Sunnah-Sunnah Wudhu

Ada perbuatan-perbuatan yang dianjurkan dilakukan saat berwudhu dan akan diberi pahala bagi siapa yang melakukannya. Dan tidak mengapa bagi siapa yang meninggalkannya. Perbuatan-perbuatan ini disebut sunnah-sunnah wudhu, yaitu:

1. Membaca Basmalah di awalnya. Berdasarkan sabda Rosululloh :

لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ

“Tidak ada wudhu bagi siapa yang tidak menyebut nama Alloh atasnya.” (HR. Ahmad 2/418, Abu Dawud no. 101, Al-Hakim 1/147)[1]

2. Siwak. Berdasarkan sabda Rosululloh :

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ

“Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak di setiap wudhu.” (HR. Al-Bukhori secara mu'allaq)[2]

3. Mencuci kedua telapak tangan tiga kali di awal wudhu. Karena beliau melakukannya, yaitu mencuci kedua telapak tangan beliau tiga kali sebagaimana yang terdapat dalam sifat wudhu beliau.

4. Mubalaghoh (bersungguh-sungguh) dalam berkumur dan istinsyaq bagi selain orang yang berpuasa. dalam sifat wudhu beliau disebutkan: Beliau berkumur dan istinsyaq. Dan sabda Rosululloh :

وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا

“Dan bersungguh-sungguhlah dalam istinsyaq kecuali jika kamu berpuasa.” (HR. Abu Dawud no. 142, dan An-Nasa'i 1/66 no. 87, dan dishohihkan oleh Al-Albani dalam Shohih An-Nasa'i no. 85)

5. Dalk (menggosok), dan menyela-nyela jenggot yang tebal dengan air hingga air masuk ke dalamnya. Karena beliau melakukannya. beliau menggosok kedua lengannya.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shohihnya 3/363 no. 1082, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro 1/196, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrok 1/243 dan dishohihkannya, Ibnu Khuzaimah dalam Shohihnya 1/62, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya 4/39).

Demikian pula beliau memasukkan air di bawah dagu beliau dan menyela-nyela jenggot beliau dengannya.” (HR. Abu Dawud no. 145, dan dishohihkan oleh Al-Albani (Irwa'ul Gholil no. 92))

6. Mendahulukan yang kanan atas yang kiri pada kedua tangan dan kedua kaki. Karena beliau menyukai tayamun (mendahulukan kanan) dalam memakai sandal, menyisir rambut, bersuci, dan semua urusan beliau.” (Muttafaq Alaih: HR. Al-Bukhori no. 168, dan Muslim no. 226)

7. Mengulang cuci anggota pada wajah, kedua tangan, dan kedua kaki. Sungguh, yang wajib adalah sekali, dan dianjurkan tiga kali. Karena telah ada riwayat dari beliau : beliau berwudhu sekali-sekali, dua kali-dua kali, dan tiga kali-tiga kali.” (Muttafaq Alaih: HR. Al-Bukhori no. 157, 158, 159 dan Muslim no. 226, dan di sisi Muslim hanya disebutkan tiga kali)

8. Dzikir yang dibaca setelah wudhu. Berdasarkan sabda Rosululloh :

مَا مِنْكُمْ أَحَدٌ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

“Tidak ada seorang pun di antara kalian yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian membaca: Aku bersaksi tiada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi selain Alloh semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya, melainkan dibukakan baginya delapan pintu Jannah, dia dapat masuk dari pintu mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 234)[3]



[1] Juga lainnya dari Hadits Abi Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu, dan dihasankan oleh Ibnu Ash-Sholah, Ibnu Katsir, Al-'Iroqi, dikuatkan oleh Al-Mundziri dan Ibnu Hajar, dan Al-Albani berkata: hasan. (Irwa'ul Gholil 1/122)

[2] Dengan shighoh jazm: Kitab Ash-Shiyam, B Siwak Ar-Rothb wal Yabis lish Sho-im. Dan disambungkan oleh An-Nasa'i (Lihat: Fathul Bari 4/159)

[3] Juga At-Tirmidzi menambahkan: "Allohummaj'alni minat Tawwabin waj'alni minal Mutathohhirin" (Ya Alloh , jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci) no. 55, dan dishohihkan dengan tambahan ini oleh Al-Albani (Irwa'ul Gholil no. 96).

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url