertaubat.

Penggugur Sebagian Amal

Penggugur juz’i yaitu perbuatan yang membatalkan pahala amal, tetapi tidak sampai keluar dari Islam.

Yang termasuk penggugur juz’i adalah:

  1. Meninggalkan Sholat Fardhu
  2. Meninggalkan Sholat Ashar
  3. Mencela Sahabat
  4. Memvonis Ahli Maksiat
  5. Durhaka
  6. Membunuh
  7. Menghalangi Qishos
  8. Nusuz
  9. Menzhalimi
  10. Pemutus Tali Rahim
  11. Bid’ah
  12. Melindungi Ahli Bid’ah
  13. Domisili di Negeri Kafir
  14. Memberontak Penguasa
  15. Maksiat Tersembunyi
  16. Riya dan Sum’ah
  17. Bertengkar Sesama Muslim
  18. Menakuti Penduduk Madinah
  19. Khianat Kepada Mujahid
  20. Mann dan Adzaa
  21. Ghulul
  22. Candu Khomr
  23. Menisbatkan Diri kepada yang Bukan Haknya
  24. Zurr
  25. Budak yang Kabur
  26. Imam yang Dibenci Makmum
  27. Berparfum ke Masjid
  28. Memelihara Anjing

Dalil-dalil untuk setiap poin ini bisa dibaca di buku Penggugur Amal: Seluruh dan Sebagian karya Nor Kandir yang bisa didownload pdf-nya di www.terjemahmatan.com .

Setiap Muslim wajib mawas diri dan tidak bangga diri atas prestasi ibadahnya. Ujub bisa menggugurkan pahala, dan ujub bukan perangai hamba Allah yang sholih. Hamba-hamba pilihan Allah adalah yang senantiasa berada di atara takut dan berharap. Saat melihat amalnya yang tidak maksimal (taqshir) dalam menunaikan hak Allah maka ia takut Allah tidak menerimanya. Saat ia melihat luasnya rahmat Allah dan janji-janji ampunan dan rohmat-Nya maka ia berbaik sangka dan mengharap itu semua. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Rob mereka, dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rob mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rob mereka (sesuatu apa pun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rob mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al-Mukminun [23]: 57-61)

Dari Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata: aku bertanya kepada Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang ayat ini, “Apakah mereka orang-orang yang minum khomr dan mencuri?” Beliau menjawab:

“Bukan wahai putri Ash-Shiddiq. Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang puasa, sholat, dan bersedekah dalam keadaan takut tidak diterima. Mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan.” (Shohih: HR. At-Tirmidzi no. 3175)

Hati mereka lebih dominaan dipenuhi rasa takut saat membaca firman Allah:

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah [5]: 27)

Abdullah bin Ubaidillah bin Abi Mulaikah Rohimahullah, seorang yang terpercaya dan faqih, berkata:

“Aku menjumpai 30 Sahabat Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam, semuanya mengkhawatirkan nifak atas diri mereka. Tak ada seorang pun dari mereka yang menyatakan imannya seperti iman Jibril dan Mikail.” (HR. Al-Bukhori, 1/18)

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rohimahullah berkata dalam Fathul Bari (1/110-111), “Para Sahabat yang pernah dijumpai oleh Ibnu Abi Mulaikah, yang terutama adalah Aisyah, saudarinya Asma, Ummu Salamah, Abu Huroiroh, Uqbah bin Al-Harits, Al-Musawwar bin Mahromah. Mereka itu orang yang diambil haditsnya olehnya. Dia juga bertemu dengan sekelompok Sahabat lainnya seperti Ali bin Abi Thalib, Saad bin Abi Waqqosh. Mereka semuanya takut nifaq amal. Tidak dinukil mereka berbeda dalam hal itu, seolah-olah ijma. Hal itu dikarenakan terkadang seorang Mukmin diuji dalam amalnya apa yang bisa merusaknya dari apa-apa yang menyelisihi ikhlas. Kekhawatiran mereka (para Sahabat) tidak berarti terjatuh kepada sifat nifaq tersebut, tetapi ungkapan itu hanyalah ekspresi besarnya wara dan taqwa mereka. Semoga Allah meridhai mereka.”

Semoga Allah menerima ibadah kita, menjaganya untuk kita, dan mengampuni dosa-dosa kita.[]

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url